#1 Song Bersaudara

577 12 0
                                    

Happy reading, guys :))

***********

Gong Min Ho POV

Rambutnya panjang tergerai. Bibirnya merah tipis bagai buah ceri. Matanya bulat bening. Pipinya selalu mengeluarkan semburat merah muda. Hidungnya kecil nan mancung seakan-akan hasil pahatan dari seniman internasional.

Apalagi dengan tawa cerianya itu. Tawanya yang bak putri kerajaan Joseon yang anggun dan elegan. Cara bagaimana ia duduk diantara teman-temannya dengan tangan menggenggam buku di tengah taman sekolah, seolah benar ia merupakan jelmaan putri dari kerajaan Josoen.

Dia cantik. Luar biasa cantik.

Brak!

"Berkedip! Matamu hampir jatuh ke piring." Ucap gadis di depanku sambil menggebrak meja kantin. Tak peduli semua mata kini memandangnya.

Aku terjengit kaget, lalu memandanginya sinis.

Ji Ha memang suka berbuat seenaknya. Tak pernah peduli dengan keadaan sekitarnya. Dan tak pandai mengurus diri.

Lihat saja rambutnya, berantakan dan kusut. Peluh di keningnya diusap kasar dengan ujung lengan seragamnya, hingga meninggalkan bercak hitam karena debu. Aku pikir ia tak pernah mencuci wajahnya. Bahkan sepertinya ia tak pernah mandi.

Dia jauh dari kategori cantik.

Atau wanita anggun.

Sangat jauh.

"Kakakku sudah punya pacar, namanya Dennis Kim." Ucapnya lagi sambil mengambil beberapa potong sosis yang ada di piringku dengan tangannya, lalu menoleh ke belakang menatap Ji He sambil tertawa sinis.

Jangan terkejut.

Gadis yang aku suka dengan gadis berantakan yang ada di depanku memang ada hubungan darah. Dulu aku juga terkejut saat tau mereka kakak beradik.

Jika diperhatikan, mereka berdua memang mirip. Tapi tetap saja sulit untuk diterima. Mereka tetap tak terasa mirip.

Aku menghela napas panjang saat Ji He beranjak dari duduknya. Di sebelahnya, laki-laki dengan wajah blasteran Korea-Australia itu erat memeluk pinggang kecil Ji He. Seakan takut jika Ji He jauh dari jangkauannya.

"Aku tau." Jawabku sekenanya lalu kembali memakan makananku, namun tak satupun makananku yang tersisa. Piringku sudah bersih. Hanya tertinggal noda minyak dan saus yang acak-acakan.

Aku kembali memandang Ji Ha dengan sinis. Mulutnya kini penuh dengan sosis. Dan saus.

"Apha?!" Teriaknya dengan mulut penuh.

"Kau menghabiskan semua sosisku! Yak! Song Ji Ha! Kau ini benar-benar!" Ucapku sambil memukul kepalanya dengan sendok karena gemas-kesal. Ia hanya mengaduh lalu kembali makan.

Dasar rakus!

***

Aku dan Song bersaudara sudah berteman sejak kecil. Keluarga kami akrab karena hubungan bisnis. Setelah itu berkembang menjadi hubungan persahabatan yang erat. Hingga tali persahabatan itu turun pada kami.

Song bersaudara tak pernah akur.

Dulu, Ji Ha dan Ji He selalu memperebutkanku untuk bermain bersama. Seingin apapun Ji Ha untuk bermain bersamaku, Ji He pasti berhasil mengajakku untuk bermain bersamanya terlebih dahulu.

Karena Ji He lebih tua dariku, maka aku menghormatinya sebagai kakakku dan memilih untuk bermain bersamanya. Setelah perdebatan panjang antara Song bersaudara, hasilnya bisa ditebak.

Ji He memenangkan aku secara mutlak.

Lalu Ji Ha akan menangis sejadi-jadinya. Menjerit dengan keras, hingga satu distrik bisa mendengar jeritannya.

"EOMMA!! GUMIHO JAHAT! YAK! JI HE, MATI SAJA KAU SANA!" Umpatnya yang tidak seperti anak berusia 5 tahun.

Jeritannya selalu berisi sumpah serapah tentang Ji He yang merebutku, Ji He yang merobek layang-layangnya, Ji He yang begini, Ji He yang begitu.

Tetapi, ia juga akan takluk dan seketika menutup mulut saat Ji He sudah melayangkan dead glare pada Ji Ha. Setelah itu, Ji He akan membelikan sesuatu yang berbau dingin untuk menutup mulut Ji Ha. Dan urusan selesai.

Sejak kecil, Ji Ha selalu memperkenalkan Ji He sebagai Park Ji He pada semua orang yang ia kenal. Hingga orang-orang itu akan mengira kalau Ji Ha dan Ji He bukanlah saudara kandung.

Aku salah satunya.

"Halo! Aku Song Ji Ha. Namamu?" Tanyanya sambil mengulurkan tangannya semangat.

"Aku... Gong Min Ho." Ucapku secara jelas. Namun saat ia mencoba untuk menyebut ulang namaku, ia gagal dan malah menyebut 'Gumiho'.

"Siapa dia?" Tanyaku saat itu yang ingin tau. Aku menunjuk Ji He yang tengah bermain ayunan dengan riangnya.

Rambutnya panjang tergerai dan senyumnya manis. Ia juga terlihat bersih. Tak seperti Ji Ha yang dekil, karena seharian bermain layang-layang.

"Itu Park Ji He. Kakak angkatku."

Begitu katanya. Dan aku percaya.

Setelah beranjak dewasa, barulah aku tau kalau mereka saudara kandung. Aku masih tak percaya dengan kenyataan itu hingga sekarang.

Yang paling tidak aku percaya adalah fakta mengenai aku di bohongi.

Di bohongi oleh anak berumur 5 tahun.

***

Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk baca cerita yang super duper absurd ini!!! Aku cinta kaliannn!

Lebih cinta lagi kalo kalian mau komentar dkk untuk kemajuan cerita ini hehe..

Karena aku baru di sini, jadi mohon bantuannyaa... Terima kasihh <3

Unexpected (Jung Sister Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang