Final

365 26 4
                                    

I hope you'll be well
I hope you forget me as well
Although it hurts
( iKON - Apology )


7 years later
February 18, 2016

"Akan lebih bagus apabila ruangan ini dipasangi jendela lebar yang menghadap barat. Anda akan bisa menikmati indahnya matahari tenggelam, sekaligus semerbak aroma bunga akan memenuhi ruangan ini. Sesuai sekali dengan English Garden dan arsitektur rumah ini, bukan?"

"Lalu, apa kau punya ide untuk memperindah kebunku?"

Yoona mengangguk mantap. "Tanamlah tulip belanda berseberangan dengan petak anyelir. Saat musim semi, mereka akan mekar dan warnanya seperti pelangi apabila dideretkan. Jika Anda berkenan, saya bisa memesankan bibit bunga itu."

"Oke, aku mengerti." Lelaki di depan Yoona mengangguk puas. "Senang bisa mempercayakanmu mendesain interior rumahku, Im Yoona."

"With my pleasure, Sir," balas Yoona, tersenyum.


***


-Yoona's POV-

Sepulang dari kediaman Mr. Choi, aku melangkahkan kakiku ke cafe. Ya, cafe itu.

Sesampainya di sana, secara refleks aku menempati meja di sudut dan dekat jendela. Untuk sejenak, aku bernostalgia. Di tempat ini, dimana aku pertama kali bertemu dengannya.

Changmin Oppa.

Tanpa terasa, 7 tahun telah berlalu. Aku sendiri tidak menyangka aku bisa menunggunya selama itu. Tanpa kepastian, tanpa kabar, tanpa sekalipun melihat sosoknya.

"Silakan, nona."

Aku tersenyum menerima cokelat panas dari si pelayan. Secara kebetulan, di luar hujan cukup deras. Mendukung untuk meresonansi rindu, yang sayangnya, rinduku ini tak bertuan. Lebih tepatnya, aku tidak tahu keberadaan tuan rinduku ini sekarang.

Aku mengeluarkan novel dari dalam tas. Baru kubeli kemarin dan masih tersegel rapi.

"Boleh aku duduk di sini?"

"Terserah saja," jawabku acuh tak acuh. Fokusku tersita sepenuhnya pada novel ini.

Dari sudut mataku, bisa kutangkap rambutnya yang basah kuyup. Mungkin dia menerobos hujan lalu masuk ke cafe ini.

"Apa yang sedang kau baca?"

"Novel."

"Tentang apa?"

"Perpisahan."

"Menurutmu, perpisahan itu apa?"

Cih, desisku. Mengganggu saja orang ini. "Kau tidak akan tahu seberapa menyakitkannya perpisahan itu sampai kau merasakannya sendiri."

"Seperti?"

Kusimpulkan, orang di depanku ini mengidap sindrom keingintahuan yang parah.

"Seperti ditinggalkan oleh orang yang kau harap tidak akan pernah meninggalkanmu."

"Seperti aku?"

Argh! Kuletakkan novel dengan sedikit kasar dan-

"Seperti aku meninggalkanmu?"

Oh, Tuhan....

Jika ini mimpi, jangan bangunkan aku.

Aku menampar pipiku berulang kali. Sakit. Berarti ini bukan mimpi?

Dia tiba-tiba kembali?

Dia benar kembali?

Apa sosok di hadapanku ini nyata?

Seolah menjawab dentuman pertanyaanku, sosok ini tersenyum hangat. Sangat hangat. Melumerkan gunung es hati yang kubangun selama tujuh tahun ini.

"Aku menjemputmu, Im Yoona."



ㅡTHE ENDㅡ

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang