七。The Unwanted Meeting

210 7 1
                                    

"Ah.. panas sekali hari ini. Ma! Akak pergi beli es krim ya. Ah iya, Sani mau nggak?" Teriak ku.

"Mau!" Jawab Sani.

"Ok!"

Ku ambil dompet kulit pemberian ayah beberapa minggu yang lalu, dan segera berlari keluar rumah.

#FaktaNo.17 berulang kali Mama memberikanku dompet girly, tapi aku tidak menyukainya. Lebih baik aku tidak menggunakan dompet sama sekali, mengapa? Karena dompet girly itu tidak fleksibel. Hingga ayah memberiku dompet kulit yang sama dengannya.

Di saat yang bersamaan, kulihat Kak Ghan dari jauh. Hingga akhirnya ia berlari ke arahku, dan sepertinya ia kehabisan oksigen karena nafasnya tersengal-sengal. Ia baru saja sprint, dengan kecepatan Flash.

"Han.." lirihnya.

"Kak Ghan, ada perlu apa?" Tanyaku sambil melihat ekspresi wajah Kak Ghan yang kelelahan.

"Wait, biarkan aku mengambil napas untuk sejenak.. okay, akan ada acara tahunan. Kau tahu seperti perlombaan, pertunjukan dan semacamnya pada hari Indepence day" Kak Ghan masih terlihat kelelahan.

"take a deep breath, Kak. Uhm.. acara tahunan itu tentu saja aku tahu! Mana mungkin bisa aku sampai tidak tahu?! Kakak ini bagaimana sih.. lalu, ada apa sampai perlu memberitahu ku?"

"Apakah kau tahu bahwa aku menjadi wakil ketua panitia di acara itu?" Kak Ghan tersenyum bangga sambil melipat lengan di depan dadanya.

"Whoa, Kakak hebat sekali! kalau bukan Kakak yang menjadi ketuanya lalu siapa ketuanya?" Tanyaku, seketika saja ekspresi wajah Kak Ghan menjadi suram.

"Ah.. yang menjadi ketua tahun ini adalah Kak Ghazi"

"Whoa, Kak Ghazi sangat hebat!" Ujarku.

"Hey! Jadi siapa yang lebih hebat? Dia atau aku?" Tanya Kak Ghan sambil memegang bahu ku dengan erat.

Ku berpikir layaknya seorang detektif yang sedang memecahkan sebuah kasus yang rumit. "Huh.. itu adalah pilihan yang sulit. Kira-kira siapa ya?"

"Hey, hey, hey. Kau tidak boleh seperti itu padaku! Tunggu dulu, ada barang yang harus segera ku beli. Apakah kau mau ikut?" Tanya Kak Ghan.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Baiklah, kau tunggu disini. Urusan kita belum selesai, aku tidak akan lama. Sampai nanti!" Ujar Kak Ghan yang mulai berlari menjauhi ku.

"Ya ampun, terkadang mulai muncul sikap idiot-nya Kak Ghan. Ah! Aku juga harus membeli es krim. Go! Go! Go!"

Akhirnya aku pun ikut berlari, lari dari kenyataan.. eh? Lari menuju minimarket. Setelah membeli dua buah es krim -strawberry dan chocolate, aku kembali menunggu Kak Ghan di tempat aku bertemu dengannya tadi. Tapi, tidak ada tanda-tanda kemunculan Kak Ghan dan kalau aku tidak segera pulang es krim ini akan cair di tambah lagi Sani akan sangat marah. Aku segera berlari ke rumah berharap Kak Ghan belum tiba sebelum aku kembali ke tempat ini.

"Sani! Es krim-nya akak taruh di lemari es!" Aku segera berlari keluar rumah menuju tempat dimana aku bertemu dengan Kak Ghan tadi.

Sudah 5 menit dan Kak Ghan belum datang juga, harapanku hampir putus. Kak Ghan yang ku tunggu, kulihat Kak Ghazi datang dari kejauhan dan mulai mendekat.

"Han!" Ia berlari ke arah ku, mengapa orang-orang senang berlari? Walaupun aku sering kali tertangkap cctv sedang berlari-lari kecil.

"Err.. Kak Ghazi? Darimana Kak?" Tanyaku.

"Ohh.. itu, Kakak baru saja dari rumah Pak Dedi. Beliau baru saja menyumbangkan sedikit rezeki-nya untuk acara di daerah kita nanti" ucap Kak Ghazi sambil memperlihatkan tas yang ia bawa.

Between Friendship, Family And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang