Sebuah Penawaran

20.5K 1K 4
                                        

Setelah perkuliahan berakhir Isna masuk kemobilku. Kemudian kupacu mobilku menuju daerah Kuta. Sejak ia masuk ke mobilku tadi, tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mungilnya. Sepertinya ia frustasi. Aku harus bisa menenangkannya. Hari ini aku ingin melihat iya tersenyum, senyum yang selalu menjadi penyemangatku.
"Kita mau kemana? Jangan jauh-jauh yaa. Mama papa pasti mengawasi kita." Ah benar... Dengan kekuasaannya ia pasti mampu mengetahui segala informasi tentang aku dan Isna. Tapi tak apalah. Aku akan menunjukkan bahwa aku pantas untuk Isna.

Aku menghentikan mobilku di Beachwalk. Isna bertanya-tanya apa tujuanku mengajaknya kesini. "Kamu boleh pergi sampai jam berapa sweetie? Ini baru umm... Jam dua."
"Logikanya sih kalo kuliah pagi paling lambat pulang jam enam hon."
"Baiklahh.. kita punya waktu empat jam. Turunlah. Nikmati waktumu disini. Belilah apa yang ingin kamu beli."

Isna masih menatapku bingung. "Kita kan mau bicara, kok malah belanja?" Wajah bingungnya yang innocent membuatku semakin gemas. Kukecup lembut bibirnya. Tanganku membelai lembut pahanya. Awalnya ia kaget dan menegang. Kemudian melemas dan mulai menikmati permainanku. Ia melumat bibirku. Tangannya kirinya melingkar dileherku, tangan kanannya meremas bahuku. Aku semakin gemas dengan perlakuannya. Kuremas pantatnya dan ciumanku semakin ganas. Ia melenguh sambil menjambak rambutku. Kemudian kususuri leher dan telinganya. Jambakan dirambutku semakin kuat. Desahannya membuatku semakin menegang. Ciumanku semakin liar. Kubuat banyak kissmark di lehernya. Iapun tak mau kalah. Ditariknya kerah kemejaku dan mencium kasar leherku. Whoaa baru kutahu ia bisa seliar itu. Good job sweetie. Aku menikmati kecupan demi kecupan, jilatan, dan gigitan dari bibir sexynya.
Tok..tok..tok.. Seorang petugas parkir mengetok jendela mobilku. Aku membuka jendela. Dari sudut mataku kulihat wajah Isna memerah. "Maaf pak, parkir ini sudah dipesan. Bapak boleh parkir disebelah timur." Arrgh . bikin kaget aja orang itu! Aku menghidupkan kembali mobilku dan parkir agak jauh dari pintu masuk. Aneh-aneh saja. sampai parkir bisa dipesan!

"Kamu belum jawab pertanyaanku honey." Aku mencubit pipinya. "Kalau kamu murung dan frustasi begitu mana bisa kita bicara. Perbaiki dulu mood kamu baru kita bicara sweetie. Ayo turun." Ia memperbaiki riasannya kemudian turun dari mobil mengikutiku.

Isna's POV

Hmm,, pengertian banget deh pacarku yang satu ini.. Belanja selalu membuat moodku mebaik. Rico bilang aku boleh belanja sepuasnya . asiiik!
Pertama ak haus, jadi aku membeli mango smoothie di chattime. Perjalanan kemudian kulanjutkan ke Zara outlet. Mataku langsung kalap melihat jejeran pakaian yang bertuliskan New Arrival. Aku mencoba sebuah sack dress berwarna hitam polos dengan belahan v besar dipunggung. "hm..menarik" gumamku.
Rico mengangguk saat kutunjukkan dress ini padanya. Kemudian ia menyuruhku mencoba sebuah heels hitam dengan tali silang hingga pergelangan kaki. "Ini sepertinya matching. Bagaimana menurutmu?" Tanyaku. "Perfect. You look so pretty sayang. Baik kita pilih yang ini. Ada yang kamu mau beli lagi sweetie?" Awalnya aku ingin membeli sebuah sling bag. tapi aku merasa tak cocok dengan detail pita besar dipinggirnya. Rico bilang lebih baik melihat ditempat lain lagi agar lebih banyak pilihan. Jadi kuputuskan hanya membeli sack dress dan heels yang kucoba tadi. Tak lupa kubeli Zara Women Floral EDT karena kebetulan parfumku habis.

Kulanjutkan menyusuri mango outlet. disana aku membeli sedua buah short pants dan tiga Tshirt yang langsung kupakai agar tak terlihat salah kostum karna aku masih memakai pakaian kuliah. Next aku mengantar Rico ke outlet Tommy Hilfiger untuk membeli pakaian ganti.
Kemudian saat aku berada di depan outlet jam tangan, Rico menyuruhku menunggu disana karena ia harus ke toilet. Sambil menunggu aku masuk ke outlet tersebut. Aku menemukan sebuah jam tangan yang menarik hatiku, Rolex Celini Times. Dengan leather strap dan white gold plated jam tangan ini tampak mewah dan elegant. Aku dengan cepat mengambil dan membayarnya, kemudian melangkah keluar toko.
Setelah Rico kembali, aku menuju Victoria Secrets outlet. Aku sangat suka aroma manis dari toiletry milik Victoria Secret. Aku membeli tiga jenis toiletry set dengan aroma yang berbeda.
Rico menarik tanganku dan menunjukkan sebuah sexy lingerie. "I wanna see you wear this." Ia menyeringai nakal sembari memeluk pinggangku. "That's impossible honey! Jangan menghayal. haha" Aku mencubit pinggangnya dan berjalan menuju kasir. "Ooh please sweetie, jangan menolak." Aku tertawa melihat kelakuan kekasihku. "Ok, i'll wear this. But after we get married" Aku tersenyum nakal. "Oke we married tomorrow. Buy this lingerie.. and this g-string too" Ia menunjuk sebuah g-string berenda berwarna hitam. "I can't wait sweety" Ia membisiki telingaku. Seketika pipiku memerah mendengar ia menggodaku

Aku sudah mulai lelah. Setelah belanja di victoria secret ada enam toko lagi yang sudah kukunjungi. Kini aku berada di fish n co. Aku lapar, kakiku juga sakit. Rico sedang membeli sandal jepit untukku. Kakiku pegal karna naik turun mall masih menggunakan wedges. Aku lupa. Tak berfikiran sama sekali untuk membeli alas kaki yang nyaman saat berjalan jauh begini.Kulihat kembali kantong-kantong belanjaanku. Aku juga membeli Guess handbag dan totte bag, Bershka mini dress, dan sling bag, make up pallete dari Make Up Forever, dan beberapa body care dari Body Shop.
"Kau tahu caranya menghabiskan uang sweetie." Rico mengagetkanku dari belakang. "Pakai ini." Rico berjongkok membuka wedgesku dan memberiku sandal jepit bermerek Havaianas berwarna hijau pastel. "That's cute honey" aku menyukai sandalku.
Kini Rico duduk disebelahku dan menggenggam tanganku. "Bagaimana kalau aku menikahimu secepatnya sweetie?" Ia mengecup jemariku. "Kamu gila sayang? Bahkan aku belum menjadi seorang sarjana." Aku tak menyangka ia melamarku seperti ini. "Aku pingin kamu jadi milikku seutuhnya. Dan aku ingin nunjukkin sama orang tua kamu kalo aku ga main-main sama kamu."
Aku termenung. Ya aku mau menikah denganmu, tapi tidak sekarang. Aku belum pernah berfikiran sampai kesana. "Kok bengong sweetie? gimana, kamu mau ga?

"Eh, ee yaa nanti aja deh habis skripsi." Ya masuk akal juga alasanku. Nanti lah aku pikirkan lagi. Aku masih menikmati masa mudaku yang baru menginjak kepala dua. Ya aku bahagia jadi pacarnya, tapi untuk jadi istrinya sekarang aku belum siap.
"Skripsi kan bisa dikerjain setelah nikah honey... Lagian ga ada pengaruhnya kali sama nikah. Aku ga masalah kok kamu lanjutin kuliah kamu. Mau lanjut magister lagi juga ga apa-apa. Aku masih mampu kok biayain. Aku cuma pingin menjadikan kamu sah milikku aja. Daripada aku bawa pergi anak orang kemana-mana tanpa ada ikatan dan restu orang tua kan ga enak juga. Ya ga sayang? Apalagi kalo udah nyiumin bibir kamu yang lembut gini terus-terusan mana tahan coba?" Pipiku memerah, ia menggodaku lagi. I love the way you love me honey! Aku janji akan memikirkan pernikahan kita. Benar juga apa yang kamu katakan barusan.
"Ayo makan hon.. Jangan bawel terus deh." Aku mengalihkan pembicaraannya.

I Love You Oom !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang