I'm Fine

113 10 0
                                    

Pagi ini aku merasa ada sedikit yang berbeda. Biasanya Alvin selalu mengantarku ke sekolah. Biasanya handphoneku akan terus berdering mendapatkan pesan romantis dan panggilan darinya. Dan biasanya setiap pagi aku mendapatkan bunga mawar darinya. Tapi, sekarang semuanya udah berubah. Aku kembali jomblo lagi. So, wellcome jomblo to my life!! Hidup tanpa dia? it's okey, I'm fine. Meskipun sebenarnya agak sakit sih melepaskan dia. But, it's okey I'll be fine without him!!

Saat aku membuka pintu rumahku aku terkejut melihat Alvin sudah berdiri di depan pintu dengan memegang bunga mawar.

"Hai!"sapanya dengan senyuman
Speechless!! Ya, aku kehabisan kata-kata. Aku gak tau harus berkata apa. Aku merasa dia seperti orang asing.

"Prischa, kamu kok belum berangkat sih? Nanti telat loh."ucap Kak Citra yang melihatku masih berdiri di depan pintu, "Iya, kak ini ada Alvin kayaknya dia mau ketemu sama kakak."ucapku. Lalu kak Citra datang menghampiri kami

"Sayang, ada apa? Tumben kamu ke sini?"tanya kak Citra

"Iya, soalnya aku kangen sama kamu."jawab Alvin. Alvin sekilas melirikku lalu kembali menatap kak Citra, "Oya, aku juga bawain bunga mawar buat kamu."lalu dia memberikan bunga mawarnya pada kak Citra dan tentu saja kak Citra menerimanya dengan hati berbunga-bunga tapi tidak untukku. Aku sangat benci melihat pemandangan ini. Aku merasa Alvin sengaja melakukan ini semua untuk membuatku jealous.

"Mmm... kak aku berangkat ke sekolah dulu ya."pamitku

"Gimana kalo kita berangkat ke sekolahnyambareng aja soalnya kita kan satu sekolah dan sekelas juga."usul Alvin

Namun di saat aku sedang bingung mencari alasan untuk menolak ajakannya tiba-tiba saja Raka datang dengan mengendarai sepeda motornya. Kini aku tau alasan untuk menolaknya.

"Sorry, tapi gue pergi ke sekolahnya bareng Raka."tolakku lalu aku menaiki sepeda motor Raka dan pergi meninggalkan dia yang masih berdiri di depan pintu, menatapku tidak percaya kalo aku akan menolak ajakannya.
* * * *

Saat aku ingin memasuki kelas tiba-tiba saja seseorang menarikku pergi menjauh dari kelas. Dan orang itu tidak lain adalah Alvin.

"Loe tuh apaan sih? Seenaknya aja narik tangan gue."bentakku lalu dia melepaskan genggaman tangannya yang kini meninggalkan bekas merah di tanganku

"Ada yang mau aku bicarakan sama kamu."ujarnya. Aku? Kamu? Jadi dia masih menggunakan bahasa formal samaku. Apa dia lupa kalo hubungan aku dengan dia udah berakhir. Jadi, gak usah pakai bahasa formal segala deh. Pikirku

"Soal apa?"tanyaku ketus

"Soal kita. Sampai kapan sandiwara ini akan berakhir?"jawabnya. Aku langsung mengernyit heran padanya. Sandiwara?? Apa maksudnya?? Siapa yang lagi bersandiwara??

"Maksud loe apaan sih?? Gue gak ngerti. Sandiwara apa maksud loe?"tanyaku sambil mengernyitkan dahiku, sama sekali tidak mengerti apa maksud perkataannya.

"Aku tau kamu berpura-pura baik-baik aja saat aku bersama Citra. Kamu pasti terluka kan melihat aku bersama kakak kamu. Jadi, aku mohon hentikan sandiwara kamu ini."tegasnya.

Sejenak aku terdiam memikirkan kata-kata yang barusan dia katakan. Memang benar aku terluka melihatnya bersama kakakku. Tapi aku akan lebih terluka bila harus melihat kakakku terluka karena ulahku. Aku gak boleh egois. Sampai kapanpun Alvin hanya untuk kak Citra bukan untukku.

"Kenapa diam? Apa ada yang salah dengan kata-kataku yang barusan?"tanyanya

"Enggak sih gue cuman ngerasa kayaknya loe terlalu banyak nonton sinetron deh sampai-sampai loe ngira gue lagi bersandiwara gitu. Gue bukan artis kali yang pande bersandiwara. Udah ah gue malas berdebat sama loe. Terserah deh loe mau mikir apa gue gak peduli. Yang pastinya gue udah ngerelain loe buat kakak gue. Jadi, gak ada lagi yang perlu dibahas soal ini. Hubungan kita udah selesai."ucapku dengan tegas ketika aku mengucapkan bahwa hubunganku dengannya sudah selesai lalu aku berjalan menuju kelas, meninggalkan dia yang masih berdiri terpaku di sana.

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang