Yah, disini, diruang ini, aku berkutat dengan deretan angka dan tabel. Ternyata menjadi dosen itu susah juga. Ditambah tanggung jawab menjadi ketua jurusan, pasti melelahkan. Untung saja cita-citaku bukan menjadi seorang dosen. Selain berbicara didepan kelas sampai berbusa, ditambah mahasiwa yang bikin pusing kepala, apalagi harus menyiapkan topik mengajar dan merekap nilai pasti kepalaku sudah botak duluan.
Aku menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal. Menginput data dan menjumlahkannya tidaklah gampang. Walaupun sebenarnya simple, tapi data yang diinput dan dihitung itu jumlahnya ratusan. Aku jadi stress sendiri. Yeah tapi aku jadi tahu, nilai auditku A, akuntansi keuangan lanjutanku mendapat nilai B+, dan statistik lanjutanku juga A. "Yeahh, not bad!" Aku menggumam sendiri.
"Sudah selesai?" Suara itu mengejutkanku.
Pak Rico berdiri dibelakang kursiku. Ia merunduk dan mengulurkan tangannya memegang mouse seraya mengecek pekerjaanku. Aroma elegant khas kenzo pour homme menusuk indra penciumanku. Ada perasaan aneh saat ia berada didekatku. Pantulan wajahku yang memerah terlihat di layar komputer didepanku. "Hmm.. Tinggal 3 orang lagi ya? Yasudah selesaikan itu dulu, setelah itu kita makan." Aku mengangguk dan melanjutkan pekerjaanku."Huaaa.... akhirnya selesai juga!" Aku meregangkan otot tubuhku. Kulirik jam tanganku yang kini menunjukkan pukul lima sore. Pantas saja aku mulai kelaparan. Tadi pagi aku bangun kesiangan sehingga tidak sempat menghabiskan sarapan yang disediakan bibi dirumah.
Kusimpan data tersebut di flashdisk yang diberikan Pak Rico tadi, kemudian mematikan komputernya."Sudah selesai pak. Ini flashdisknya." Aku menghampiri Pak Rico yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Sudah ya? Duduk sebentar disini. Tunggu sebentar lagi saya selesai." Kali ini ia menunjuk kursi yang berada didepan meja kerjanya.
Kali ini aku bebas menatap wajahnya yang tengah sibuk mengetik. Usianya masih terbilang muda dibanding dengan dosen-dosen yang lain. Mungkin sekitar tiga puluhan. Yah mungkin ia sepuluh-lima belas tahun lebih tua dariku. Wajah orientalnya cukup menarik, walaupun sudah terlihat sedikit kerutan disekitar matanya. Ia selalu tampil up to date dan menarik. Rambutnya dicukur spiky membuatnya terlihat lebih muda. Dadanya yang bidang dan lenganya yang sedikit kekar terlihat sexy bagiku.
Yeah, kuakui aku memang menyukai lelaki gang berusia sebaya dengan Pak Rico. Sudah empat kali aku memacari lelaki seusianya. Walaupun ujung-ujungnya berakhir karna mereka mengaku telah berkeluarga.
Ngomomg-ngomong baru kali ini aku memperhatikan Pak Rico sedekat ini dan ternyata ia sangat tampan!Setelah setengah jam akhirnya Pak Rico menyelesaikan pekerjaannya. Aku hampir tertidur saking bosannya menunggu ditambah guyuran AC yang membuat suasana semakin nyaman untuk tidur.
"Sudah sore. Kamu mau langsung pulang? Oh ya,ini buat kamu." Pak Rico memberikanku sebatang coklat.
"Iya pak. Saya mau langsung pulang. Sudah lapar. Hehehe." Yeah, aku memang laparsekali dan ingin cepat-cepat pulang."Baiklah, kamu bawa mobil khan? Ayo saya antar ke parkiran. Kebetulan juga hari ini saya parkir di parkiran mahasiswa." Aku mengangguk. Kemudian kami berjalan bersama menuju parkiran.
Sesampai diparkiran aku merogoh tasku mencari kunci mobil. Kuacak-acak isi tasku namun aku tidak menemukannya. "Ada apa na?" Pak Rico kaget saat aku menuangkan seluruh isi tasku yang ternyata lebih banyak alat make up ketimbang buku. "Kunciku ilang pak." Ia tersenyum sambil geleng-geleng kepala. "Masukkan dulu isi tasmu itu. Kayak salon berjalan aja. Itu pembalut juga masukin dulu. Sudah ga ada disana, mungkin dimobil." Yaampun! Aku lupa kalau yang disebelahku ini dosenku,dan dia melihat barang-barang yang seharusnya tak ia lihat. Malu sekali rasanya.
Aku berjalan lagi ketempat aku memarkir mobilku tadi pagi. Namun ternyata yang parkir disana bukan mobilku. Aku kaget setengah mati. "Mobilku ilang!" Aku panik setengah mati dan hampir menangis. "Tadi mobilnya aku parkir disini pak, terus aku langsung lari naik ke kelas."
Aku memijat pelipisku dan mengingat kejadian tadi pagi.
Kemudian pak satpam menghampiriku. "Ada apa neng?" Pak satpam ikut bingung melihat tingkahku."Mobilku ilang pak!"
"Hah ilang?? Mbak Isna lupa ya?" Ekspresi pak satpam berubah menahan tawa.
"Lupa apaan? Tadi pagi saya parkir disini, terus saya tinggal naik!" Air mataku sudah menetes.
"Yaelah mbak, tadi khan mba Isna sendiri yang nitip kunci sama saya suruh kasi tukang bengkel yang namanya Mas Adji. Ya saya kasi. Tadi siang udah diangkut mobilnya." Pak satpam dan Pak Rico tak kuasa menahan tawanya.
Mati gue! Kenapa bisa lupa kalo mobil lagi diservice? Aduh malu dua kali nih didepan Pak Rico.
Wajahku mulai memerah dan hanya bisa tersenyum kecut. Aku menutup wajahku sendiri. Ini benar-benar memalukan. Apa yang harus kukatakan sekarang? Lidahku kelu tak bisa berkata apapun."Yasudah, kamu pulang sama saya aja. Ayo ikut sini."
"Aduh ngga deh pak. Takut ngerepotin. Saya naik taksi aja." Tolakku dengan halus.
"Gimana kamu mau naik taksi kalo kamu aja ga bawa dompet." Pak Rico tersenyum lagi.
"Bapak tau darimana saya ga bawa dompet?" Kurogoh kembali tasku dan benar, aku tidak membawa dompet. Ya hari ini aku ganti tas, dan dompetku berada di tas yang kugunakan semalam.
"Ya liat sendiri lah tadi kan kamu bongkar tas. Saya pikir kamu nyariin dompet, karna ditasmu yang saya liat ga ada dompet. Eh ternyata kunci kamu juga ga ada. Ternyata ceroboh banget ya kamu." Pak Rico mengacak-acak lembut rambutku. Kali ini bertambah dan berlipat ganda lagi rasa maluku.
"Sial banget gue hari ini!" Aku merutuki kejadian yang kualami hari ini. Mulai dari macet, mobil error, telat masuk kelas, dapet hukuman, dan mempermalukan diri sendiri diparkiran.
"Sudah, jangan bete gitu.. ayo kita singgah makan dulu. Tadi kamu bilang kamu laper khan?" Pak Rico kembali mengacak-acak lembut rambutku. Entah mengapa aku merasa lebih tenang diperlakukan seperti itu.
Kali ini Pak Rico berbeda sama sekali dengan dikelas seperti biasanya. Moodku seketika berubah saat memandangnya. Tatapannya hangat, dan perlakuannya kepadaku sangat lembut. Ia tampak sangat "dewasa". Dewasa maksudku disini adalah bijaksana, hangat, dan macho.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Oom !
RomantizmFreak? Mungkin itu yang mereka katakan padaku. Yeahh aku memang menyukai laki-laki yang usianya jauh lebih tua dariku. Aku adalah tipkial wanita manja yang merindukan sosok pendamping yang bijaksana, kharismatik, dan tentu saja tampan! Kemapananpun...