CHAP.3

2.5K 303 20
                                    

Aku tak masalah jika kau bersama orang lain, namun jika seseorang itu berusaha melepas ikatan kita, aku takkan membiarkannya.

~~~

"Hari ini kau ada ekskul?" tanya Dokyeom.

"Hm," kata Yuju mengangguk.

"Padahal aku mau mengajakmu makan," kata Dokyeom.

"Besok?" tanya Yuju.

"Baiklah, tapi bayar masing-masing ya," kata Dokyeom.

"Aish, kau ini pelit sekali. Kau tahu, orang yang pelit itu kuburnya sempit," oceh Yuju.

"Hei, kau menginginkanku mati ya?" tanya Dokyeom.

"Aku bercanda Lee Dokyeom, aku rasa aku juga mati bila kau mati," kata Yuju.

Dokyeom pun terdiam sejenak.

"Hei," panggil Yuju yang ternyata sudah agak jauh dari Dokyeom.

"Tunggu!"

***

"Ju-ya, ayo ke perpustakaan," ajak Dokyeom.

"Aku mau bermain bola basket," kata Yuju.

"Ya sudah pergi sana bermain dengan bola pantul itu," kata Dokyeom kesal.

"Jangan marah ya, Kyeom-ah," kata Yuju dengan suara seperti anak kecil.

"Menjijikan," guman Dokyeom dan berniat meninggalkannya.

"Kita bertemu di kantin, oke?" tanya Yuju.

"Ya," kata Dokyeom.

Dokyeom berjalan keluar dari kelas dan menuju perpustakaan. Namun, ia merasa aneh. Seperti ada yang mengikutinya. Dokyeom melihat ke belakang dan tak ada siapapun yang mengikutinya.

Aneh.

Dokyeom memutuskan untuk terus berjalan dan akhirnya ia sampai di perpustakaan. Tidak ramai kali ini, hanya ada 3 orang, termasuk si penjaga perpustakaan. Dokyeom masuk dan segera mencari bacaan yang mungkin menarik. Setelah menemukan satu buku, Dokyeom duduk di satu kursi dan mulai membaca. Sekali lagi, Dokyeom memegang tengkuknya.

Entah mengapa, Dokyeom merasa ada orang yang memperhatikannya. Walau merasa tak enak, ia tetap membaca buku yang ada di depannya.

***

Yuju kini tengah asyik bermain bola basket. Bahkan di tengah terik panas, ia masih saja bermain. Keringat terlihat jelas memenuhi lapang di dahinya. Sesekali ia mengipas dirinya dan kembali bermain.

"Gadis yang menarik," guman seseorang tak jauh dari lapangan basket.

***

Dokyeom melangkahkan keluar dari perpustakaan. Lalu, Dokyeom mempercepat langkahnya karena masih merasa diikuti. Hingga, ia melihat bayangan di belakangnya. Seketika, Dokyeom berbalik dan tidak ada siapapun di belakangnya.

StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang