6

118 3 0
                                    

Pagi ini, untuk pertama kalinya gue pakai make up, sedari pagi gue udah berkutat dikamar mamah dan papah, gue duduk didepan meja rias dan sedikit memakai peralatan make up mamah, hanya untuk coba coba gue udah searching tutorial make up alami dari mbah google, alhasil inilah gambaran diri gue.

"Sudah" ucap gue cukup puas dengan hasil prakarya gue untuk kali ini, gak tau kena setan apa, tiba tiba gue pengen banget berubah penampilan.

"Pagi" sapa gue saat menuruni tangga ke arah Dimas yang sedang menyiapkan makanan.

"Pagi" jawabnya pelan.

"Masak apa" tanya gue dengan penuh senyum kebahagiaan.

"Llo kenapa Va?"tanyanya yang mungkin heran dengan tampilan gue pagi ini, huh harusnya dia kan muji gue bukan malah bilang kaya gitu.

"Gue baik dan sangat amat baik" ucap gue sambil menyuapkan nasi horeng yang dibuat Dimas.

"Ga sakit kan" ucap Dimas sambil menempelkan punggung tangannya ke jidat gue, dikira gue demam, helowwww gue kan mau berubah cuk, emang aneh apa.

"Ish apaan sih lo, gue tu baik baik aja" ucap gue sambil menangkis tangan Dimas dari jidat gue.

"Iya normal, sama kek ketek gue" ucapnya sambil menempelkan tangannya ke keteknya sialan masa jidat gue yang cantik ini disamain sama keteknya.

"Anjir dah lo, btw gue bareng lo ya" ucap gue. Jarang jarang ni gue berucao semanis itu, gue emang lagi mau berubah.

"Hah, bentar lagi kiamat kali ya, kenapa tiba tiba ngajak bareng" ucap Dimas yang heran dengan perkataan gue, loh emang ada yang salah?

"Heh, sembarangan aja lo kalo ngomong" sambar gue.

Duh emang salah ya gue dandan kaya gini biar gimana pun juga gue kan tetep cewek yang kodratnya di tuntut untuk selalh cantik

"Yaudah ayo" ajak Dimas, gue pun lalu mengikutinya dari belakang.

"Maksudnya apa ni?" Tanya Dimas begitu gue duduk didalam mobil.

"Hah?" Ucap gue yang bingung dengan ucapan Dimas tadi, heran deh dari tadi protes mulu bisanya

"Gue harus jadi supir lo gitu?" Haha salah gue sih gue duduk dibelakang sedangkan dia kan yang nyetir, so berasa majikan n supir deh jadinya.

"Gapapa kali, jarang jarang nyupirin cewek cantik kaya gue" narsis bet dah gue kayanya, tampang Dimas berubah menjadi jijik begitu gue bilang kaya gitu, salah berbi gitu?

"Pindah, sini lo" ucapnya sambil menyuruh gue duduk didepan.

"Bilang aja emang lo maunya deket deket sama gue" ucap gue sambil menyilangkan kaki gue.

"Mimpi lo" ucapnya sambil menggas mobil, sial gue sampe terplanting kebelakang, hingga punggung gue membentur sandaran jok mobil dengan keras.

"Woy bule santai dong" ucap gue protes, gila kali ni orang maen gas aja, bahaya tau gak, kali sampe kepala gue lepas dari badan gue gimana, berabe... yaelah lebay dah.
***

"Ya ada pertanyaan" ucap bu Eka sebelum menutup pelajaran biologi siang ini.

"Saya" ucap gue sambil mengacungkan tinggi tinggi tangan kanan gue.

"Va, ga biasanya kamu nanya?" Ucap bu Eka yang heran dengan sifat gue

"Jadi ga boleh ni" sahut gue, abis giliran gue ga mau nanya malah dikasih pertanyaan, sekarang gue mau nanya malah di bilang tumben. Serba salah gue jadinya.

"Ya silakan" ucap bu Eka sambil menghembuskan nafasnya dengan berat.

"Bu, saat kita lagi deket sama seseorang terus ngerasa doki doki, itu tandanya apa sih?" Tanya gue, ya memamg agak melenceng sih dari materi yang dikasih. But apa salahnya nyoba, udah semaleman gue googling diinternet tentang kejadian itu tapi jawabannya kalo gue sedang jatuh cinta, masa iya gue jatuh cinta.

VaronaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang