last part

8.7K 399 22
                                    

Terima kasih untuk kalian semua yang membaca cerita ini sampai disini. Sungguh-sungguh terima kasih...^_^
Sorry for typo.

For the last,

Enjoy,

.....

Demon mengendap-endap memasuki sebuah rumah, memelankan langkah sepatunya dan melirik kanan-kiri memastikan tidak ada seorang pun yang menyadari kehadirannya. Meletakkan kopernya tanpa suara di samping sofa.

Dari tempatnya berdiri di ruang tamu, ia masih bisa mendengar suara ribut yang berasal dari ruang makan sana. Senyum mengembang di wajah tampannya diusianya yang semakin matang, mendengar suara perdebatan dua bocah berusia sepuluh tahun yang setiap hari selalu membuat keributan dan membuat istri tercintanya tertawa namun juga sakit kepala diwaktu bersamaan karena tingkah lucu dan menggemaskan dari kedua anak mereka.

"Abang, itu buku Bulan ... balikin!"

"Pelit ah, pinjam sebentar!"

"Mom ... Bintang nggak mau susu ah! Bintang maunya jus jeruk aja!"

Suara bocah laki-laki terdengar merengek disusul seruan suara sang Adik,

"Kalo Abang nggak mau, biar Bulan yang ngabisin susunya Abang, sini!"

"No no no, Bintang, minum susu kamu sayang biar cepat tinggi kayak Daddy. Bintang kalo sudah besar mau jadi setinggi Daddy kan? dan Bulan jangan minum banyak-banyak nanti perut kamu kembung, sayang." wanita yang dipanggil Mommy itu tersenyum melihat kedua anak kembarnya mengangguk patuh.

Dari kejauhan Demon ikut tersenyum melihat istrinya yang masih memakai apron itu sibuk menyiapkan sarapan untuk kedua buah hati mereka, rambut panjangnya digelung asal keatas menyisakan beberapa anak rambut yang menjuntai nakal.

Kedua tangan Demon sudah gatal, ingin merapikan tatanan rambut istrinya kemudian memeluknya erat. Dari sudut manapun istrinya itu masih terlihat sangat muda, tak seperti seorang ibu yang memiliki dua anak kembar berusia sepuluh tahun.

Di rumah ini mereka punya beberapa asisten tapi untuk urusan memasak si Nyonya rumah pasti akan langsung turun tangan menyiapkan masakan penuh cinta untuk suami dan dua buah hatinya yang tentu saja memiliki porsi makannya yang diatas rata-rata. Persis seperti Reyna yang doyan makan.

Lagi-lagi Demon merasa jatuh cinta pada wanita itu. Wanita yang rela meninggalkan dunia hiburan demi menjadi istrinya dan Ibu dari dua buah hati kembar mereka.

Masih tetap mengendap-endap Demon mendekati kedua bocah yang tengah asyik menyantap pancake mereka. Demon mengangkat jari telunjuknya kedepan bibirnya mengisyaratkan agar kedua anaknya tak bersuara saat keduanya menyadari kehadiran Daddynya.

Bintang dan Bulan sama-sama meletakkan jari telunjuknya didepan bibir dan saling berpandangan, mengerti 'kode' yang diberikan sang Daddy.

Saat Demon mengedipkan matanya sekali, dua bocah kembar itu mengangguk dan turun dari kursi mereka sepelan mungkin sambil membawa piring yang masih berisi sarapan meninggalkan ruang makan tanpa diketahui Mommy mereka yang masih asyik berkutat di dapur.

"Stop Demon! Berhenti di situ!"

Suara merdu Reyna menghentikan langkah Demon yang ingin memeluknya dari belakang.

"Oh! ayolah Ai, kamu selalu menggagalkan kejutanku," protes Demon kesal. Ia lupa istrinya itu selalu bisa menyadari kehadirannya.

Reyna meninggalkan pekerjaannya dan berbalik menghampiri Demon yang masih mengenakan setelan kantor minus jas itu dengan tersenyum geli.

"Bukannya seharusnya kamu pulang besok?"

Reyna heran kenapa kedua anaknya selalu bisa diajak kompromi oleh Daddy mereka, seperti kali ini keduanya sudah menghilang dari ruang makan. Kalau bukan perintah Demon, siapa lagi coba?

"Kamu nggak suka aku pulang lebih awal? Padahal aku buru-buru menyelesaikan semua kerjaanku di L.A biar bisa cepat pulang. Begitu sampe rumah malah sambutannya kayak gini."

"Tentu saja aku senang kamu pulang cepat," Reyna menarik dasi Demon yang memang sudah mengendur, menghilangkan jarak diantara mereka dan memberikan Demon satu kecupan singkat di bibir yang membuat Demon mengerang tertahan.

"Lagian wanita mana sih yang nggak suka dikasih kejutan," tambah Reyna sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Hahaha...."
Demon tertawa hingga kedua matanya membentuk bulan sabit, tawa yang sangat dirindukan Reyna dua minggu ini karena pemiliknya harus pergi ke L.A untuk mengurus bisnis peninggalan Opanya disana.

Entah bagaimana sejak menikah dirinya selalu bisa merasakan kehadiran Demon di sekitarnya. Feelling seorang istri, mungkin.

Reyna agak kaget saat dirinya ditarik kedalam dekapan hangan Demon,
"I miss you so bad, Ai" ucap Demon seraya menghirup aroma Reyna yang kian memabukkan.

Cinta itu ajaib, hanya dengan memeluk orang yang dicintainya saja membuat rasa lelah Demon menguap seketika.

"I know, I miss you too, my lovely Hubby" Reyna membalas pelukan Demon sama eratnya, menyembunyikan wajahnya ke dada bidang suaminya.
Mendengar detak jantung yang masih saja menggila, seirama dengan miliknya.

Demon mengecup kening Reyna lama. Reyna memejamkan matanya, menikmati setiap cinta yang disalurkan Demon melalui sentuhannya.

"Terima kasih Ai, sudah menjadi rumah terindah untuk aku pulang saat aku merasa lelah, juga rumah untuk dua buah hati kita yang manis itu ... Sungguh-sungguh terima kasih...."

"Apavpun untukmu, karena aku mencintaimu."

Kedua insan itu saling memandang lembut, namun suasana romantis itu buyar seketika saat terdengar suara cempreng dua bocah yang saling bersahutan dari ruang tamu.

"Abang! Itu boneka Bulan! Abang udah ambil mainan robotnya! Bonekanya buat Bulan!"

"Ini boneka singa! Mana cocok buat Bulan, buat abang aja!"

Demon dan Reyna saling mengetukkan kening mereka lalu terkikik geli mendengar perdebatan kedua buah hati mereka.

"Ayo kita hentikan mereka sebelum terjadi perang saudara."

"Hahaha... iya!"

Demon menggandeng tangan Reyna menuju medan perang di ruang tamu sana.

"IHH!! ABAAANG!!"

.....
The end.
.....

Iya. Beneran end ini, hahaha...
Daripada bosen aku kasih end disini aja.

Makasih buat kalian terus ngedukung aku dengan vote n koment kalian^_^

Kalian moodbooster buatku.

Aku ada satu cerita baru judulnya

#Love Love Strawberry#

Bukan sekuel tapi nanti Bintang dan Bulan bakalan muncul dicerita ini. Dibaca juga ya!^_^

Love,

Elie.

Be Nerd or Super Idol??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang