Author POV
Gong Min Ho, pewaris tunggal dari puluhan bisnis keluarga yang sukses milik perusahaan GK Corp. Ia memiliki orang tua lengkap tanpa saudara kandung.
Ia harus terjebak diantara Song bersaudara sejak kepindahan rumahnya ke sebelah rumah keluarga Song, yang membuat hidup damainya menjadi taman jeritan dan umpatan.
Min Ho kecil benci hidupnya jadi berantakan dan selalu merengek kembali pindah rumah pada appa dan eommanya. Dengan jawaban yang pasti ditolak mentah-mentah.
"Kalau aku main dengan mereka, aku bisa jadi gay!" Ucap Min Ho kecil sambil bersungut. Beralasan lagi agar mereka bisa pindah, kembali ke Gangnam.
"Mana ada. Justru kau harus menjadi pangeran untuk kedua putri istimewa itu. Jarang-jarang, lho, ada pangeran yang memiliki 2 putri sekaligus." Jawab ibu Gong sambil mengusap puncak kepala Min Ho.
Anak laki-laki itu masih cemberut, matanya masih terlihat kesal. "Ani, eomma. Ji Ha bukan putri. Mana ada putri berantakan? Mana mau aku melindungi putri seperti itu."
"Lalu kalau bukan putri, Ji Ha apa?" Tanya ibu Gong. Min Ho mendengus, "Dia cuma ksatria Ji He."
Ibu Gong tertawa, lalu mengecup kening Min Ho. "Kalau begitu, pangeran harus belajar dari ksatria untuk melindungi putri. Kau harus lebih hebat, ne?"
Min Ho melirik wajah ibunya yang tengah tersenyum. Sedikit demi sedikit ia mulai menarik bibirnya, membentuk lengkungan seperti bulan sabit dengan manisnya.
Boleh juga ide ibunya tentang pangeran. Bukankah pada akhirnya pangeran akan menikahi putri?
Wajahnya cukup membuat para wanita menahan nafas karena terpesona, apalagi saat matanya membentuk eye smile yang sempurna karena tersenyum. Tubuhnya tinggi tegap, serta harum dengan wangi teh yang menenangkan. Perut sixpack-nya tercetak sempurna berkat latihan renangnya selama ini.
Soal otak...
Ia tergolong ke dalam anak-anak pintar yang sering menyumbangkan prestasi akademiknya ke sekolah.
Dengan tinggi 178 centimeters, atlet renang berpestasi, perut sixpack, otak cerdas, wajah yang cukup tampan, dan ekonomi yang mumpuni; siapa yang tak menginginkannya?
Namun, ia hidup dengan semangat tentang khayalan kecilnya yang akan menikahi sang putri. Harapan itu tumbuh semakin besar saat Ji He selalu mengajaknya bermain bersama, meninggalkan Ji Ha sendirian dengan umpatannya.
Harapan itu terus tumbuh hingga akhirnya ia sadar dengan kenyataan bahwa sang putri-lah yang akan memilih pangerannya sendiri. Ia sadar bahwa harapan itu hanyalah khayalan.
Menyakitkan.
Hingga pada akhirnya, penantian itu berbuah kenyataan pahit. Lebih pahit daripada empedu. Lebih pedih dibanding disayat pisau. Membuatnya berpikir dengan otaknya yang setengah miring dan penuh dengan luka-luka patah hati.
Ia pasti sudah gila saat itu. Mengumumkan hal yang paling gila diantara hal gila. Ah, Anggap saja waktu itu dia sudah tidak waras karena depresi di tolak mentah-mentah oleh Ji He.
Sebenarnya tidak ada penolakan dari Ji He waktu itu, namun ia sudah dapat membaca situasi itu. Dimana ia harus menghela nafas lalu tertawa kecil agar gadisnya tak khawatir. Tak perlu diutarakan oleh Ji He, Min Ho sudah tau kalau dirinya bukan apa-apa.
"Aku suka seseorang, Ji He." Ucapnya saat itu sambil mengayuh sepedanya agak pelan. Ji He melongokkan wajah, "Nugu? Nuguya, Min Ho? Gadis itu sungguh beruntung."
"Dia... Ka–" Belum selesai Min Ho bicara, Ji He terus saja menyahut. Mengintograsi Min Ho dengan detil, "Ka? Ka siapa? Kau? Maksudnya aku? Yang benar saja, Min Ho. Aku mau tertawa rasanya."
Min Ho menghela nafas. Lalu mengusap tengkuk sambil tertawa kecil. "Aniyo, He-na. Aku belum selesai. Aku suka Lee Kang Goon."
Mata Ji He terbelalak. Dia terkejut bukan main. Yang benar saja! "Lee Kang Goon?! Dia kan..... Laki-laki."
"Sstt... Kau tak tau aku ini gay? Berapa lama kau mengenalku, noona?" Ji He mengangguk-anggukkan kepalanya.
"YAK! Aku jauh tertinggal di belakang, tau! Kalian ini merasa seperti pasangan atau apa?! Yak, Gumiho! Aku tabrak sepedamu, mati kau!!" Teriak Ji Ha sambil menambah kecepatan kayuhnya dengan wajah kelelahan.
Kemudian ia hanya tertawa miris ketika mengingat hal itu. Membuat harga dirinya jatuh sejatuh-jatuhnya di depan Ji He, gadisnya. Untungnya, hanya Song bersaudara yang mengetahui ke-gay-an Min Ho.
Gay..
Mendengarnya saja menjijikkan, tapi ia malah berpura-pura mengidap gay akut.
.
.
.
.
."Unnie, benarkah Min Ho gay? Berarti tidak apa-apa aku dekat-dekat?"
"Ne, tak apa. Itu bukan penyakit menular."
"Dia takkan bernafsu dengan perempuan?"
"Ne, ku rasa. Hasratnya hanya untuk laki-laki saja."
"Kalau begitu, boleh aku buka baju di depannya?"
"Pabbo! Tentu saja tidak boleh. Kau ini murahan sekali."
"Katanya Min Ho takkan bernafsu padaku...."
"Kau tinggalkan dimana?"
"Apanya?"
"Otakmu..."
"YAK!!!"
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected (Jung Sister Story)
AcakSong Ji Ha; gadis super berantakan, super cuek, dan super parah. Sedangkan kakaknya, Song Ji He memiliki sifat yang 180 derajat berbeda. Gong Min Ho, telah lama memendam perasaan pada Ji He. Mengetahui hal ini, Ji Ha akhirnya berniat berubah agar M...