Tuhan
Aku berjalan menyusuri malam
Setelah patah hatiku
Aku bedoa semoga saja
Ini terbaik untuknyaDia bilang
Kau harus bisa seperti aku
Yang sudah biarlah sudahMudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Andai saja.. Cintamu seperti cintakuSelang waktu berjalan kau kembali datang
Tanyakan keadaankuKu bilang
Kau tak berhak tanyakan hidupku
Membuatku semakin terlukaMudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Coba saja lukamu seperti lukakuKau tak berhak tanyakan keadaanku
Kau tak berhak tanyakan keadaanku
Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Andai saja cintamu seperti cintakuMudah saja...
Entah mengapa lagu yang telah dinyanyikan oleh penyanyi cafe 'rising' - ditemani sebuah gitar dan menyanyikan solo - memang sangat menggambarkan perasaan Erick sekarang. Bagaimana tidak, Tania yang merupakan teman 'special' nya pada saat Smp dulu kembali lagi kehidupannya setelah apa yang telah ia lakukan.
Memang,rasa benci itu, terlalu kecil dibanding rasa cintanya pada Tania. Itulah alasannya selalu memaafkan kesalahan yang pernah diperbuat.
Saat itu ketika senyumnya menyentuh sanubari,untuk kesekian kalinya Erick gagal melupakan Tania.
"Hei Rick!" sapa seorang gadis menghampiri meja no.7 yang merupakan meja Erick.
"Hei Tan,ayo disini!" Erick menunjuk bangku yang ada di depannya.
"Udah lama nunggu,Rick?" tanyanya seraya duduk di depan kursi Erick yang membuat mereka menjadi berhadapan.
"Rumayan. Gimana kabar lo selama ini?" Basa-basi. Kalian pun akan begitu bukan bila bertemu dengan teman lama kalian? Abal-abal pembuka pembicaraan aja itu mah.
"Baik kok. Lo sendiri?"
"Sama." Singkat.
"Lo sekolah dimana?" Tanya Tania.
"Sma-Hargluta," jelas.
"Gue di Look Art school," ujar Tania bangga dengan sekolahnya.
"Oh."padat.
"Kok lo SPJ banget sih rick? Beda banget sama lo yang dulu."
"Karena gue yang dulu hanya yang dulu. Dan ini gue yang sekarang,mungkin jauh dari kata sempurna untuk mendekripsikan bagaimana Erick yang pernah elo kenal dulu. Tapi bagaimana pun itu, gue tetap merasa inilah gue yang sedikit 'berbeda'" ungkap Erick membuat tania diam membatu.
"Btw lo udah pesen belom?" Sambung Erick mengalihkan pembicaraan.
"Belom," jawab Tania yang masih menatap dengan pandangan antara bingung, kasihan atau tidak menyangka jika Erick berbicara seperti itu dengannya. Walaupun hanya beberapa kalimat,namun itu dapat menohok hati Tania.
"Yaudah sekaligus aja gue pesennya. " ujar Erick mulai bangkit.
"Kenapa lo gak pesen dari tadi aja coba?" Kini Tania mulai bisa terbebas dari keterpakuannya tadi.
"Karena gua gak pengen dikira kayak Jesicca, yang ngebunuh temennya dengan cara memasukan sianida kedalam nya." tania terkekeh. Namun Erick langsung meninggalkannya dan berjalan menuju meja panjang untuk memesan. Tidak perlu mengantri karena kafe kali ini agak sepi.
Ya ampun Erick,kenapa lo pura-pura jadi orang lain kalau diri lo sendiri udah baik? Gue tau,gue pernah nyakitin elo tapi pleasee jangan jadi orang lain! Tania berbicara dalam hati melihat perubahan Erick dengannya. Memandang punggung Erick yang masih memesan minuman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Brandal's
Teen Fictionsebelum cahaya menembus ruang rindu,sebersit harapan telah pudar.tak akan bisa merubah setitik pun yang telah tercipta.dibalik tembok usang,seseorang diriku ditemani rintikan dan hembusan angin sangatlah mesra. temukan putih dalam hitam,temukan ujun...