I love you because I believe 7

3.1K 232 1
                                    

"Prilly... siapa... oh!"

Yeah. Ini yang aku takutkan.

"Siapa dia?" bisik nayla di telingaku.

Aku menghela nafas. Mungkin ini sudah saatnya.

"Nayla ini ali. Ali ini nayla."

Ali tersenyum lembut. Ia yang pertama kali mengulurkan tangan selanjutnya nayla menerima uluran tersebut dan menjabatnya. Wajahnya masih terlihat bingung.

"Dan Ali itu adalah?" tanya nayla mengamati Ali.

"Kekasihku."

"Prilly!"

Aku langsung menutup kedua telingaku karena nayla baru saja berteriak. Bayangkan jaraknya hanya beberapa centi dan itu cukup membuat telingaku berdengung.

"Oh tuhan! Akhirnya..." nayla langsung memelukku dengan erat. Saking eratnya mampu meremukkan badanku .

"Apa maksudmu dengan akhirnya?" tanyaku sinis

"Akhirnya kau punya pacar juga!" aku menatap nayla dengan menaikkan alisku, namun sepertinya nayla tidka melihatnya karena dia sibuk berpelukkan dengan Ali. Hey! Jangan sentuh pacarku!

"Kau beruntung, man. Sangat beruntung. Prilly adalah orang yang baik dan bertanggung jawab. Kau tidak salah memilih dia." Celoteh nayla dengan semangatnya

"Yeah, beruntungnya aku." Ucap Ali masih tetap tenang.

"Bisakah kita masuk ke dalam? Karena aku tidak suka menjadi tontonan." Ucapku menginterupsi perbincangan mereka.

###

"Jadi... sudah berapa lama kalian bersama?"Tanya nayla

Kami sedang duduk bertiga di ruang tengah. Dengan sangat terpaksa, acara membersihkan rumah harus di tunda karena nayla sangat ingin berbicara dengan Ali.

"Cukup lama. 4 bulan? Aku tidak menghitungnya." Jawabku tak acuh. Sungguh aku tidak menghitungnya.

"Ck... tidak seru. Bagaimana cara kalian bertemu? Pasti romantic sekali."

Ali tersenyum. "Kami bertemu saat ia mengembalikkan dompetku yang jatuh."

"Oh! Jangan katakana kalau kau laki-laki itu!"

Alis Ali mengkerut. "Laki-laki itu?"

"Ya! Laki-laki yang dompetnya di kembalikan oleh prilly tapi kau mengatai dia pencuri dan membuat dia tidak bisa ikut ujian."

"Sepertinya aku memang laki-laki itu."

"Oh... kau memang brengsek." Ujar nayla seraya menyipitkan matanya. Tapi aku tahu kata-katanya itu hanya bercanda. Tapi tetap saja...

Aku langsung memelototinya. Namun nayla tak menggubrisku.

"Aku anggap itu sebagai pujian." Ucap Ali tenang.

"Berapa umurmu?"

"28."

"What?! Prilly! Kau mau pacaran dengan lelaki tua seperti ini?"

Oh tuhan! Andaikan aku memiliki lakban saat ini.

"Tapi tak apa. Wajahmu tidak menandakan kau lelaki tuan berumur 28 tahun. Tapi kau single kan? Maksudku kau dan prilly tidak berselingkuh di belakang istrimu kan?"

AKU BUTUH PISAU SAAT INI.

Hatiku baru lega saat nayla pulang.
"Temanmu menyenangkan." Ali memelukku dari belakang dan mencium pipiku.

Aku mendengus. "Itu memalukkan. Jangan kau pikirkan apa yang di ucapkannya tadi. Dia sedikit gila."

Ali tertawa. Dan ya tuhan, tawanya begitu merdu. "Menurutku dia unik. Dia tipe orang yang apa adanya, tidak ada yang di tutup-tutupi."

 I love you because I believeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang