#8 Trip(let)

142 6 4
                                    

Author POV

Jepang.

Salah satu negara Asia yang berpengaruh dalam menggerakkan ekonomi dunia. Dengan segala perintilan menarik milik negara ini, membuat siapapun ingin datang. Menikmati suasana hanami, merasakan memakai genta dan yukata, atau mengenakan pakaian eksentrik khas harajuku.

Dan mereka disini, Harajuku. Tiga orang gil- Ani, dua orang gila dan satu laki-laki normal melangkah dengan penuh kehebohan. Seakan mereka tak pernah ke sana.

Sesekali mencoba beberapa gaya harajuku asli, lalu berpose layaknya model.

"Eo, Gumiho, kau kenapa?" Tanya Ji Ha sambil menatap Min Ho yang- ah, ekspresinya sulit dijelaskan Ji Ha. Min Ho menoleh lalu sedikit terjengit kaget saat melihat wajah Ji Ha yang konyol. Gadis itu tengah mencoba kacamata yang besarnya 2 kali lipat dari kacamata biasanya dengan sticker bertuliskan 'I'm Sexy' di lensa sebelah kanan dan gambar bibir sambil menggigit red cherry di sebelah kiri.

"Cih, konyol. Kau persis seperti bocah itu." Ucap Min Ho sambil menunjuk gadis kecil yang memakai kacamata yang sama hanya saja ukurannya sedikit lebih kecil. Eh, tapi, gadis kecil itu lebih terlihat lucu dengan harajuku stylenya.

Min Ho menggeleng, "Ah, ani, dia bahkan lebih lebih lebih lucu darimu." Ralat Min Ho.

"Mwo?! Ishh, kau niat mati muda sepertinya." Ji Ha geram lalu melayangkan tangannya hendak memukul Min Ho dengan keras. Namun gagal, Min Ho keburu menangkap tangannya. Ji Ha terpaku saat tau-tau sebelah tangan Min Ho sudah mengacak-acak rambut Ji Ha.

Jantung Ji Ha berdegup dengan ritme tak teratur. Suhu tubuhnya meningkat drastis. Pipinya pasti memerah, persis orang demam. Tiba-tiba semua orang berubah menjadi bunga. Bunga dimana-mana dan hanya ada Min Ho di depan matanya.

Min Ho tersenyum.

Ia... Tampan!

Masih tersenyum Min Ho berkata, "Rambutmu kusut. Kapan terakhir kau mencuci rambutmu, eoh?!"

Eh?

Ji Ha mengerjapkan matanya. Semuanya berubah lagi seperti semula. Tak ada senyum di wajah tegas Min Ho. Malah pria itu tengah menampakkan wajah yang terlihat sangat menyebalkan.

"YAK!" Teriak Ji Ha kali ini benar-benar berhasil memukul punggung Min Ho keras.

Sialan, Ji Ha membatin.

Min Ho mengaduh, pukulan dari pemegang sabuk hitam taekwondo itu sangat menyakitkan. Ia berani sumpah!

"Mana Ji He?" Tanya Min Ho sambil mengusap punggungnya dengan wajah kesakitan. Ji Ha menunjuk gadis berambut panjang yang tengah memilih-milih kacamata eksentrik.

Ji He menoleh, Min Ho kembali terjengit kaget. Ji Ha mengintip unnie-nya dari balik punggung Min Ho, setelah itu ekspresinya sama dengan Min Ho. Ia terjengit kaget.

Ji He, gadis itu tengah memakai kacamata dengan aksesoris ular yang memanjang keluar di lensanya. Ada aksesoris lain yang menjuntai di bawah kedua lensanya, dua bulatan merah yang menutupi pipi Ji He.

Min Ho menggeleng-gelengkan kepalanya. "Cih, konyol. Kalian berdua... Pantas kalian ini jadi kakak beradik." Ucap Min Ho sambil melangkah pergi. Ia lebih memilih menjauh dari dua gadis konyol itu.

"Kenapa dia?" Tanya Ji He. Ji Ha menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memandang aneh ke arah Ji He.

"Konyol." Ucap Ji Ha meniru Min Ho. Ji He membelalakkan matanya, seandainya ia tak pakai kacamata mungkin matanya sudah terlihat seperti mau keluar. "Kau juga sama saja!" Teriak Ji He.

***

"Itadakimasu!" Song bersaudara berteriak senang. Di depan mereka sudah terjejer rapih sushi-sushi cantik yang menggiurkan.

Tanpa aba-aba selanjutnya, sumpit Song bersaudara dan si pria jaim, Min Ho, sudah melayang menuju nampan. Di ambilnya sushi keinginan mereka lalu memakannya dengan lahap.

Dalam sekejap, sushi-sushi itu sudah berpindah ke perut mereka.

"Belum kenyang...." Ucap Ji Ha sambil menepuk perutnya yang masih datar.

"Aku seperti hanya makan angin." Ucap Min Ho lalu meminum ocha-nya.

"Angin? Kita bahkan sudah menghabiskan 3 nampan besar, chingu.."

"Aku mau makan yang lain. Hm, apa ya kira-kira?" Ji Ha mengetuk-ngetuk dahinya sambil berpikir. Sesekali mulutnya berkomat-kamit merapal sesuatu. "Okonomiyaki, aku mau itu. Takoyaki.. Sedap juga." Ucap Min Ho yang kemudian sudah pasti di-iya-kan secara langsung oleh Ji Ha.

"Salah aku mengajak kau berdua. Kapasitas perut kalian, sshhh, benar-benar tidak terprediksi." Omel Ji He.

Duo perut karet itu bukannya menenangkan Ji He, malah berlalu pergi bagai angin. Meninggalkan Ji He berdua dengan bill sialan.

"Kalian! Tidak bisakah menung- Eoh, nuguya?" Teriak Ji He saat keluar dari restoran sushi.

Ji He mengerutkan keningnya saat tak sengaja bertemu tatap dengan seorang gadis bermata sipit. Gadis bermata tipis itu sepertinya tengah mengobrol dengan Ji Ha dan Min Ho. Ia tak bohong, mata gadis ini benar-benar sipit. Lebih sipit dari matanya, mata Ji Ha, mata Min Ho, atau mata-mata perawakan Asia lain yang biasa Ji He temui.

Si mata tipis itu menatap Ji He dengan sedikit mendongak sambil tersenyum, lalu membungkuk 90's degree yang dibalas bow yang sama oleh Ji He.

"Konniciwa, unnie. Watashi- Ani, namaku Hana." Gadis itu tersenyum ramah setelah menyapa Ji He dengan bahasa campuran Korea dan Jepang. Matanya hilang, membentuk eye smile yang cukup menggemaskan.

Lalu ketiga gadis itu saling tersenyum.

Kecuali si pria jaim, Min Ho.

Rahangnya mengeras, tatapannya menajam, dan gesture tubuh tidak nyaman tanda tak suka.

Ada apa?

.
.
.
.
.

Hello, Pucuk mau ngasih saran buat cast-nya si Hana ini..

Kalo dari pucuk, Hana ini di peranin oleh Mina Fujii. Kalo kalian gak tau, search Google juseyoo~

Haha..

Semoga kebantuuuu^^

Laff,

Pucuk.

Unexpected (Jung Sister Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang