Fifth : Hello, You

400 35 4
                                    

If I could forget today
If I could get drunk and forget you
I could let you go
( Davichi ㅡ Just The Two Of Us )

 
  
Kota Seoul basah diguyur hujan. Menyiratkan fokus pada seorang namja yang basah kuyup berlari ke apartemennya. Ia melemparkan jaketnya dan dengan agak tergesa ia menuju kamar mandi, tak sabar untuk segera menikmati nyamannya bath tube dengan air panas.   

"Ppani-yaa... mana bajuku?"  

"Di sini, Oppa." Tiffany menjawab panggilan Changmin dan memberikan sehelai kemeja, jeans, dan boxer pada Changmin yang hanya berbalut handuk. Sudah 2 minggu ini Tiffany tinggal bersama Changmin pasca pertemuan mereka di A3.  

"Thanks." ucap Changmin.  

Baru saja Changmin akan memakai bajunya ketika terdengar bel apartemen berbunyi. Tiffany berjalan ke depan untuk membukakan pintu.  

"Ada Changmin Oppa?" tanya seorang gadis langsung begitu pintu terbuka.  

Tiffany menanggapi pertanyaan itu dengan menaikkan alisnya. Ia tahu betul siapa gadis di depannya ini. "Kau..."  

"Siapa yang datang?" tanya Changmin. Ia menghentikan langkahnya di belakang Tiffany.  

"Kita perlu bicara, Oppa." kata Yoona tegas.  Changmin mengedikkan bahunya. Jika Yoona sudah bernada seperti ini, tandanya ia tidak menerima penolakan. Changmin mengangguk tanpa suara dan menggandeng Yoona turun menuju cafe di lantai dasar.  

 
Hujan sepertinya membuat setiap orang lebih memilih untuk membungkus diri dengan hangatnya selimut, terbukti dengan pengunjung cafe yang hanya terdiri dari Yoona dan Changmin. Mereka mengambil tempat di dekat jendela dan masing-masing memesan hot chocolate. Tak ada yang mengawali pembicaraan hingga akhirnya pesanan mereka diantar.  

 
"Ada apa, Chagi?" tanya Changmin memecah keheningan.  

Yoona menghembuskan napas keras. "Sakit, Oppa. Melihatmu dengan Tiffany."  

"Aku tahu, Chagi."  

Kau tahu tapi kau membiarkannya? "Kau masih belum bisa melupakannya?"  

"Molla. Kenapa?"  

"Jawab saja sesuai kata hati Oppa."  

"Masalah aku dengan Tiffany, apa itu menganggumu?" tanya Changmin. Ia menatap intens pada kedua mata gadis di hadapannya. 

"Sangat. Aku berusaha membuang semua pikiran negatif dan terus berusaha untuk percaya. Some people say you're not good but they don't know what's good for me. Sudahlah, Oppa, kita jalani saja seperti biasa." jawab Yoona. Ia mencoba tersenyum, meskipun Changmin tahu itu hanyalah senyum yang dipaksakan.  

"Jujur aku kembali dekat dengan Tiffany. Dulu memang cinta Oppa pada Tiffany belum selesai namun kami harus berpisah karena ada Eunhyuk."  

"Percuma Oppa sedih ataupun menyesal, karena masa lalu tidak dapat diubah. Perbaikilah untuk masa depan."  

 
Kembali hening menyelimuti mereka. Changmin terduduk diam dan Yoona menunduk menatap sepatunya. Detik berikutnya ia menyadari bahwa ia dan Changmin mengenakan sepatu yang sama. Sepatu yang sengaja mereka beli bersama menjelang Natal. Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Yoona. Semua memori bersama Changmin melintas dalam benaknya. Betapa ia merindukan saat-saat mereka bercanda dan mengisi kekosongan satu sama lain. Bukan situasi seperti ini yang ia inginkan. Bukan situasi dimana ia dan Changmin bersitegang.

 
"Chagi."

"Ya?" Yoona mendongakkan kepalanya.

"Oppa tidak ingin menyakitimu. Kau boleh memutuskan Oppa, melepaskan Oppa."

"Mengapa bukan Oppa yang memutuskanku?"

"Tidak, Oppa tidak mau. Di dalam kamus Oppa, Oppa tidak boleh memutuskan yeoja sekalipun ia menyakiti Oppa, apalagi Oppa yang menyakiti yeoja itu."

Yoona mengangguk samar. "Jika kami tenggelam, siapa yang akan Oppa selamatkan? Aku atau Tiffany?"

"Kau," Changmin mengetuk meja dengan telunjuknya. "Jangan tanya mengapa. Itu sudah jelas jawabannya."

Tring!

Changmin membuka pesannya dan membacanya sekilas. "Maaf, Yoong, Oppa harus pergi."
 

Yoona terus menatap punggung Changmin yang berbalik dan semakin menjauhi cafe. Tanpa bertanya pun, Yoona tahu siapa pengirim pesan itu.

Tiffany Hwang.

Yoona memukul dadanya berulang-ulang. Satu-satunya yang ia rasakan ialah ia ingin menyusul eomma-nya saat itu juga. Berada dalam pelukan eomma dan melupakan semua hal yang membuatnya lelah dan muak. Ya, sepertinya itu bagus.

Ia melambaikan tangan pada seorang waitress.  

"Tolong berikan aku 3 botol cola."  

 
***  
  

Im Tae San sedang melipat kembali korannya ketika ia meliat putrinya melangkah memasuki ruang tamu.  

"Uri ddal! Darimana saja kau?"  

"Appa!" Yoona berseru kaget. "Sejak kapan Appa pulang?"  

Tae San bangkit dan memeluk putrinya.

"Aigoo, Appa rindu sekali pada putri tunggal Appa."  

Yoona melepaskan pelukan ayahnya dan mendengus geli. "Kupikir Appa terlalu betah di luar sana dengan para perempuan yang menemani Appa."

Tae San menggelengkan kepalanya prihatin. "Appa tidak lagi seperti itu, Yoong. Ngomong-ngomong, kau terlihat pucat. Apa kau sakit?"  

"Bukan masalah besar, Appa." tukas Yoona. Mana mungkin ia memberitahu Tae San perihal kondisinya dengan Changmin.  

"Mungkin lebih baik kau mengistirahatkan dirimu. Hari Senin lalu Haru menelepon Appa menanyakan kabarmu. Tak adakah niat untuk berkunjung ke sana?"  

 
Haru Miura... ingatan Yoona melayang pada kenangan masa kecilnya. Sepuluh tahun di Hokkaido membawa banyak sekali kenangan manis untuknya.  

Yoona ingat sekali pada 2 sahabat kecilnya, Haru dan Ryu. Apa kabar mereka? Jika dipikir kembali, sudah 3 tahun ini Yoona tidak mengunjungi Hokkaido. Dan sekarang, rindu akan tempat kelahirannya itu tiba-tiba memuncak.  

  
Dengan cepat Yoona mengeluarkan ponselnya dan berlari ke kamar. Dikirimkannya ajakan singkat pada Typoness—grupnya dengan Sooyoung, Irene, Sunhwa, dan Jonghoon.  

Im Yoona : Apakah Hokkaido terdengar buruk? Bagaimana dengan menghabiskan satu minggu di sana?  

Dua menit kemudian, Yoona menyunggingkan senyum kecil di bibirnya. Tak perlu menunggu lama untuk mendapat jawaban 'Call!' dari Typoness.
 
 

ㅡTBCㅡ

 
A/N : author kembali ~~ apa part ini terlalu singkat? Padahal udah berapa lama ga update... ugh. Gimana cerita ini? Apa kekurangannya? Please banget aku butuh kritik dan saran kalian. Jangan jadi sider ya please :"") btw, next chapter (kalo sempet) bakal diupdate besok. Tunggu ya!

 
Regards,
ㅡayakaayui

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang