"Sepertinya kamu sangat menyukai gaun itu, pril." Ucap Ricu ketika menemukanku di ruang ganti pegawai.
"Ini gaun terindah yang pernah aku miliki, Ric."saat aku mencoba gaunnya, dan aku berencana untuk memakainya malam ini
"Kamu benar. Gaun itu sangat cantik sayang, dan kamu terlihat begitu elegan jika kamu memakainya"
Aku menggeleng. "Kamu ingat laki-laki berbulu mata lentik yang bersama sanas dia yang memberikannya padaku."
"Dia? Bagaimana bisa?"
"Dia bilang dia ingin meminta maaf karena sudah mengataiku pencuri sekaligus berterima kasih karena sudah mengembalikan dompetnya."
Ricu masih tidak percaya. "Dia masih mengenalimu? Wow, kamu beruntung, sayang." Ricu lalu mengeluarkan tasnya dari dalam loker. "Malam ini kamu ada rencana? Bagaimana kalau aku teraktir minum?"
Aku memasang wajah menyesal. "Maaf Ricu sayang Sepertinya tidak bisa. Aku ada janji bertemu dengan temanku di restoran milik temannya yang baru buka itu."
"Oh, restoran yang banyak pengunjungnya itu? Bolehkah aku ikut? Aku akan mentraktirmu makan disana."
"Benarkah? Tentu saja kamu boleh ikut. Apalagi kau akan mentraktirku minum." Aku meneguk air dari dalam botol mineral.
"Aku harus mengganti pakaianku dulu. Jangan pergi tanpaku." lalu aku pergi ke kamar mandi.
Sesampainya kami di sana, suasanya sudah begitu ramai.
"Hai kenalkan ini temanku ricu." Ucapku memperkenalkan ricu.
"Kamu ingin makan apa prilly sayang?" tanya ricu
"Terserah kamu aja. Kamu kan yang mentraktir." Aku tersenyum. "Oh, tolong kalau bisa yang paling mahal ya, perjalananku lumayan jauh." Ricu kemudian mengangguk lalu memanggil pelayan.
"Akhirnya kamu datang juga."Ucap nayla
"Sudah kubilang aku akan datang."
"Ini untukmu." Ricu memberiku segelas minuman. Aku menatapnya sebelum menerima gelas itu. "Apa? Kamu bilang terserah padaku." Ucap ricu seraya mengangkat kedua bahunya. Aku menggelengkan kepala lalu meminum minumanku sambil menunggu pesananku datang.
"Aku tinggal dulu." Ucap nayla di telingaku yang kubalas dengan anggukan.
"Well, untuk restoran yang baru buka, tempat ini sangat ramai." Ucap ricu
"Kamu benar. Dan makananya sangat enak dan nikmat pantas pengunjungnya sangat ramai"
**************
Aku baru saja pulang dari kantor. Kulirik jam tanganku, sudah hampir tengah malam rupanya, pantas saja aku merasa lelah.ucap ali
Mobilku berhenti di lampu merah. Aku melihat keluar jendela. Heran, sudah malam seperti ini tapi masih saja terlihat ramai. Restoran itu salah satunya. Kelihatan ramai sekali. Penuh dengan anak-anak muda. Aku tersenyum, seperti mengingat masa lalu. Aku juga seperti itu sewaktu masih kulia. Semuanya berubah ketika aku bertemu dengannya.
Mataku menemukan sesuatu yang ganjil. Gadis itu? Ya tuhan, ini adalah ketiga kalinya aku bertemu gadis itu dalam satu hari. Ku lihat gadis itu baru saja keluar dari restoran yang aku lihat barusan. Ia terlihat merapatkan jaketnya dna kepalanya seperti mencari sesuatu. Tak berapa lama kemudian ada 3 orang keluar dari restoran itu. Seorang wanita dan dua orang laki-laki. Mereka kemudian mengecup kedua pipi gadis itu bergantian lalu meninggalkan gadis itu sendirian di depan restoran.
Lampu berubah menjadi hijau, mobilku berjalan kembali. Aku meminta supirku untuk berhenti di depan restoran itu. Ia kemudian memutar mobilnya dan berhenti tepat di depan gadis itu. Aku menurunkan kaca jendelaku.
"Kamu? Ya tuhan! Ini sudah ketiga kalinya aku bertemu denganmu dalam satu hari pak." Seru gadis itu terkejut. Well, aku kira hanya aku yang menyadari kalau kita sudah bertemu tiga kali."Kamu mau pulang?" tanyaku datar.
Ia mengangguk. "Aku sedang mencari taksi."
"Naiklah. Akan ku antar kamu pulang." Ucapku menawarkan.
Ia mengangkat alisnya. Kaget lalu menggeleng. "Tidak perlu pak. Aku bisa pulang sendiri."
"Ini sudah larut malam. Dan sepertinya sudah tidak ada taksi yang lewat. Naiklah. Aku berjanji tidak akan macam-macam."
Ia kemudian tampak berpikir lalu mengangkat bahunya dan kemudian masuk kedalam mobilku
"Kita belum berkenalan. Namaku aliando syarief panggil saja ali. Kamu?" aku mengulurkan tanganku
"Prilly. Namaku prilly latuconsina." Ia kembali menjabat tanganku."nama yg cantik dan se chubby orangnya"ucapku tersenyum dia hanya memutar kepalanya menghadap ke jendela.
"Aneh bukan, kita kembali lagi bertemu."
Ia mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya.
"Um... sepertinya aku belum meminta maaf atas kejadian tadi pagi. Meminta maaf secara langsung lebih tepatnya."
Ia kemudian menolehkan kepalanya. Menatapku dnegan tatapan menunggu.
"Kamu sudah meminta maaf tadi siang, pak. Kamu ingat? Kamu memberiku gaun yang sangat cantik yang sekarang aku pakai, walaupun aku masih kesal karena gara-gara mengembalikan dompetmu yang terjatuh itu, aku terlambat dan tidak boleh mengikuti ujian."
"Panggil aku ali. Dan kamu terlihat cantik memakainya"ucapanku membuat pipi prilly merona"tunggu dulu Ujian? Kamu seorang pelajar?"tanyanyaku penasaran.
"Mahasiswa lebih tepatnya. Aku kuliah di jurusan desain."Jawab prilly cepat
"Dan kamu bekerja di butik sania?" aku bertanya dengan hati-hati takut menyinggung perasaannya.
Ia mengangguk. "Aku bekerja paruh waktu sebagai kasir disana."
"Menarik. Kurasa hidupmu sangat menarik prilly." Aku tersenyum kepadanya. Menatap kedua matanya yang menatapku dengan bingung. Aku mengernyit. Ada sesuatu yang aneh di matanya. Sepertinya aku mengenali bentuk mata seperti itu.
"Sudah sampai tuan." Suara supirku membuyarkan lamunanku.
"Oh. Sepertinya kita sudah sampai. Kamu tinggal di kompleks ini?" tanyaku seraya memperhatikan beberapa rumah lain. tampak luar, Terlihat sederhana. Aku juga tida mengerti kenapa dia memintaku menurunkannya di pos penjaga tidak kerumahnya."apa dia takut?"bisik hatiku atau mungkin ini terlalu cepat.
"Iya. Aku tinggal disini."
"Sendiri?"
Ia kembali mengangguk. "Kalau begitu terima kasih atas tumpangannya, ali." Prilly lalu turun dari mobilku dan menutup pintunya kembali.
"Senang berkenalan denganmu, pril. Semoga saja kita bisa bertemu lagi lain kali." Ucapku tersenyum.
Ia menganggukan kepalanya lalu memutar tubuhnya berjalan meninggalkanku. Setelah tidak lagi melihatnya, aku menyuruh supirku untuk melajukan kendaraan.
"Prilly... nama yang bagus." Aku tersenyum ketika mengucapkan namanya. Dan entah mengapa aku merasa aku akan bertemu lagi dengannya...
Ditunggu vote dan komennya.......!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you because I believe
DiversosBukan karena mata ini aku mencintaimu tapi karena hati ini.....! (Aliando syarif) Aku mencintaimu karena aku percaya......!!!!! (Prilly latuconsina)