" oh iya Jun, yang ngantarin lo tadi siapa? " tanya Lunetta,
"pacar lo?" tambahnya.
" Bu-bukan, Net. dia cuman temen gue kok! " bantah Junilla seketika, "ke kelas aja yu!" ajaknya.
" ayuk!!! " seru Lunetta dan Mola bersamaan.
mereka pun keluar dari UKS dan berjalan beriringan menuju kelas mereka. menyusuri koridor yang sudah sepi karena semuanya sudah masuk kelas dan memperhatikan gurunya yang cicit ciut kaya burung menerangan pelajaran didepan kelas.
" Jun, kalo misalnya yang nganterin lo tadi cuman temen lo, berarti gue masih punya peluang dong biar gak jadi jomblo lagi! " seru Lunetta kayak bocah yang baru dapat permen satu lusin.
" eh, maksudnya?" tanya junilla yang menaik-turunkan alisnya.
"Jadilah mak comblang buat Lunetta untuk kali ini,jun!" ungkap Mola melirik kearah Lunetta.
"ohhh.... baru peka gue," kata Junilla mengganggukan kepalanya, " tenang aja Ta, lo gak jomblo lagi dah abis ini!"
"oyeeee..... yess!!!...yesss!!!!.... terima kasih yaAllah" seru Lunetta memekakkan telinga keduanya.
"maafkan teman hamba YAALLAH!!!! " ujar Mola menengadahkan kedua tangannya menunjukan seperti orang berdoa.
"buahahaha... " tawa Junilla pecah.begitu pula dengan Lunetta.
berhubung Mola tidak satu kelas dengan Junilla dan begitu juga dengan Lunetta, akhirnya dilantai kedua Mola memisahkan diri. Lunetta dan Junilla satu lantai beda kelas. Lunetta kelas X-D, kelas mereka hanya berhelat satu kelas saja.
"bye Netta, gue duluan ya!" ujar Junilla didepan pintu kelasnya yang tertutup. dibukanya pintu tersebut dan masuk membawa sepasang buku dan pulpen. tasnya ia tinggalkan disamping bak sampah depan kelas, " maaf bu saya telat, tadi abis beli buk~"
"ampun Junilla lo ngigau? berikan aplosan untuknya! "pekik Sandy selaku ketua kelas yang sama gilanya. seisi kelas menepukan tangannya dan tertawa hebat.
"hehehe... gue kira ada Ibu Herni tadi. kalo gitu gue ambil lagi aja deh tas didepan," kata Junilla cengengesan dan membalikan badannya berjalan keluar kelas.
Gubraakkk.....
Junilla menabrak seseorang. seisi kelas ternganga dan langsung senyap tak berkutik.Ditelusuri Junilla sipenabrak dengan matanya melihat dari bawah sampai atas.
pakai sepatu hak tinggi ? pasti cewe. pakai rok selutut? dugaan pertama benar. masih menelusuri dengan pelan, akhirnya mata Junilla bertemu dengan si penabrak.
"aw..aw... aw.... sakit bu." Junilla mengaduh memegangi telinga kanannya yang dijewer Ibu Herni.
panjang umur nih guru, batinnya.
"mau kemana kamu?" tanya bu Herni menggemparkan seisi kelas.
"anu bu itu si anu bu," jawab Junilla gaguk.
"apa? duduk sana! " perintah Bu Herni.
"hah? gak dihukum ni bu? seriusan bu?" tanya Junilla tidak percaya.
" kamu maunya dihukum? " secepat mungkin Junilla menggeleng, " duduk! sebelum saya berubah pikiran."
"makasih ibu.makin cantik dah hari ini ibu kalo gak marah-marah." cetus Junilla sambil berlari kecil menuju tempat duduknya yang berada dipaling belakang barisan kedua dari kiri dekat Joyan, seisi kelas heboh dengan kikikan tawa.
" DIAM!!!!" ujar Ibu Herni guru bahasa indonesia membahana. semua diam,dan Ibu kembali lagi dengan kebiasaannya, yaitu..... ngeefek orang-orang dikelas. plus-plus ceramahan mautnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Brandal's
Teen Fictionsebelum cahaya menembus ruang rindu,sebersit harapan telah pudar.tak akan bisa merubah setitik pun yang telah tercipta.dibalik tembok usang,seseorang diriku ditemani rintikan dan hembusan angin sangatlah mesra. temukan putih dalam hitam,temukan ujun...