Author POV
"Aku Cho Seok. Ingat?"
Ji Ha menahan nafasnya, "Kau.... Siapa? Aku tetap tak ingat apapun. Jangan bermain-main! Atau kau benar-benar ku habisi."
"Kau masih tak ingat? Aku Seok! Cho Seok!" Pria itu mulai frustasi. Ji Ha menggeleng. Ia sama sekali lupa. "Aku yang mengajakmu bertarung dulu." [Part 3 : Song Ji Ha]
"Ohh, kau pasti salah satu penguntit yang suka pada Ji He! Mau ku hajar lagi kau, Ha?" Ji Ha kembali memasang kuda-kudanya. Seok langsung menggeleng.
"Jangan lagi! Aku sudah cukup... Akh!" Seok memegang perutnya. Tiba-tiba ia jatuh tersungkur ke tanah. Ia mengerang kesakitan kemudian hening tanpa suara. Ji Ha mendekat takut-takut ke arah Seok. Ia menyenggol kaki Seok dengan kakinya.
"Oy, kau mati atau apa?" Tak ada respon sama sekali.
Kali ini Ji Ha panik. Ini pertama kalinya Ji Ha menghadapi orang yang tak sadarkan diri. Apalagi ini di luar rumahnya dan tak ada orang. Ji Ha menepuk-nepuk pipi Seok dengan tangannya, "Seok? Jangan mati! Aku tak mau jadi saksi mata! Seok? Cho Seok!!" Ji Ha terus menepuk pipi Seok. Lalu mencubit-cubitnya, berharap dengan metode itu Seok langsung sadar.
"Ah, ya Tuhan, aku harus apa?!" Jerit Ji Ha frustasi.
***
Seok mengerutkan keningnya. Perlahan ia membuka matanya, cahaya putih menyilaukan matanya. Setelah berhasil menyesuaikan pandangannya, ia mendapati orang-orang dengan setelan jas serba hitam mengelilinginya.
"Akh?!!" Jerit Seok. "Apa aku sudah mati?"
"Belum."
Seok berjengit saat bertemu tatap dengan Ji Ha yang tengah duduk sambil menyilangkan tangannya di depan dada, "Hah, kau siapa?! Kita.. Dimana??" Seok menjerit sambil menunjuk ke arah Ji Ha.
Ji Ha mengerutkan keningnya, "Di rumahku?"
"Akh? Apa ini sebuah penyanderaan?! Atau aku sudah berada di surga?" Ucap Seok, lalu menutupi sebagian wajahnya dengan selimut.
Ah, tolonglah. Apa dia harus sefeminim itu?!
"Kau yakin kalau aku belum mati? Hah, jangan-jangan film 49 Days itu nyata?! Apa jangan-jangan kau malaikat maut-ku? Wah, aku jadi–hmmf.."
"Kalian boleh pergi. Aku ada urusan dengan orang ini." Ji Ha memerintah dan orang-orang dengan setelan jas serba hitam itu pergi. Tiba-tiba Ji Ha merasa tangannya basah.
Wait,
Basah?
"Yak! Are you licked my hand?!" Jerit Ji Ha sambil berlari menuju kamar mandi. "Aku? Tidak." Jawab Seok sambil tertawa kecil di balik selimutnya. Ji Ha keluar dari kamar mandi dan berkacak pinggang di depan Seok.
"You such a liar.."
Seok mengernyitkan keningnya, "Thank.. You?"
"Terserah. Sekarang istirahat dan pulang saat kau baikkan." Ji Ha mengambil tasnya di atas nakas. "Tunggu, kau mau meninggalkanku semdirian?"
"Siapa yang bilang?" Ji Ha berhenti saat tangan Seok meraih pergelangan tangannya. "Aku mau ganti pakaian dan tidur."
Seok menahan nafasnya, "Di sini?! Ji Ha, kita baru bertemu dan aku belum siap melakukannya.."
Bugh! Sebuah pukulan mendarat di bahu Seok. Seok meringis sakit. "Kau gila. Apa yang terjadi dengan otakmu?!" Ji Ha kembali duduk di kursi sambil menatap Seok. Seok bangun dari tidurnya dan memposisikan tubuhnya untuk duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected (Jung Sister Story)
RandomSong Ji Ha; gadis super berantakan, super cuek, dan super parah. Sedangkan kakaknya, Song Ji He memiliki sifat yang 180 derajat berbeda. Gong Min Ho, telah lama memendam perasaan pada Ji He. Mengetahui hal ini, Ji Ha akhirnya berniat berubah agar M...