一。October 2008

416 17 3
                                    

Pagi-pagi sekali aku sudah berkemas, ayah bilang kami akan berkunjung ke rumah paman -sekaligus liburan beliau bilang. Ku kemas barang keperluanku, asal kalian tahu saja aku tidak seperti kebanyakan anak perempuan lainnya. Koper ku penuh dengan pakaian, bukan penuh dengan alat make-up. Sahabatku sering bilang bahwa aku ini masih kalah dengan kebanyakan pria saat ini, pria yang sibuk dengan facial wash dan parfume mahal mereka.

Ah iya, betapa sombongnya aku hingga lupa memperkenalkan diri. Perkenalkan, namaku Amelia Ramdhani, anak pertama dari dua bersaudara. Adik ku seorang perempuan, dia lebih muda dari ku 4 tahun.

#FaktaNo.1 Percayalah orang lain akan mengira bahwa aku adiknya, tinggi tubuhku 160 cm dan adik ku 163 cm, bukan perbedaan yang begitu jauh kan?

Aku tinggal bersama kedua orang tua ku di Kota Kembang, yups kalian benar, Kota bandung, kota yang sejuk untuk di tinggali. Walaupun bukan di jantung kota, suasana rumahku dapat dikatakan nyaman.

Sesi perkenalan nanti akan kulanjutkan lagi, setelah kurasa barang bawaan sudah lengkap..

Ting!

Ponsel ku berbunyi, ku rogoh ponsel milik ku dari tas kecil pemberian nenek.

Kak Ghan +6287*********
Han, jadi pergi kali ini?

Tentu saja, Kak. Bukankah aku sudah membicarakannya di grup?
Nggak baca?

Tentu saja dibaca, tapi.. kau akan pergi kemana? Aku lupa dan sedang malas membuka chat.

Aku akan pergi ke Prov. Bangka. Mau titip sesuatu, Kak? Nanti aku bawakan..

Tidak, aku hanya titip pesan.. jaga kesehatanmu! Kau tidak lupa bawa obat kan, Han?

Ugh, ku kira Kak Ghan ingin titip souvenir atau semacamnya -,- malah memikirkan kesehatanku.. tenang saja! Obat itu sudah seperti oxygen bagiku, mana mungkin aku melupankannya.. benar nih Kak Ghan nggak mau titip souvenir?

Tentu saja aku mengkhawatirkan mu, dasar bodoh! Hhmm, souvenir ya? mungkin lain kali..

Kya! Siapa yang kau panggil bodoh?! Idiot!

Sekarang siapa yang sebut aku Idiot?!
Dumb!

YOU IDIOT! kau yang pertama memulainya! Sudahlah, aku membencimu, Kak Ghan!

Maafkan aku, Han. Aku tak kan mengulanginya lagi..

Han?

Han, I'm sorry.

I really am,

Sorry.

Please forgive me.

Han, jangan marah padaku.


Aku hanya bisa tertawa melihat notif yang penuh dengan pesan singkat dari Kak Ghan. Dia mengirim pesan yang sama 'sorry', 'please forgive me', 'aku tidak akan mengulanginya lagi' dan seperti itu saja terus menerus. Dia benar-benar idiot. Seorang idiot yang manis, Eh? Apa yang baru saja ku katakan? tetapi itu memang suatu kebenaran. Sesaat aku ingin membalas pesan singkat Kak Ghan, Mama memanggilku.

"Kak! kita harus segera berangkat! Nggak mau ketinggalan pesawat, kan?" Teriak Mama dari bawah.

"Iya Ma!" Belum sempat membalas pesan Kak Ghan, aku harus cepat turun.

Between Friendship, Family And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang