Dont!!

87 5 0
                                    

Erick POV

Kuamati rumahnya dengan sangat sabar dari pos satpam yang berada digerbang rumahnya. Ya, aku mendapatkan akses bebas disini, walaupun tidak sepenuhnya. Ditambah lagi aku akrab dengan pak Mulis -satpamnya,so aku boleh saja berada disini memantaunya. Kusimpan kendaraanku di belakang pos satpam dan itu tidak dapat terlihat dari depan pintu rumahnya.

Satu jam lebih semenjak jam setengah enam pagi, keadaan masih sama. Tidak ada sedikit pun yang terlihat dari luar sini. Hingga seseorang bersama motor besarnya memasuki pekarangan rumah Junilla. Pria tersebut adalah orang yang sama dengan pria malam kemarin.

Ku kontrol emosiku, melihat Junilla keluar bersama dengan tanve Eva dan om Hendra. Sangat akrab dan hangat.

Ah,siapa dia sebenarnya? Batinku.

Menjabat tangan Tante Eva dan om Hendra bergantian. Menyodorkan helm kepada Junilla. Dan berpamitan sekali lagi.

Setelah merasa aman dan orang tua Junilla sudah masuk ke dalam rumah, aku pun langsung bergegas mengikuti mereka — Junilla dan pria tersebut.

Terlihat dari pakaiannya, ia bukan dari SMA- Hargluta. Dan lambang itu, milik MUSGRA High School. Apa hubungannya dengan Junilla?

Jujur saja,mengikuti mereka seperti ini membuatku tidak tahan. Jika saja Junilla tidak dengannya, habislah pria itu.

Cemburu? Pasti. Marah? Semua orang pasti marah. Bingung? Sejujurnya iya.

Ahhhh..... tolong aku tuhan...!!!

Dengan perasaan yang jengkel, aku tetap mengikuti mereka. Terlihat mereka sudah berhenti didepan gerbang sekolah, aku pun menghentikan kendaraanku agak jauh dari mereka. Tepatnya di depan warung bubur ayam ini yang berjarak kurang lebih 200 m.

Setelah memastikan Junilla memang benar-benar masuk kearea sekolah, aku langsung menancap gas menyusul pria brengsek itu.

Branggg.....

Bukkk....

Bukkk.....

Jejak ungu sudah tergambar diwajah ovalnya.

"Jauhi Junilla,brengsek!!!" Ujarku datar dan mencengkrami kerah bajunya.

"Gue-"

Bukkk.....

"Jauhi Junilla, anjing !!! " tidakku beri peluang dia.

"Gak, gue cinta dia!" Akunya sambil meringis kesakitan.

"Apa mau lo,hah?" Kulepaskan cengkramanku dan mendorong ia hingga tersandar di dinding bangunan tua ini.

"Gue pengen Junilla!" Jawabnya.

"Dia cewe gue,GOBLOK!!!"

"Gak kalo ada gue," katanya dan tersenyum miring ,"kita liat aja nanti,Junilla bakal pilih siapa diantara kita."

"Bangsat!!! Kalo niat lo cuman pengen ngehancurin cewe gue, gue gak bakal rela."
Ujarku membuncah.

"Lo pikir lo baik buat dia? Gak! Lo cuman baik disampul, tapi hati lo busuk! " apa-apaan ini?

"Lo pengen apa,hah? Kalo sama-sama brengsek gak usah sok suci!" Amarahku memuncak.

"Gue pengen ngerusak hubungan lo berdua. Dan masalah Junilla,gue emang udah kenal ama dia dari kecil. So,gue sangat mudah untuk masuk diantara kalian berdua,dan lebih bagusnya lagi gue lebih mudah diterima sama orang tuanya!"

"Junilla gak bakal mau sama orang kayak lo!" Kutunjuk tepat didepan wajah. "Gue terima tantangan lo,kita liat dia lebih milih siapa! Dan itu bukan berarti gue bakal ngelepas dia gitu aja. Inget lo!"

Love Brandal'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang