Secret

110 12 4
                                    

Gak terasa udah 3 bulan aku dan Alvin pacaran. Semuanya masih baik-baik saja. Sejauh ini dia juga masih tetap bersikap romantis padaku. Gak ada yang berubah dari dia dan dari kasih sayang dia ke aku. Begitu juga dengan rasa sayang aku ke dia samasekali gak berubah bahkan perasaan itu semakin dalam.
Sepulang sekolah aku mengajak Raka dan Imel untuk double date di Star Cafe, tempat favorit aku dan Raka. Ini pertama kalinya kami double date. Dan rasanya sangat menyenangkan.

"Sayang, kamu mau pesan apa?"tanya Alvin dengan penuh perhatian padaku, "Aku mau pesan..."ucapku terpotong

"Steak sama lemon tea."tebak Alvin yang memotong ucapanku

"Jadi, kamu sekarang udah hafal sama menu favorit aku."ucapku sambil tersenyum lebar padanya

"Iya dong. Lagian jangankan soal menu favorit kamu semua tentang kamu aku tahu."ucapnya

"Kalo emang udah tau ngapaian ditanya lagi sih."ujar Raka yang menatap Alvin dengan sinis seakan-akan dia punya dendam pribadi dengan Alvin. Dan aku gak tahu permasalahan diantara mereka berdua tapi aku berharap mereka bisa cepat akur.

"Mmm... sayang kamu sendiri mau pesan apa?"akhirnya Imel bersuara membuat keadaan yang beku ini menjadi cair.

"Aku sama kayak pesanan Prischa."jawab Raka. Lalu Imel memesan 3 steak 1 spagethi untuk makanan sementara untuk minum dia memesan 3 lemon tea dan 1 orange juice. Tidak beberapa lama seorang pelayan datang dengan membawa makanan dan minuman yang sudah kami pesan.

"Sayang, kamu makannya berantakan banget sih. Kayak anak kecil aja."ucap Alvin. Lalu Alvin mengelap saus yang ada di ujung bibirku dengan tissu. Aku melihat tatapannya semakin lama semakin dalam, dia seperti mengunci tatapannya padaku. Wajahnya terus mendekatiku seakan-akan dia ingin.... Oh Tidak!! Aku segera sadar dan memalingkan wajahku darinya ketika aku tahu dia akan menciumku.

"Aku mau ke toilet dulu."pamitku

Keluar dari toilet aku melihat Raka udah berdiri di depan toilet.

"Loe lagi nunggu siapa?"aku mencari-cari sosok Imel karena aku pikir dia pasti lagi nungguin Imel tapi aku sama sekali tidak menemukan sosok Imel di sini

"Gue lagi nungguin loe bukan Imel."ujar Raka seakan-akan tahu apa yang sedang aku pikirkan. Eits, tapi tunggu tadi dia bilang dia sedang menunggu aku?? Untuk apa??
Aku langsung menatapnya dengan tatapan heran. Dan sepertinya dia mengerti apa maksudku. Ya, aku ingin dia menjelaskan padaku alasan dia menungguku di depan toilet.

"Gue cuman mau jagain loe aja mana tahu aja loe bakalan diculik di toilet."tukasnya

"Thanks. Tapi gue rasa loe berlebihan banget."ucapku. Lalu aku berjalan kembali ke meja makan kami tadi dan Raka mengikutiku dari belakang.

"Sayang, abis dari sini kita nonton, yuk!"ajak Alvin. Aku mengangguk sebagai jawaban iya.

"Gue sama Imel boleh ikut juga kan?"tanya Raka dengan nada datar

"Iya bolehlah, ya kan sayang mereka boleh ikut kan nonton bareng kita."ucapku sambil mengalihkan pandanganku pada Alvin.

"Iya boleh kok."ujar Alvin tersenyum manis padaku
* * * *

Film di bioskop yang saat ini sedang tayang cuman ada empat, yaitu Merry Riana : Mimpi Sejuta Dollar, Assalammualaikum Beijing, Dibalik '98 dan Taken 3. Sama sekali gak ada film yang aku minati. Aku menyukai film horor yang sangat menyeramkan tapi tanpa ada unsur seksnya, seperti film Coming Soon. Film horor yang menurutku sangat menyeramkan.

"Sayang."panggil Alvin membuat pikiran semuku buyar.

"Ya?"ucapku

"Kamu mau nonton apa?"tanyanya

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang