bagian 2

9.5K 556 12
                                    

Hallo....
Aku balik lagi, maaf kalo masih banyak typo ya...
langsung aja ya...
Happy reading...

.....

Bagaimana mungkin aku membiarkan diriku terjerat jaring laba-laba hitam yang beracun dan mematikan?

.....

Bagaimana iblis tengil ini bisa ada di sini? batin Reyna masih sibuk berperang tanpa mempedulikan posisinya yang masih terduduk di lantai. Terlalu syok, hingga tubuhnya kaku dan tak bereaksi sama sekali mendengar salam perkenalan dari Demon.

Sementara Demon mengamati cewek nerd itu dengan seksama, dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Seperti penampilan nerd kebanyakan dengan kacamata besar dan rambut kucir kuda, tapi entah kenapa Demon merasa ada yang beda dari cewek ini.

Kok gue kayak pernah liat ni cewek? Familiar gitu, tapi dimana ya? batin Demon sambil mengerutkan keningnya.

Gawat!!

Kalo gue ngomong, dia bakalan ngenalin suara gue nggak ya?

Tadi, dia bilang mahasiswa baru? Kalo dia sampe satu jurusan mada gue, bisa mampus ini?

Kalo rahasia gue sampe kebongkar gimana? jerit Reyna dalam hati.

"Halo... masih di sini kan?" Demon melambaikan tangannya di depan wajah Reyna yang masih cengo.

Sekujur tubuhnya gemetar,   berkeringat dingin. Matanya bergerak kanan kiri mencari bantuan tapi lorong menuju kelasnya sedang sepi, mungkin kelasnya juga sudah dimulai.

"Hallo!" Demon menyentikkan jarinya tepat di depan muka Reyna hingga cewek itu terperanjat kaget.

"Eh... ya, maaf," cicit Reyna tersadar dari lamunannya dan berdiri sambil merapikan bajunya yang sama sekali tidak kusut. Cuma alasan agar Demon tak bisa memandang wajahnya. Ia masih takut iblis di depannya mengenali dirinya adalah musuh abadinya.

"Oh... ya udah," balas Demon memutuskan  meninggalkan Reyna sambil  mengingat-ingat wajah familiar gadis itu.

Gue harus nanya masalah ini sama kak Rey nanti, gumam Reyna  menghembushan napas lega, ia segera melanjutkan langkahnya menuju kelas dan berdoa semoga dosen masih mengijinkannya masuk.

.....

Demon sedang duduk dengan manager sekaligus temanya sejak SMA, Vio di kafe depan gedung managementnya.

"Besok jadwal photoshot dengan TM ( TwinsMaker) ingat Demon, jangan buat keributan dengan Starlet, ok!" tegas Vio.

Yang bersangkutan hanya tersenyum miring setelah meneguk gren teanya.

"Kita liat aja besok," balas Demon santai. Dalam otaknya sudah tersusun rapi puluhan rencana untuk menggangu Starlet.

Entah kenapa sejak awal pertemuannya dengan cewek berdarah Jepang itu Demon tak henti-hentinya mengibarkan bendera perang pada Starlet. Padahal hubungannya dengan Sky, kakaknya cukup baik.

"Gue kasian aja sama Starlet. Lo selalu membuatnya kesal. Ingat terakhir kalian ada pemotretan bersama? Lo sengaja kan menumpahkan jus durian ke kepalanya dari atas tangga? Gue nggak percaya tangan lo licin," tanya Vio tajam.

Demon hanya mengendikan bahunya, tersenyum membayangkan kejadian 3 minggu lalu.

Rambut hitam sepunggung Starlet yang terkena jus durian dengan bau yang Demon yakini butuh lebih dari dua botol shampo untuk menghilangkannya. Dan Demon sangat menikmati saat melihat muka merah Starlet yang menahan amarah.

Be Nerd or Super Idol??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang