#10 Remember?

121 7 0
                                    

New character!!!

Hurrayyy...

Setelah sekian lama dengan karakter yang itu itu aja, maka akupun memutuskan kalau cerita ini kekurangan laki-laki tampan.

Setelah memikirkan matang-matang, Lee Jong Suk akan main... Wkwkwk.

Okey, thank you for ur attention guys.

Happy reading!!!

Laff,

Pucuk.
.
.
.
.
.

Author POV

Libur panjang..

Waktu yang terlalu berharga untuk disia-siakan. Apalagi hanya untuk tidur-tiduran atau bermalas-malasan. Lebih parah lagi, kalau waktu yang keramat ini dipakai untuk belajar. Seharian.

"Nona, Pak Lee sudah di bawah." Ucap salah seorang pelayan pada Ji Ha. Ji Ha masih berkerumul dengan kasurnya. Matanya masih tertutup rapat, sama sekali tak terusik dengan suara si pelayan.

"Nona-"

Tangan Ji Ha terangkat ke atas. Membuat tanda diam pada pelayan.

"Pak Lee su-"

Tangan Ji Ha bergerak lagi. Kali ini membuat tanda mengusir.

"Aku ingin kau bangun. Sekarang." Suara berat itu memerintah Ji Ha.

Tunggu,

Suara... Berat?

Mata Ji Ha terbuka lebar, matanya menatap pria tampan yang kini tengah menyunggingkan senyum.

"Ayo, kita pergi dengan kuda putihku."

"Pangeran... Kau mirip Gumiho-ku." Ji Ha tersenyum. Ia turun dari kasur dan menyambut tangan pangeran berkuda putih itu. Dan menghabiskan waktu liburannya bersama.

Seandainya saja itu benar terjadi..

Sayangnya, Ji Ha harus memperhatikan Kakek Lee yang tengah membahas masalah sifat-sifat logaritma. Hidupnya seharusnya tidak sesia-sia ini. Hanya demi mempelajari log yang mirip dengan angka 109 jika ditulis di buku.

Enak sekali jika ia adalah Ji He. Bisa melewatkan minggu-minggu liburannya dengan pergi untuk mengurus beberapa hal di luar negeri. Ji Ha iri setengah mati. Dan juga bosan. Karena bukan hanya Ji He yang pergi dengan waktu yang lama, Gumiho-nya juga pergi entah kemana.

Bosan..

Ia bosan mendengar kakek yang rambutnya sudah hampir semuanya memutih.

Demi apapun, ia ingin pergi keluar.

***

Hari selanjutnya..

"Selamat pagi, nona. 30 menit lagi Pak Lee akan sampai." Ucap salah seorang pelayan sambil membuka tirai jendela kamar Ji Ha. Pelayan itu mengerutkan keningnya. Biasanya, ada pergerakan dari Ji Ha jika ia menyapa atau membuka tirai.

"Nona Ji Ha?" Panggil pelayan itu sambil sedikit membuka selimut yang menutupi Ji Ha.

"No..na?"

Ia terpaku.

"Nona hilang!!!" Teriak pelayan itu heboh. Beberapa pelayan lain datang dengan tergopoh-gopoh. "Nona hilang?" Tanya mereka.

Brak!

Pintu kamar Ji Ha di gebrak keras hingga para pelayan itu berjengit kaget.

"Siapa yang hilang?!" Tanya Ji Ha dengan suara keras. Keringat mengucur dari dahinya. Nafasnya terengah. Dan dia lepek. Rambut lusutnya yang belum ia cuci selama seminggu itu terlihat sangat..... Ya begitulah.

Unexpected (Jung Sister Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang