I love you because I believe 4

4K 263 1
                                    

"Halo? Ma?"

Aku sedang berjalan menuju halte bus ketika Mama menelponku

"Kamu sedang dimana sayang?" tanya Mama di ujung telpon sana.

"Aku sedang berada di halte. Menunggu bus. Ada apa Ma?" tanyaku seraya mencari tempat duduk kosong.

"Mama hanya ingin mengetahui keadaanmu. Bagaimana kabarmu sayang?"

Aku mengapit ponsel di antara telinga dan bahuku. "Aku baik-baik saja Ma. Berangkat kuliah, bekerja di butik, lalu pulang. Selalu begitu." Tanganku mencari-cari parfum yang belum sempat ku pakai di dalam tas.

"Hari ini kamu ada kuliah?"

"Tidak. Hari ini hari sabtu Mama. Aku ingin pergi ke tempat nayla. Kami ingin menghabiskan waktu bersama." Aku menyemprotkan parfum tersebut di sekitar leherku

"Kapan kamu akan pulang sayang?"

"Nanti. Setelah ujian berakhir aku berjanji aku akan langsung pulang."

"Mama merindukanmu sayang." Dapat kudengar nada sendu dari suaranya.

"Aku juga merindukanmu Ma. Dan aku juga merindukan masakan opor ayam itu."

Mama terkekeh. "Mama merindukan ayam itu? Oke, nanti ketika kamu pulang Mama akan masakan opor ayam yang paling enak untuk anak Mama tercinta."

"Terima kasih Ma. Oh, bus-nya sudah datang. Sudah dulu Ma. Aku mencintaimu."

"Mama lebih mencintaimu sayang."

Lalu aku menaruh ponselku di dalam tas dan beranjak dari kursi. Ketika kakiku hendak menaiki bus tiba-tiba seseorang menarik lenganku. Aku terhuyung dan jatuh ke belakang. Menabrak seseorang. Aku menoleh ke belakang. Ali? Mau apa laki-laki itu disini? Sepagi ini?

"Kamu mau kemana prilly?" tanya Ali dengan senyum mempesonanya.

"Aku ingin pergi dengan menaiki bus. Sekarang tolong lepaskan tanganku karena aku akan ketinggalan bus."

"Untuk apa pergi dengan bus kalau kau bisa pergi dnegan mobilku?"

Apa? "Tidak terima kasih. Aku lebih suka menaiki bus."

Aku hendak melangkah lagi tapi Ali malah semakin mengetatkan genggamannya. "Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."

"Maaf. Mungkin lain kali. Aku hari ini sudah ada janji dengan temanku. Tolong lepaskan tanganku karena sebentar lagi bus akan berjalan."

"Tidak sebelum kamu mengatakan iya."

Aku membuka mulut hendak berdebat dengannya ketika kulihat bus yang ingin ku naiki pergi meninggalkan halte. Mataku melebar menatap bus itu yang sudah melaju pergi. Aku ketinggalan bus ku, dan itu semua karena dia!

"Puas?" tanyaku kepadanya.

"Apa?" tanyanya pura-pura tidak tahu.

"Sekarang aku ketinggalan bus dan aku harus menunggu bus yang lain datang kembali."

"Sudah ku bilang mengapa kau harus naik bus ketika kau bisa pergi dengan mobilku, prilly latuconsina ?"

Arghh.... "Baiklah. Dimana mobilmu?"

Ali tersenyum sumringah. Ia terlihat senang. Ia lalu menarik lenganku dan membawanya menuju mobil sedan berwarna hitam. Ali membukakan pintunya untukku dan aku melangkah masuk ke dalam mobil. Ia lalu berjalan memutar dan duduk di balik kemudi.

"Dimana supirmu?" tanyaku heran ketika ia mulai menyalakan mobil.

"Dia sedang libur." Ucapnya singkat.

 I love you because I believeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang