Fourth : Broken Heart

451 34 4
                                    

If I get angry, it seems like it would be over
So I'm trying to smile but tears are falling
( Lovelyz - Goodnight Like Yesterday )

   
   
-Changmin's POV-

Hal yang selama ini kutakutkan terjadi.

Orang yang paling tidak kuinginkan kehadirannya, dia kembali. Mengingatkanku pada segala kenangan yang sungguh, itu sangat menyakitkan. Mungkin benar, selama ini aku tidak sungguh-sungguh untuk melupakannya. Aku hanya berlari dari dia yang pergi.

"Tiffany!" teriakku. Terpaksa aku berteriak karena dance floor sangat ramai oleh orang-orang yang menari tidak karuan.

Leo, bartender yang cukup dekat denganku, menghampiriku dan menunjuk ke suatu arah.

"Oppa ~ sudah kuduga kau pasti datang." Aku segera menghampiri seorang yeoja yang mabuk. Sialan, sudah berapa banyak dia minum?!

"Mengapa kau bisa di sini? Dan mengapa kau harus menelepon Oppa?" tanyaku tercekat. Pikiranku melayang pada Yoona. Oh... yeoja polos sepertinya hampir mustahil untuk datang ke A3 Club, apalagi sampai drunk.

Baru saja kupapah dia untuk berdiri, Tiffany sudah ambruk di pundakku. Mau tidak mau aku menggendongnya sampai mobil. Mana mungkin dia bisa menyetir sendirian ketika mabuk berat seperti ini.

   
***

Cklek. Aku menutup pintu apartemen-dengan kakiku, tentunya, karena kedua tanganku kerepotan menopang tubuh Tiffany.

Awalnya ingin kutidurkan dia di sofa ruang tengah, namun... huh, melihat wajahnya, aku menjadi tidak tega. Hingga akhirnya kupindahkan dia ke kamarku. Aku menatapnya yang tengah tertidur pulas.

Tiffany...
Tiffany Hwang...
Sudah lama, ya?

  
   
-Author's POV-

Sooyoung mendorong trolley di sebuah supermarket diikuti Yoona di belakangnya. Yoona menggenggam selembar catatan berisi daftar barang yang harus dibeli penuh dengan lingkaran, pertanda barang-barang tersebut berhasil mereka dapatkan.

"Ada lagi yang kurang?" tanya Sooyoung.

"Sepertinya tidak. Semua sudah lengkap untuk persiapan menginap besok." jawab Yoona sembari mengedarkan pandangannya.

Tiba-tiba, pandangan Yoona berhenti pada satu arah. Membuatnya menghentikan langkah detik itu juga. Hidungnya terasa panas, kebiasaan anehnya jika kondisi hatinya sedang tidak baik.

Sadar bahwa Yoona tertinggal di belakangnya, Sooyoung bukannya berhenti malah menyuruh Yoona untuk bergegas. Namun, tak urung dia merasa aneh karena Yoona bergeming.

Dia membalikkan badan untuk menghampiri Yoona. Pandangan Sooyoung menuju ke arah yang sama. Untuk sejenak, mereka berdua mematung di tempat.

"Yoong...." panggil Sooyoung lirih. "Ayo kita pulang sekarang."

Di ujung sana, terlihat sepasang sosok yang dikenal Yoona. Sepasang sosok tersebut tertawa bahagia, mendorong trolley bersama. Tanpa menyadari ada satu hati yang terluka.

   
***

"Sudah selesai praktikumnya?"

Sunhwa mengangguk pada Irene. "Kau sendiri selesai berpacaran dengan laporan terkutukmu itu?"

"Untungnya sudah." Irene meringis mengingat bagaimana dia berkutat dengan tumpukan laporan keuangan menyebalkan selama 2 jam. Menjadi mahasiswi akuntansi ternyata tidak semudah yang dibayangkannya.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang