Part 45

723 29 0
                                    


Sungguh aku masih agak bingung. Kami bertiga berdiri dengan tegak. Ali dengan jas putihnya menggendong baby boy kami dan aku dengan gaun putih panjang yang shiny ini, berdiri disampingnya berpegangan di lengan kekarnya.
.
Akupun tak meminta penjelasan apa apa darinya. Cukup dengan mengikuti langkahnya yang membawaku melihat setiap detil kejadian yang aku alami....

>>>

Flash Back on
.
Pukul 6 p.m
.
Sepulang Kennard dari taman, Prilly enggan untuk bernjak dari tempat duduknya. Dia duduk sambil mengelus perutnya yang memang sudah mulai membesar. Banyak yang dia pikirkan, dalam benaknya selalu berfikir apa yang akan dia lakukan tanpa suaminya..

*
Bagaimana di harus menjalani hidup tanpa sosok pria yang dicintainya. Bagaimana caranya membesarkan anak tanpa seorang pendamping hidup. Apa yang harus dia katakan jika sang ank bertanya 'siapa papaku?', 'dimana papaku', harus jawab apa nanti.... Begitu banyak pikiran yang berkecamuk di dalam otak Prilly.

~~~

Hawa dingin terasa semakin dingin. Musim gugur yang membawa angin musim dingin membuat bibir Prily membiru. Namun, dia tetap enggan beranjak dari sana. Kala itu suhu sudah mulai dibawah 10derajat. Prilly hanya mengenakan baju rangkap 3, siapa yang menyangka jika hawanya akan sedingin ini. Dinginnya menusuk kulit ari dan menembus pori pori hingga ke tulang. Bahkan penutup telingapun Prilly tak membawa.
*
Tanpa dia tau wajahnya memucat, perutnya merasakan sakit yang teramat sangat. Karena dingin yang menusuk tulang, tubuh jadi terasa kaku. Sulit untuk menggerakkan kaki dari tempatnya. Prilly hanya mampu meringis kesakitan. Kepalanya sakit bagaikan ditimpuk batu seberat 10kg dan sakitnya itu menyalur ke telinga. Bibir rasanya keluu... Benar benar keadaan yang menyiksa raga...
*
Bayi yang di dalam perut Prilly menjejakkan kakinya seperti meronta...tapi beberapa menit kemudian jejakan kaki itu melemah. Mata Prilly mulai menyipit dan pasrah...tak ada lagi orang yang berlalu lalang di playground itu.
*
Tanpa ekspresi Prilly meneteskan air mata. Kepalanya masih tersndar di bangku taman itu, menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Tak terasa darah menetes dari kedua lubang hidungnya, tanpa mampu disekanya... Dan darah juga mengalir dari kedua lubang telinganya... Tangannya terasa kaku...hingga dia hanya bisa menatap ke depan... Ke arah jalan setapak dengan pepohonan di kanan dan kirinya yang mulai meranggas, menggugurkan daunnya. Dari balik pohon itu dia melihat sosok lelaki yang dicintainya. Mengenakan jas putih tampak bercahaya dan tampan sekali dengan senyumnya yang menawan. Namun, ada tanya di benak Prilly kenapa dia tak mau mendekat???
Karena yang menatapnya adalah Ali maka sebersit kebahagiaan muncul hingga senyum terukir di paras ayu nya, kemudian mata itu terpejam tanpa mampu menahan sakit yang menderanya.
*
Tak berapa lama Aunty Febby datang bersama Uncle Bertrand. Rupanya sudah seharian mereka mencari Prilly, hingga yang terakhir mereka akhirnya mampu menemukannya di playground ini. Keduanya shocked melihat keadaan Prilly yang terbujur kaku dengan darah yang mulai mengering di hidung dan telinganya. Aunty Febby benar-benar panik dan menangis melihat keadaan adik sepupunya ini.
*
Dengan sigap uncle Bertrand mengendong Prilly, masuk ke mobil dan dibawanya ke rumah sakit. Tak hanya mereka berdua yang panik. Maliqa yang berada di belakang mobil dengan Prilly duduk diseblahnya dia menangis dan mengusapkan tangannya dikedua pipi Prilly, berharap agar tangan mungilnya ini dapat memberi kehangatan untuk kakak yang paling sayang ma dia itu.
*
*
*

@Saint Mary's Hospital
.
Prilly yang terbujur kaku dilarikan ke Saint Mary's Hospital agar mendapatkan penanganan yang intensif. Dengan sigap para dokter jaga langsung menangani. Prilly dimasukkan ke ruang ICU, oksigen membantu pernapasannya dan pendeteksi detak jantung masih bergerak dengan lemas aja...
.
Aunty Febby menangis di dalam pelukan uncle Bertrand, sambil memberi kabar untuk mama Prilly... Tampaknya yang diseberang sana juga sedih mendengar kabar putri semata wayangnya ini sedang tak sadarkan diri.
*
Dokter dengan mimik muka yang sangat serius sekali menemui Aunty dan Uncle Bertrand. Karena hawa dingin yang teramat sangat, dan tubuh pasien belum bisa beradaptasi, apalagi dengan hanya mengenakan baju 2 atau 3 lapis maka....pembuluh darahnya ada yg pecah...dan bayi yang ada di dalam kandungan juga melemah. Maka harus segera diambil keputusan apakah baby itu akan diambil melalui operasi atau tidak.... Semua keputusan ada di tangan keluarga.
.
Flash Back End

>>>

Aliando dan Prilly serta baby yang digendong Ali, mereka tengah berada di dimensi lain. Tempat dimana tak seorangpun tau kecuali mereka....ya jiwa mereka yang kian lekat karena cinta..
*
Ali yang membawa Prilly menyaksikan semua kejadian tersebut secara runtut, membuat Prilly semakin mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dia melihat tubuhnya tak sadarkan diri dengan bantuan alat disana sini...satu hal yang menjadi pikirannya...bayi mungil mereka...
*
Tidak sampai disitu....
Ali membawa Prilly ke tempat dimana Ali tengah tertidur panjang. Hampir sama...bedanya raga Ali terlihat sangat kurus sekali. Hanya beberapa orang perawat yang bergantian menjaganya. Asupan makanan semua dari selang. Mamanya sesekali menengok dengan wajah yang sayu....dan putus asa....
*
Satu hal yang mengejutkan bagi keduanya saat menyaksikan ny. Resi terpaku di balik jendela kantornya dan berkata pada asistennya.
.
"Belinda... atur jadwal besok aku mau ke London. Aku mau bawa istri Ali kesini. Mungkin cuma dia satu satunya orang yang mampu membangunkan Ali" Kata ny.Resi
.
"Baik bu. Semua akan kami siapkan"

*
Namun apakah dengan begitu semua akan mampu dikembalikan seperti semula. Rancangan manusia hanyalah rancangan, masalah semua akan berhasil atau tidak, itu urusan sang penciptanya.*

B e rvs a m b u n g

Baaa....nantikan part terakhir IAK ya....
Jangann bosen2 ma karya min_Blast ya...
Di coment donk....

ITU AKU DULU (completed with 2 missing parts)Where stories live. Discover now