#3 Song Ji Ha

206 11 0
                                    

Author POV

Sesungguhnya Song Ji Ha adalah sebuah kesalahan.

Dulu saat Ji Ha masih dalam kandungan, Ji Ha diprediksi oleh dokter sebagai anak laki-laki. Betapa senangnya keluarga Song mendengar kabar itu. Mereka akan memiliki sepasang anak yang lucu. Keluarga Song-pun akan sempurna nantinya, saat si jabang bayi keluar.

Keluarga Song begitu antusias menyambut anak 'laki-laki' mereka. Jauh-jauh hari perlengkapan bayi laki-laki tersebut di siapkan. Mulai dari celana, topi, sneakers, tempat tidur dengan bentuk mobil sport, mobil-mobilan dengan remot control, robot-robotan edisi terbaru, pedang-pedangan beserta tamengnya, dan kereta bayi berbentuk mobil sport yang dipesan khusus dari luar negeri.

Namun, saat bayi itu keluar....

"Bagaimana suster? Apa bayi saya tampan?" Ibu Song bertanya dengan semangat. Belum sempat menjawab, ayah Song sudah merebut bayi 'laki-laki' itu sambil tersenyum senang.

"Ia tampan, sayang! Hidungnya mancung, alisnya tebal, rambutnya tebal, bulu matanya lentik!" Teriak ayah Song senang. Ibu Song mengangguk-angguk setuju, senyum tak pernah lepas dari bibirnya. Namun saat ia menyadari sesuatu yang 'janggal'....

"Apa?!! Lentik?!"

Menyadari itu ayah Song segera membuka bedong yang membungkus tubuh bayi itu. Mencari tau, apa bayi itu laki-laki atau perempuan.

"Bagaimana? Laki-laki atau perempuan?" Tanya ibu Song.

"Ini, sih, perempuan...." Ucap ayah Song lalu menggumam sedih, diikuti oleh ibu Song.

"Lalu bagaimana dengan semua mobil-mobil itu?" Tanya ibu Song. Ayah Song kembali tersenyum senang, seolah mendapat ide bagus. "Anggap saja bayi ini laki-laki. Lagipula, sayang, kan, kalau perlengkapan bayi yang sudah kita siapkan tidak di pakai? Apalagi kereta bayinya.."

"Ah, iya.. Kereta bayi yang kita pesan."

Dan jadilah Song Ji Ha yang tumbuh sebagai anak 'laki-laki' buatan.

Mencukur rambutnya dengan potongan cepak, bermain mobil-mobilan, berlatih tinju dan taekwondo, bertarung dengan anak laki-laki di sekolahnya, memakai pakaian laki-laki, lebih suka menonton pertandingan tinju dibandingkan film barbie, bahkan menggoda wanita sewaktu ia sekolah dasar.

Secara fitur, Ji Ha dan Ji He memiliki kesamaan. Mata Ji Ha yang tajam dan terlihat menusuk sewaktu memandang, sangat kontras sekali dengan sifat cerianya. Bibirnya yang sedikit lebih tebal mengikuti bibir ibunya. Dan postur tubuh Ji Ha yang sedikit 'kekar', menunjukkan jika ia gadis tomboy.

Sisanya, mereka mirip...

Jika diperhatikan dengan detil.

Tapi tetap, Song Ji Ha 180 derajat berbeda dengan Song Ji He.

Jika Ji He selalu memenangkan kontes kecantikan dan hal-hal yang berbau perempuan, berbeda dengan Ji Ha yang selalu memenangkan olimpiade seni bela diri.

Jika Ji He selalu menyisir rambutnya dan menggunakan jepit rambut agar terlihat cantik, berbeda dengan Ji Ha yang lebih memilih mencukur rambutnya hingga botak.

Jika Ji He selalu menjerit takut saat menonton pertandingan tinju, berbeda dengan Ji Ha yang malah akan berteriak, "MATIKAN SAJA DIA! HABISI NYAWANYA!"

Tapi Ji Ha tetaplah gadis yang ceria, jujur, polos, baik hati, pemaaf, dan seorang pelindung untuk keluarganya.

Sebagai contoh...

"Kau makan es krimku?" Tanya Ji He. Ji Ha mengangguk pasrah, "Habis, es krim itu menggodaku. Dia bilang, 'makan aku Ji Ha, aku enak'."

Atau..

"Aku ingin ramyun eomma! Katanya ada rasa baru.." Rengek Ji He. Eomma menggeleng lalu berkata tidak dengan tegas. Akhirnya Ji He menangis sambil berlari ke kamarnya.

"Bibi Lee! Buatkan aku ramyun dengan telur! Aku mau rasa yang baru.." Pinta Ji Ha yang terdengar seperti kalimat perintah. Bibi Lee dengan sigap membuatkannya untuk Ji Ha.

Setelah ramyun siap, Ji Ha berlari kecil menuju kamar Ji He. Masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi sambil membawa semangkuk ramyun.

"Kau mau meledekku?! Jangan bawa ramyun kemari! Aku benci ramyun." Ucap Ji He sambil sesekali sesegukan karena tangisnya. Ji Ha menggerling nakal sambil membawa mangkuk itu ke depan Ji He.

"Aniyo, unnie. Igo, kita berbagi ya! Jangan berisik, nanti eomma tau." Ucap Ji Ha kecil sambil menyerahkan sumpit pada Ji He.

Atau ini.....

"Kau mau menggoda Ji He, Hah?! Kau mau mati?" Teriak Ji Ha kecil pada sekumpulan anak laki-laki yang tadi mengganggu Ji He.

"Dasar sok jagoan! Kau mengajakku bertarung?!"

"YAK! Berani kau berteriak padaku! Ku hajar kau!"

Lalu mereka bertarung. Ji Ha melawan sekumpulan anak itu, 1 : 4. Ji He hanya bisa meringis melihat pertarungan itu.

"Babbo! Kalau eomma marah bagaimana?" Tanya Ji He khawatir saat melihat wajah Ji Ha yang berantakan. "Tak apa, yang penting aku menang."

.
.
.
.
.

"Ji He itu ratu cengeng, dan tidak bisa membela diri. Untung ada aku."

"Wah, es krim siapa ini? Enak sekali...."

"Yak! Ji He, itu es krimku......." Ji Ha menangis.

"Dasar cengeng!!"

"Eomma......"

"Ji Ha si tukang ngadu, uuu!!"

"YAK! Kau masih tidak mau berhenti, Ha?!

"Uu, aku takut, HAHAHA!!"

"Selesai, aku berhenti."

"Dasar tukang ngambek."

"YAK!"

******

Unexpected (Jung Sister Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang