bagian 13

5.3K 320 11
                                    

Happy reading guys...

.....

Chiaki mengamati seorang gadis yang duduk sendirian di area VIP sebuah restoran Prancis. Sebenarnya cukup cantik tapi sayang, make upnya terlalu tebal dan cara berpakaiannya mirip gadis nakal. Cewek itu, Moza. Chiaki sudah membaca laporan data-data pribadi Moza dari orang kepercayaannya.

Perlahan Chiaki menghampiri Moza dan menampilkan senyum menawannya.

"Permisi, nona Moza?"

Moza mendongak menatap orang yang menyapanya, W.O.W. pria di depannya sungguh amazing sampai Moza menganga dan lupa berkedip.

Tubuh tinggi tegap berbalut jas ini sungguh sangat sexy di mata Moza apalagi dengan wajah orientalnya yang putih pucat tapi sangat mempesona dengan senyum yang membuat mata sipitnya menjadi bulan sabit.

Moza hampir meneteskan air liurnya jika Chiaki tak memanggilnya lagi.

"Mengagumi ketampanan saya?" Chiaki tersenyum ramah.

"Ehh, i ... iya ... eh, tidak! Bukan." Moza kelabakan karena ketahuan bengong dan terpesona pada pria itu.
"saya Moza, Anda siapa?" tanya Moza.

Chiaky tersenyum lagi, "Boleh duduk?"

Moza berpikir sebentar dan menggangguk.

"Perkenalkan, Chiaki Okazawa. Saya ingin kita bekerjasama."

.....

Reyna pov

Sudah hampir setengah jam kaki telanjangku mengitari pesisir pantai. Aku menyukai sensasi pasir yang menggelitik telapak kakiku. Demon berjalan di sampingku, menceritakan kegiatannya seharian ini dan menggandeng tanganku erat.

Perasaanku menghangat hingga aku rasa wajahku selalu merona di depannya, cowok ini dengan segala kearogansian dan kelembutan di saat yang bersamaan telah meruntuhkan pertahananku. Perlahan tapi pasti menyusup ke hatiku.

"Suka, Ai?" tanyanya memamerkan senyum sejuta wattnya.
Aku tersenyum, "ya, sudah lama aku nggak ke pantai."

Demon merapikan anak rambut kebelakang telingaku, mengajakku duduk di bibir pantai karena sebentar lagi sunset.

Tiba-tiba Demon memberkan sebuah kotak kecil warna silver padaku.

"Ini apa?" tanyaku polos.

Demon menggaruk tengkuknya kemudian menoleh ke samping, menghindari tatapan mataku. oh ... lihatlah! Demonku manis sekali bila grogi. Menggemaskan.

"Bukalah."

Aku membuka kotak itu dan mengeluarkan isinya, ini indah ... Aku menatap Demon berkaca-kaca dan ia tersenyum lembut padaku.

Ia mengambil benda di tanganku lalu memasangnya di leherku. Kalung emas putih dengan bandul dua bintang ini sangat cantik dan indah.

"Ini cantik, makasih Demon." aku tertawa sambil menangis kemudian menubruk dada bidang cowok yang telah mencuri hatiku itu.

"Kau lebih cantik, Ai." Balas Demon nyengir kuda dan mengacak rambutku. Aku memukul dadanya dan cemberut maksimal "kamu ngerusak suasana aja tau gak!"

"Dih, apaan. Tuh liat udah sunset!" Demon mendekapku lebih erat. Menaruh kepalaku di dadanya, menghapus jarak diantara kami.

Aku bisa merasakan belaian lembut di punggungku dan kecupan hangat di puncak kepalaku.

Aku mendongak, netra sehitam malam itu menatapku lembut dan penuh cinta. Perlahan aku menutup mataku menerima kecupan bibirnya di bibirku, melumat pelan dan lembut bibir atas dan bawahku bergantian hingga lututku lemas seperti jeli.

Be Nerd or Super Idol??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang