Aku memasuki ruang apartemenku dengan lunglai. Rasanya hari ini sungguh melelahkan menghabiskan waktu seharian di lokasi syuting. Dulu aku pikir menjadi seorang artis itu menyenangkan. Tapi, ternyata aku salah. Aku capek dengan rutinitasku sebagai artis. Aku ingin sehari saja lepas dari rutinitas ini. Aku benar-benar jenuh terus-terusan berhadapan dengan kamera. Aku ingin hidup seperti orang biasa. Tidak ada kamera, tidak ada sutradara, tidak ada skenario, dan yang paling penting tidak ada wartawan. Ya, aku paling benci sama yang namanya wartawan. Mereka selalu saja membuat berita yang gak benar dan tidak menyenangkan hanya untuk menaikkan rating acara mereka di pertelevisian.
Hari ini aku benar-benar sedang tidak ingin ke lokasi syuting. Aku ingin istirahat. Rasanya aku ingin sekali kabur. Ya, apa salahnya jika aku kabur. Aku sudah jenuh dengan semua ini. Aku ingin merasakan hidup santai seperti orang biasa bukan sebagai artis.
"Apa yang sedang loe lakukan?"ujar seseorang yang mengagetkanku. Sial!! Di saat aku sedang mengkemas pakaianku dan bersiap untuk kabur, Imel, manajerku justru masuk ke dalam kamarku. Sepertinya aku akan kesusahan untuk kabur. Aku harus berpikir alasan apa yang harus kuberi agar Imel tidak mencurigaiku bahwa aku ingin kabur dari sini.
"Kenapa loe mengkemasi semua pakaian loe? Loe mau kemana?"lagi-lagi dia bertanya
"Gue mau siap-siap ke lokasi syuting."aku memasang senyum lebar padanya agar dia tidak curiga, tapi dia justru menatapku dengan tatapan curiga. Jangan-jangan dia tau kalo aku ingin kabur.
"Bukannya pakaian yang akan loe pakai nanti udah disiapkan di lokasi syuting?"gumamnya. Ya ampun, aku lupa kalo setiap kali syuting dia pasti sudah menyiapkan segala keperluanku di lokasi syuting termasuk pakaian yang akan kukenakan nantinya.
"Udah deh loe jujur aja. Loe sebenarnya mau kemana sih?? Loe tuh gak bisa bohongi gue. Kita tuh udah lama temenan jadi loe gak bisa bohongi gue."ucapnya. Aku sama Imel memang sudah lama berteman yaitu sejak kami masih duduk di bangku kelas 2 SMA dan sekarang dia jadi manajerku yang mengatur semua jadwalku yang cukup padat.
"Gue mau kabur, Mel!"ujarku berterus terang. Sontak Imel langsung berteriak, "Apa??" begitu mendengar jawabanku
"Loe gila ya? Loe tau gak hari ini tuh loe udah ada janji sama Pak Broto buat syuting film barunya dan loe juga udah ada jadwal syuting iklan sampo Teens dan iklan sabun Rose. Semua itu udah gue tandatangani kontraknya jadi loe gak bisa kabur kemana-mana."omelnya
"Loe seharusnya bisa ngertiin gue. Gue tuh udah jenuh sama semua ini. Gue pengen berhenti jadi artis."ujarku memasang wajah lesu
"Pris, gue tahu semua ini melelahkan buat loe. Tapi, please loe ngertiin gue. Gue udah tandatangani kontrak kerjanya dan mau gak mau loe harus tetap menjalani semua ini. Gue gak bisa membatalkannya jadi sekarang juga loe siap-siap kita akan pergi ke lokasi syuting."
"Kenapa loe gak bisa membatalkannya? Loe kan bisa menghubungi PH-nya dan membatalkan kontraknya."ucapku. Imel menggelengkan kepalanya lalu berkata "Gue udah terima uangnya."
"Loe kan bisa mengembalikan uangnya."ucapku dan Lagi-lagi dia menggelengkan kepalanya lalu berkata, "Uangnya udah gue pake buat biaya rumah sakit nyokap gue." Sejenak aku diam. Gak tahu harus berkata apa lagi. Semenjak papa Imel meninggal kehidupan Imel dan ibunya berubah 180 derajat. Mereka jatuh miskin akibat perusahaan yang ditinggalkan oleh almarhum papa nya bangkrut karena Imel dan ibunya tidak mampu mengelola perusahaan itu. Kini ibu Imel terkena penyakit gagal ginjal jadi aku bisa mengerti kalo Imel pasti sedang membutuhkan uang yang cukup banyak untuk biaya rumah sakit ibunya.
"Pris, please kali ini loe ngertiin gue. Gue butuh dana buat biaya rumah sakit ibu gue."ucap Imel yang memohon padaku dengan mengepal kedua tangan di dadanya, "Okey."ucapku yang mengurungkan niatku untuk kabur karena aku merasa kasihan padanya.
"Thanks, Pris loe benar-benar sahabat terbaik gue."ucap Imel dengan wajah gembira lalu dia memelukku dengan erat sampai-sampai aku merasa susah untuk bernafas.
"Mel, kalo loe terus-terusan meluk gue kayak gini gue bisa kehabisan nafas."ucapku lalu Imel pun langsung melepaskan pelukkannya, "Sorry.. sorry.. abisnya gue senang banget."ucapnya dengan senyuman lebar
* * *"Hai, Pris!"sapa seseorang. Aku pun menoleh ke belakang. Ternyata Raka yang menyapaku.
"Loe main di film ini juga?"tanyanya lalu aku mengangguk, iya.
"Lagi-lagi kita main di film yang sama. Kenapa ya kita tuh sering banget main di film yang sama? Gue rasa udah 3 judul film dan 3 FTV yang kita bintangi bersama. Dan setiap film dan ftv yang kita bintangi kita selalu aja mendapatkan peran sebagai sepasang kekasih."
"Iya juga sih. Ya mungkin kita cocok kali sebagai pasangan di dalam film."gumamku
"Cocok? Ya mungkin loe benar. Tapi, di dunia nyata kita cocok gak ya?"gumamnya, "Maksud loe??"tanyaku tidak mengerti
"Mmm... gue... gue.. sebenarnya..."ujarnya Raka terbata-bata
"Hai, Pris! Hai, sayang!" tiba-tiba saja Imel datang menghampiri kami dan Raka tidak jadi melanjutkan kalimatnya. Padahal aku sudah penasaran apa yang sebenarnya ingin dia katakan padaku.
Meskipun aku dan Raka sering dijadikan sebagai pasangan kekasih di film ataupun ftv tapi bukan berarti di dunia nyata kami pacaran. Raka itu pacar Imel. Kalau aku gak salah mereka tuh udah 4 tahun pacaran terhitung dari kelas 2 SMA hingga sekarang. Sementara aku masih tetap saja betah dengan status jomblo ku ini eitss, tapi bukan berarti aku gak laku melainkan aku terlalu selektif dalam memilih cowok."Oya, sayang kamu haus gak? Aku udah buatin kamu orang juice nih."ujar Imel lalu dia menyodorkan botol minumannya kepada Raka, "Thanks ya, sayang."ucap Raka yang mengambil botol minuman tersebut lalu meminumnya.
"Aduh, mesra banget sih seakan-akan dunia milik loe berdua. Gak liat apa disini tuh ada orang."sindirku
"Makanya, Pris loe cepat-cepat dong mengakhiri masa jomblo loe itu. Lagian loe kan punya banyak fans, loe kan bisa milih salah satu dari fans-fans loe itu buat jadi pacar loe."ledek Imel
"Wah, ngeselin nih anak. Gue pecat jadi manajer gue baru tahu rasa."ujarku
"Eh, jangan dong gue tadi cuman bercanda kok."ucap Imel dengan raut wajah takut, "Gue juga tadi cuman bercanda kali."ucapku sambil tertawa kecil
Tidak beberapa lama Pak Broto, sang sutradara film datang menghampiri kami untuk memberikan naskah yang harus aku dan Raka pelajari. Kali ini film yang akan kami bintangi berjudul Complicated Love. Aku mulai membaca skripsi itu. Aneh!! Aku merasa alur ceritanya sangat mirip dengan kisahku. Cinta segitiga antara kakak beradik dimana sang adik jatuh cinta dengan seorang siswa baru di sekolahnya yang ternyata pacar kakaknya. Cowok itu juga jatuh cinta padanya tapi cinta mereka terhalang oleh sang kakak. Hal ini membuatku teringat akan masa lalu yang sebenarnya gak ingin aku kenang lagi.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By Me
General FictionSatu per satu aku mulai kehilangan orang-orang yang sangat aku cintai. Aku pernah mengusirmu pergi dari hidupku. Tapi, saat ini aku membutuhkanmu. Kamu satu-satunya yang masih tetap berdiri di sampingku. Please stand by me and never leave me alone...