semenjak saat itu -independence day- sering sekali ia berkunjung ke rumah ku, entah berkunjung bersama ayahnya ataupun menyendiri dengan alasan yang sama -hanya sekadar lewat.
Fandi Baskara, Mantan Ketua OSIS di salah satu SMA Favorit yang ada di Kota Bandung dan sekarang meneruskan kuliah di salah satu Universitas terkemuka di Jakarta, jurusan? aku sendiri kurang hafal. Yang ku tahu ia adalah teman satu sekolah Kak Ghan dan Kak Bagas saat SMP dulu.
kalian ingin aku menggambarkan sosok seorang Fandi Baskara? baiklah. Pertama, ia sangat tinggi menurutku, tinggi tubuhnya bahkan melebihi tinggi Kak Ghan, kurasa sekitar 180 cm. Kedua, ia memiliki kulit yang putih, meskipun tak se-putih kulit vampire Kak Ghan tapi tetap saja. Ketiga, aku akui bahwa ia memang tampan, bahkan ibu-ibu sekitar komplek sering membicarakan tentang ketampanannya itu saat membeli sayur, aku serius.
Mama bilang, ia adalah anak yang berbakti pada orang tua. ia tak akan keluar rumah sebelum mendapat izin dari orang tua, terutama dari ayahnya. Mama juga bilang, bahwa Fandi seorang yang taat beribadah, baik untuknya.
oh ya, terkadang ia menjemputku dengan Toyota Altis miiliknya. kurasa hanya berdua saja di dalam mobil miliknya membuatku sedikit gugup, maka dari itu sering kali ku ajak sahabatku untuk ikut bersama. bahkan sering kali ia mengajakku untuk makan di luar, tetapi aku terus saja mencari alasan untuk menghindari makan bersama itu.
Kak Ghazi? Kak Ghan? mereka sibuk dengan sekolah mereka. hal yang bisa ku lakukan hanya mendoakan yang terbaik untuk mereka. di tengah lamunanku, ku ingat tingkah kekanak-kanakan mereka. ya, aku merindukan kakak-kakak ku.
Manusia Amphibi? huft.. kalian tak perlu menanyakan keadaannya! ia semakin dingin saja terhadapku, apalagi semenjak seorang Fandi Baskara sering berkunjung ke rumah ku. ia dengan sifat dinginnnya yang aneh!
tiba-tiba.. "KAK AMEL!" yups, suara Sani membangunkanku.
"Ada tamu!" suara anak itu memang benar-benar sangat keras, aku tak ingat ia menelan pengeras suara saat kecil.
"iya, sebentar!" aku segera turun dan sempat berpapasan dengan Sani.
"seperti biasa, tamu rutin kak Amel" aku tahu siapa yang ia maksud.
ku buka pintu dan.. "Eh, ada kakak. silahkan duduk, Kak" yups, dugaanku tepat.
"terimakasih" ia masuk dan duduk di spot yang sama.
"tunggu sebentar ya kak, biar Amel buatkan sesuatu untuk kakak" aku tahu apa yang harus ku buat, orange juice. ia selalu meminta hal yang sama setiap kali berkunjung.
ku taruh orange juice dihadapannya, "terimkasih, maaf jadi merepotkan"
"tidak apa apa, kak. oh iya, kebetulan mama dan ayah sedang pergi, kalau ada pesan yang harus disampaikan, nanti amel teruskan pesan kakak"
"sebenarnya kakak hanya ingin berkunjung saja, sekalian lewat. kebetulan sedang ada di Bandung dan baru pulang dari rumah teman, kenapa tidak sekalian mampir? kan bisa menambah silaturahmi."
"benar juga. bagaimana kehidupan di kampus kakak? apakah menyenangkan? kak ghazi dan kak ghan bilang, kehidupan anak kuliah sangat menyenangkan, meskipun terkadang banyak lelahnya juga"
"akhir-akhir ini kehidupan sebagai anak kuliahan memang cukup melelahkan, tapi tiap kali main ke bandung rasa lelah itu seketika hilang. oh iya, apakah ghany masih sering berkunjung kemari?" Tanya Kak Fandi.
"tidak, Kak Ghan sudah jarang sekali berkunjung, begitu juga Kak Ghazi."
"kakak rasa, kakak tidak bisa berlama lama disini. masih ada perlu. tapi kalau lain waktu kakak berkunjung lagi masih boleh kan?" tanyanya sambil tersenyum.
"tentu saja, masa Amel melarang tamu untuk berkunjung. kan nggak sopan, tapi kak diminum dulu orange juice nya sebelum pergi"
"oh iya sampai lupa" Kak Fandi meminum orange juice pemberianku dan segera beranjak dari tepat duduk.
kuantar Kak Fandi hingga pintu gerbang, dari jauh kulihat beberapa ibu-ibu yang hobby membicarakan hal yang sedang trending saat ini daerahku -gossip. Kak Fandi masuk ke dalam mobilnya dan mengucapkan salam perpisahan. Saat yang sama setelah Kak Fandi pergi dan aku hendak masuk, salah seorang tetanggaku yang termasuk ke dalam kumpulan ibu-ibu 'gossip' berbicara padaku.
"udah pulang lagi neng pacarnya? lagi buru buru ya?"
aku hanya tersenyum, "iya bu, katanya nggak bias lama-lama. jadi harus pulang" jawabku.
meskipun aku sudah mengatakan bahwa Kak Fandi bukanlah pacarku, ibu-ibu sekitar daerahku pasti tidak akan mencerna apa yang aku katakan. Mama bahkan sudah membantuku untuk mencoba meyakinkan ibu ibu di sekitar daerahku, and I finally gave up.
"ya sudah kalau begitu, Amel masuk ke dalam dulu ya bu" ibu yang bertanya padaku mengatakan iya, aku segera masuk dan menutup gerbang.
ku taruh orange juice Kak Fandi ke dalam wastafel dan mulai mencucinya, jijik? terntu saja aku tidak merasa jijik karena itu milik kak Fandi, hanya saja Mama akan langsung memarahiku karena tidak bias menjaga kebersihan. setelah cangkir itu bersih, aku kembali menuju kamarku.
"udah pulang tamu Kakak?" Tanya Sani, tiba-tiba berbaring sambil memegang novel miliknya di kasurku.
terkadang Sani tak berbeda dengan Ibu-ibu di daerahku. selalu ingin tahu dan harus tau. -_-
"udah, baru aja. kenapa? penasaran juga kaya ibu-ibu sekitar?" tanyaku pada Sani.
"iya, iyalah. tau nggak Kak.. kayanya Kak Fandi suka deh sama Kak Amel. tapi suka aneh ih, secara Sani lebih cantik gitu dari Kak Amel." Sani dan sifat PD-nya yang kumat.
"siapa coba yang bias nanding-in kecantikan dan PD super nya Sani" aku kembali mengerjakan tugas Ibu Ranti -biologi.
"yey, udah ah.. Sani mau lanjut baca novel di kamar Sani aja, adios.." dengan begitu Sani pergi meninggalkan kamarku.
terkadang aku memikirkan apa yang dikatakan Sani, apakah benar kak Fandi memiliki perasaan padaku? Hey! Focus Am! tugas yang diberikan Bu Ranti jauh lebih penting dibandingkan dengan gossip ibu ibu dan perkataan Sani yang mulai menghantui-mu! segera ku tenggelamkan diri diantara tugas-tugas sekolah, mengalihkan diri.
.:Note:.
Hello! Enjoy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Friendship, Family And Love
Fiksi Remaja"Cinta tidak mengenal putus asa, karena cinta adalah tentang penuh kesabaran yang akan membawa suatu pengharapan. Dan pengharapan bukanlah keputus asaan" -Amelia Ramdhani "Persahabatan hanya sebuah permulaan, dan hal itu sudah berakhir. Karena sekar...