I love you because I believe 6

3.1K 248 0
                                    

Aku terhenyak. Ali belum tidur? Aku langsung membuka pintu dengan lebar dan menemukan Ali sedang berada di atas tempat tidur dengan laptop berada di pangkuannya. Matanya fokus pada layar dan jari-jari indahnya sedang menari-nari di atas keyboard.

"Kau belum tidur?" tanyaku seraya meletakkan tas tangan kembali pada tempatnya.

"Belum. Masih banyak data yang harus aku periksa." Jawabnya masih fokus.

"Tidak bisa di tunda esok hari?" Kemudian aku kekamar mandi menggati pakaianku hanya memakai tentop dan celana pendek

"Aku bukan orang yang suka menunda pekerjaan sayang."

"Tapi ini sudah pukul 11 malam. Kau harus pergi ke kantor besok."

"Sebentar lagi sayang."

Arrrggghhhh.... Baiklah. Sudah habis kesabaranku.

Ku hampiri Ali dan ku angkat dagunya. Apakah sudah ku katakan Ali + kaca mata = sexy??? Kalau belum. Well, dia sangat sexy.

Matanya yang indah dan bulu matanya yg lentik itu langsung menatapku. aku memandangnya dengan alis terangkat sedangkan ia memandangku dengan alis berkerut. Lalu matanya bergerak kebawah. Semakin kebawah pandangannya semakin melebar. Aku menunggunya dengan sabar. Lalu beberapa detik kemudian mata indah itu kembali menatapku.

"Sayang. Ini...."

Aku menghembuskan nafas. "Aku lelah. Mau tidur." Ucapku dingin. Aku langsung mengambil tempat di sampingnya. Yaitu sisi milikku. Dan menarik selimut sampai ke bawah dagu lalu pura-pura tidur dengan mata terpejam.

Dapat kurasakan ali masih membeku. Ku intip dari mataku yang terpejam kalau ia sedang membereskan kertas-kertas dan juga laptop yang berantakan dan menaruhnya di meja rias, lalu ia kembali ke atas tempat tidur.

Aku merasakan tangannya itu menyusup di pinggangku dan tangan yang satu lagi melingkar di dadaku. Aku merasa... hangat.

"Bagaimana acara makan malamnya sayang?" tanyanya di atas kepalaku. Dapat kurasakan hembusan nafasnya yang menyentuh rambut-rambutku.

"Makanannya enak. Tante lisa sangat pandai memasak. Nayla dan Galang juga menyenangkan. Aku merasa seperti bagian dari mereka." Aku merasakan kulit lengannya di pipiku.

"Aku senang kalau kau senang." Ia mengecup ubun-ubunku.

Lama kami terdiam. Ku kira dia sudah terlelap. Ketika aku memejamkan mata, dia bersuara.

"Sayang, kau tidak kedinginan dengan hanya mengenakan pakaian itu?"

Aku terkikik. Ini dia.

"Menurutmu? Aku kan sudah memakai selimut."

"Tapi tetap saja... dingin."

"Aku sudah terbiasa. Sewaktu belum bersamamu aku sudah sering tidur seperti ini."

Dia mengangkat kepalanya. "Benarkah? Bagaimana kalau orang yang tinggal di depan rumahmu melihat? Bukankah dia seorang pria?"

Aku mendongak dan melihat dirinya dengan alis berkerut. Aku tidak mengerti.

"Jadi selama ini pria itu sudah melihatmu memakai pakaian seksi seperti ini? Oke. Sepertinya mulai besok kau harus pindah tempat tinggal."

"Apa?! Ali. Aku hanya bercanda tadi. Aku tidak pernah tidur seperti ini dan hey... tidak ada seorang pria manapun yang melihatku berpakain seperti ini. Tidak, kecuali kau, Ali. Oleh sebab itu hentikan sifat cemburumu itu."

Ali terkekeh. Ia lalu mengetatkan pelukannya. "Aku sempat berpikir untuk menyewa pengawalku."

"Untuk apa?"

 I love you because I believeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang