I'm Sorry

827 38 0
                                    

Kubanting stir ke arah Clos Maggiore Restaurant. Aku bergegas masuk...tapi tak kudapati lagi CEO itu disana. Aku jadi makin merasa bersalah....

*
*

Prilly terisak di dalam kamarnya. Sepertinya hal buruk telah menimpanya. Dia mengelap kasar bibirnya dan mengacak acak rambutnya. Ingin rasanya dia berteriak tapi rasanya percuma, karena teriakan tak akan mampu mengeluarkannya lari dari kenyataan...

*FLASH BACK ON*

Dalam keadaan setengah ta sadar alias mabuk karena 3 botol wine, akhirnya Ali memutuskan untuk pulang lengkap dengan sekepal kekecewaan di ulu hatinya. Namun dia tak lantas pulang, diseberang Clos Maggiore dia parkirkan mobilnya dan berharap wanita yang menjadi dambaannya datang.
.
Benar saja...stelah kurang lebih 45mnt didalam mobil dengan ditemani sebotol vodka dia melihat Prilly datang. Dari jauh tampak anggun sekali dengan gaun merahnya. Sejujurnya Ali ingin sekali berlari dan merangkulnya, dan berandai andai jika saja yang dia lihat itu satu atau hampir 2 jam yang lalu, pasti moment ulang tahunnya yang ke 29 ini menjadi unforgetable moment dalam hidupnya. Tapi senyum kecut muncul dari sudut bibirnya dan tangan kekarnya memukul stir didepannya dengan amarah....

*

Tak berapa lama Prilly keluar dari cafe dimana mereka janjian tadi. Dia ikuti mobil Prilly yang ternyata tak lantas pulang, tetapi menuju sebuah hotel. Mata Ali terbelalak lebar mendapati Billy di restaurant hotel itu dan menunggu Prilly disana....matanya memerah, ulu hati dengan sekepal kekecewaan rasanya seperti ditonjok barbel seberat 5 ton dan bergemuruh sangat hebat sekali. Tangannya sudah mengepal siap untuk menghantam wajah lelaki yang muncul disaat tidak tepat....

.
Semburat kekecewaan muncul di raut wajah tampannya. Satu hal yang tak pernah terlintas dipikirannya. Bagaimana bisa Prilly melakukan hal itu? Tega sekali dia... Apa maksud semua ini? Apa Prilly tidak seperti yang dia pikirkan? Imut...polos dan innocent....

.
Ali melihat Prilly yang sebenarnya tak berselera makan didepan Billy. Bahkan wajahnya tak tampak senang. Dari ujung resto disudut paling remang Ali hanya memperhatikan mereka....

*

Skip...
Prilly sampai di parkiran lantai 4 apartemen dan Ali sengaja parkir di basement. Dia tunggu hingga Prilly masuk ke dalm apartemennya. Kemudian dia menyusul masuk setelah beberapa menit kemudian.
.

Ting...ting...ting...tong...
Prilly yang belum sempat ganti baju akhirnya membukakan pintu. Dia heran melihat penampilan Ali yang berantakan dan bau alkohol...Ali menatap gadis ini sinis...meskipun akhirnya dia bisa menatapnya dari dekat...mencium aroma wangi romantic dari tubuh lawan didepannya ini...
.

Ali sedikit terhuyung dan kemudian dipapah Prilly untuk duduk ke sofa. Tak sepatah katapun meluar dari mulut Aliando CEO muda itu. Tak disangkanya...Prilly melepaskan sepatunya, memegang keningnya dan melonggarkan dasinya...Jujur ada rasa bersalah yang teramat besar di hatinya...

.
Prilly meminta Ali merebahkan dirinya diatas sofa. Dia menyiapkan secangkir coklat hangat dan beberapa roti bakar dengan maksud menetralisir keadaan pria dihadapannya ini.

.
"Ayolah kak diminum dulu coklatnya" kata Prilly yang menyodorkan segelas coklat.
.
Ali masih terdiam di tempatnya. Dia menatap Prilly begitu dalam, bahunya yang terbuka dan dress warna merahnya membuat sesuatu yang aneh bergejolak, meskipun sebenarnya dia sedang dilanda keecewaan yang teramat hebat.

.
Akhirnya beberapa teguk coklat berhasil melalui rongga tenggorokannya yang tercekat. Dan Prilly membuka pembicaraan mereka...
.
"Saya minta maaf kak...saya tidak bermaksud mengecewakan anda..." Kata Prilly sambil tertunduk.

"tidak usah kamu jelaskan...saya tidak butuh penjelasan." Kata Aliando dengan ketusnya.

"Tapi...pak__" kata Prilly terpotong

"Tapi apa Pril, apa kamu tau betapa kecewanya aku malam ini."
.
Kali ini intonasi Ali pelan tapi sangat dalam. Dia mulai mengganti posisi duduknya disamping Prilly dan didekatinya wajah perempuan cantik dihadapannya.

"Sa....saya mengerti..." Kata Prilly sedikit ketakutan dan mengapitkan kedua tangannya serta meremas jari jemarinya sendiri...

"Tidak...kamu tidak tau...kamu tidak akan pernah tau apa yang aku rasakan..." Ali mengankat dagu Prilly dan didekatkan ke wajahnya.

Dag...dig...dug...deg...deg...
.
Tanpa alih alih apqpun Ali langsung melumat bibir tipis Prilly dengan penuh kelembutan dan bukan kebrutalan meskipun masih ada sisa amarah disana...
.
Dipegangnya tengkuk Prilly dan lidahnya mulai mengabsen rongga mulut Prilly yang sejujurnya tak tau apa maksud semua ini. Dia cuma melotot kaget dan mengikuti alur....
.
Sadar diperlakukan dengan tidak semestinya. Prilly mulai mendorong bahu CeO muda itu. Tapi percuma saja...dia terlalu kuat...malah dia mulai menubruk Prilly diatas sofa itu. Prilly hanya mampu meremas kemaja pria diatasnya ini. Nafas keduanya mulai bergemuruh...dan tubuh Ali mulai menindihnya...tangan Ali mulai menyentuh rambut dan mengangkat sedikit dress yang dikenakannya...menelusuri paha mulus gadis ini...

*
*

Prilly mulai sedikit meronta...maka diraihnya kedua tangan Prilly dan ditautkannya jari jemari mereka. Hingga Prilly benar2 terkunci dengan tubuh tertindih dan tangan dicekam di kanan dan kirinya...
.
Gemuruh di dada Ali tak terelakkan....hingga...
Hingga Prilly membuang wajahnya kasar dan berteriak...

"HENTIKAN...STOP....Pleaseee...!"

Aliando tersadar dan melonggarkan tautannya. Dia masih menatap tajam wajah perempuan dibawahnya itu...
.
PLAK...satu tamparan mendarat di pipi tampannya....
.

"Maaf...." Katanya sambil tertunguk dan mulai duduk. Diangkatnya Prilly...tapi dia menolak dan lari masuk ke kamarnya....

*FLASH BACK END*

*
*

Rasa bersalah muncul di hati keduanya. Prilly tak tau apa yang dimaksud Aliando. Dia meremas selimutnya dan menangis. ini first kiss dia...tapi bukan first kiss macam ini yang diinginkannya...meskipun dia tak memungkiri jantungnya bergemuruh saat Ali melumat bibirnya...dan Prilly hanya bisa menyentuh kasar bibirnya.

Ali masuk ke kamarnya dan merebahkan dirinya diatas kingsize ini. Kedua tangan diletakkan dibawah kepalanya....serta mata menerawng jauh...entah setan apa yang baru saja merasukinya hinnga dia berani melakukan itu semua pada Prilly. Meskipun ini bukan first kissnya namun dia menemukan rasa yang berbeda yang tak bisa diungkapkan dengan kata2....
.
Maafkan aku Prilly...aku khilaf....kalimat itu yang keluar dari dalam hatinya. Dia sedikit bingung juga, karena dia tau besok pasti Prilly marah...
.
Ya kedua adam dan haw ini ini berkutat dengan pikiran masing2 di kamarnya...mereka berpikir keras...apa yang akab terjadi keesokan hari nanti....


ITU AKU DULU (completed with 2 missing parts)Where stories live. Discover now