He Save Me!!

99 11 1
                                    

Semenjak peristiwa pemecatan Imel sebagai manajerku, Imel tak henti-hentinya datang menemuiku untuk meminta maaf dan memintaku agar aku kembali memperkerjakannya.

Dia juga berjanji gak akan mengulangi kesalahan yang sama. Tapi, aku udah terlanjur sakit hati padanya. Aku gak bisa kembali menerimanya sebagai manajerku lagi meskipun aku sudah memaafkannya. Aku merasa takut jika dia kembali menjadi manajerku dia akan mencelakakanku lagi.

Meskipun dia sudah berjanji kalo dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama tapi tetap saja aku merasa takut dia akan mengulangi kesalahannya.

Hari ini aku udah mulai kembali syuting film terbaruku judulnya Forever Love. Di film ini aku kembali berakting dengan Raka yang berperan sebagai tokoh utama cowok dalam film. tersebut. Sementara aku ya tentu saja tokoh utama ceweknya. Film ini kembali disutradari oleh Pak Broto yang sebelumnya menyutradari film Complicated Love. Dan penulis skenario film ini adalah Alvin, pacarku sendiri.
Ya semenjak peristiwa terbongkarnya Imel sebagai pelaku yang telah menyebarkan gosip murahan tentangku dan Alvin, kami menjadi sangat dekat dan akhirnya kami memutuskan untuk balikan menjadi sepasang kekasih lagi.

Awalnya dia merasa tidak setuju jika aku dipasangkan dengan Raka dalam film ini. Tapi, karena Pak Broto yang menginginkannya dan dia sama sekali gak ada hak untuk menolak karena dia hanya seorang penulis skenario yang tugasnya hanyalah membuat cerita yang bagus bukan memilih pemain dalam film jadi ya dengan sangat terpaksa akhirnya dia mengizinkanku untuk beradu akting dengan Raka.
Film Forever Love ini bercerita tentang seorang gadis yang bernama Chelsea (dibaca Celsi) yaitu gadis tuna rungu atau gadis bisu yang jatuh cinta pada seorang pria tampan dan kaya raya bernama Ferdi. Hubungan mereka terhalang oleh restu kedua orang tua Ferdi. Mereka tidak ingin punya menantu yang bisu. Tapi, keinginan Ferdi untuk bersatu dengan Chelsea sangat kuat. Bahkan dia rela meninggalkan semua yang dia miliki hanya untuk bersatu dengan gadis yang dia cintai itu. Hingga suatu hari Ferdi mengalami kecelakaan dan dia membutuhkan donor hati. Chelsea yang merasa gak kuat melihat kondisi Ferdi yang sedang kritis akhirnya pun memutuskan untuk bunuh diri agar dia bisa mendonorkan hatinya untuk orang yang sangat dia cintai. Dia rela memberikan hidupnya untuk pria itu.
* * * *
Selesai syuting Alvin langsung mengajakku makan siang di Star Cafe tempat favoritnya. Gak nyangka ternyata dia masih tetap aja suka datang ke cafe ini. Dia juga masih mengingat menu favoritku yaitu steak dan lemon tea.
"Gak nyangka deh akhirnya kita bisa balikan lagi."ucapnya dengan raut wajah bahagia dan aku membalasnya dengan senyuman lalu dia kembali berkata, "Pris, kamu tau gak betapa hancurnya aku ketika kamu menyuruhku pergi dari kehidupan kamu. Waktu itu aku sangat frustasi karena orang yang sangat aku cintai menyuruhku pergi dari kehidupannya."Alvin menghela nafas sebelum dia melanjutkan ucapannya, "Aku sangat mencintai kamu, Pris. Jadi, aku mohon jangan pernah mengusirku dari kehidupan kamu dan jangan pernah meninggalkan aku. Please, stand by me!!"
Aku menganggukkan kepalaku lalu dia membawa kedua tanganku ke arahnya dan kemudian mencium kedua punggung tanganku. Hmm... Ternyata sikapnya masih romantis seperti dulu. Dan melihat kelakuannya aku pun langsung bersemu merah karena tersipu malu.
"Mbak Prischa jadi benar Anda berpacaran dengan mas Alvin?"tanya seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelahku dan ternyata orang itu adalah reporter salah satu TV swasta dan dia ke sini bersama dengan seorang kameraman. Aku pun langsung menutupi wajahku dengan daftar menu cafe tersebut karena aku gak ingin wajahku terekspos oleh kamera. Alvin yang mengetahui bahwa aku yang sedang tidak ingin diwawancarai pun langsung membawaku keluar dari cafe tersebut dan kami pun langsung masuk ke dalam mobil dan meluncur cepat meninggalkan cafe tersebut.
"Ah!! Ribet banget sih jadi artis! Gila!! Kalo kayak gini terus aku gak akan pernah bisa merasakan kebebasan."ujarku dengan rasa kesal
"Ya begitulah resikonya jadi artis. Tapi, kenapa kamu gak jelasin aja tadi kalo kita emang berpacaran?"tanya Alvin
"Alvin, aku gak mau semua orang tau tentang hubungan kita. Aku bukan orang yang suka mengumbar-ngumbar kisah asmaranya di depan publik. Aku cuman ingin orang-orang terdekat saja yang mengetahui hubungan asmaraku."jelasku dan Alvin membalasnya dengan anggukan kepala
* * * *
"Prischa!!"teriak seseorang yang memanggil namaku sehingga membuatku terbangun dari tidurku. Aku mendengar suaranya berasal dari bawah lebih tepat berasal dari ruang tamu. Dengan segera aku pun langsung keluar dari kamarku yang berada di lantai 2 dan menuruni anak tangga kemudian berjalan lurus menuju ruang tamu.
"Raka! Loe ngapain sih pagi-pagi neriakan nama gue?"tanyaku dengan nada kesal karena dia sudah mengganggu waktu istirahatku. Bukannya meminta maaf dia justru menarik tanganku dengan kuat dan mendorongku duduk di sofa ruang tamu lalu dia menghidupkan TV yang ada di hadapan kami.
"Loe liat nih berita!"perintahnya. Aku pun langsung mengalihkan pandanganku ke arah TV
Berita terbaru tentang Prischa Angelica. Jumat kemarin seorang reporter TV swasta ketahuan memergoki Prischa yang sedang berpacaran dengan Alvin yang merupakan penulis skenario film Complicated Love dan Forever Love.Dengan enggan Prischa yang saat itu sedang diwawancarai langsung menutupi wajahnya. Dan Alvin pun langsung menariknya pergi dari cafe tersebut. Masih belum ada.... Belum selesai aku menonton berita tersebut Raka langsung mematikan TV-nya dan kemudian duduk di sebelahku dengan wajah kusut.
"Loe udah balikan lagi sama dia?"tanya Raka dengan wajah datar. Aku menganggukkan kepalaku.
"Lebih baik loe putusin dia sekarang juga. Gue gak mau nantinya loe terluka lagi karena dia."ucapnya masih dengan wajah datar
"Gue masih mencintai dia, Ka. Gue gak peduli kalo pun nantinya gue bakalan terluka lagi karena mencintainya."ucapku lirih
"Pris, loe buka dong mata loe! Alvin tuh cowok brengsek!! Dia yang udah buat kakak loe meninggal!!"ujar Raka dengan penuh emosi
"Ka, loe gak bisa nyalahin dia kak Citra meninggal itu murni karena kecelakaan."ujarku yang juga merasa emosi karena dia sudah menuduh Alvin sebagai penyebab kecelakaan kak Citra.
"Loe kenapa jadi ngebelain dia? Bukannya dulu loe juga nyalahin dia dan nuduh dia sebagai penyebab kematian kakak loe."ujar Raka yang masih terlihat emosi
"Terserah loe mau bilang apa gue gak peduli!"ujarku dengan tegas lalu aku kembali masuk ke kamarku. Aku benar-benar merasa kesal dengan Raka. Kenapa semenjak Alvin kembali ke kehidupan aku dia menjadi sangat protective padaku? Bahkan kini dia terlihat lebih mudah emosi samaku. Padahal sebelumnya dia gak pernah marah-marah padaku. Aku gak ngerti kenapa dia sekarang berubah jadi monster gini? Monster yang sangat protective padaku.
* * * *
Hari ini hari kedua syuting film Forever Love. Sebenarnya aku sedang tidak mood bertemu dengan Raka. Aku masih merasa kesal dengan ucapannya tadi pagi. Tapi, aku harus bersikap profesional. Sejenak aku harus melupakan permasalahanku dengan Raka. Aku hanya bisa berharap syuting hari ini akan segera berakhir.
"Camera.... Rolling... and action!!"teriak Pak Broto, sang sutradara yang menyuruh aku dan Raka untuk mulai berakting
Aku (Chelsea) : (Aku berjalan keluar dari rumah Raka/Ferdi dengan menangis terisak-isak)
Raka (Ferdi) : (Dia mengejarku lalu menarik tubuhku ke dalam dekapannya) Maafin atas ucapan kedua orang tuaku yang sudah menyakiti perasaanmu. (kemudian Raka/Ferdi memelukku dengan erat)
Aku (Chelsea) : (Aku hanya menangis di dalam pelukannya)
Raka (Ferdi) : Please, jangan pernah tinggalkan aku. Aku yakin cepat atau lambat kedua orang tuaku pasti akan merestui hubungan kita (lalu Raka/Ferdi melepaskan pelukannya)
Aku (Chelsea) : (menganggukkan kepalaku)
Raka (Ferdi) : (kembali memelukku kemudian mengecup keningku)
"Cut... Cut..."teriak Pak Broto lalu aku dan Raka langsung melepaskan pelukan kami.
"Okey, Prischa, Raka syuting hari ini cukup sampai di sini dulu. Mendadak saya ada urusan jadi saya gak bisa berlama-lama di sini."ucap Pak Broto. Aku dan Raka sama-sama menganggukkan kepala sembari tersenyum ramah pada Pak Broto.
Selesai syuting aku langsung mencari sosok Alvin yang ternyata sedang duduk santai di sebuah kursi panjang yang berada dalam taman yang letaknya tidak jauh dari lokasi syuting. Dengan segera aku langsung berjalan menghampirinya tapi tiba-tiba saja Imel langsung berdiri di hadapanku dengan kedua tangannya berada di belakang dan tersenyum sinis padaku.
"Loe mau ngapain ke sini? Gue kan udah bilang gue gak akan pernah mau loe jadi manajer gue lagi!"bentakku
"Tenang aja gue ke sini bukan untuk memohon pada loe agar loe mau kembali memperkerjakan gue lagi. Gue ke sini... buat.... mengakhiri hidup loe."ujarnya sambil tersenyum sinis. Belum sempat aku mencerna maksud dari perkataannya tiba-tiba saja aku melihat ditangannya sudah ada sebuah balok yang ingin dia lemparkan ke kepalaku.
"Ahh!!"teriakku tapi tiba-tiba saja seseorang mendorong tubuhku ke samping. Sontak aku langsung menolehkan kepalaku ke arah orang yang telah mendorongku. Astaga!! Raka!! Kepalanya berdarah akibat pukulan keras dari balok Imel.
"Raka!!"teriakku histeris dan tidak beberapa lama para kru dan Alvin langsung mendatangiku. Sementara Imel masih berdiri gemetar melihat Raka yag terkena pukulan baloknya. Aku dan para kru pun langsung memanggil ambulance dan membawanya ke rumah sakit sementara Alvin membawa Imel ke kantor polisi.
Selama di perjalanan ke rumah sakit aku terus menangis. Aku merasa takut akan kehilangan sahabat yang sangat aku cintai. Ketika sampai di rumah sakit beberapa suster langsung membawa Raka masuk ke ruang ICU. Aku sangat khawatir dengan kondisi Raka tapi suster melarangku untuk masuk ke ruang ICU. Katanya itu dapat mengganggu konsentrasi dokter yang sedang memeriksanya di dalam. Aku terus-terusan merasa gak tenang. Aku terus mondar-mandir di depan pintu ruangan ICU sambil terus berdoa dalam hati berharap kondisinya akan baik-baik saja.
Tidak beberapa lama aku melihat sosok Alvin datang mendekatiku. Lalu dia memelukku yang sedang merasa cemas akan kondisi Raka.
"Kamu tenang aja. Semuanya pasti akan baik-baik saja."bisiknya sambil mengelus rambutku dengan lembut dan aku hanya bisa membalasnya dengan anggukan kepala.
* * * *
Sudah setengah jam aku dan Alvin berdiri di depan ICU tapi dokter dan suster yang merawatnya di dalam belum juga keluar. Tapi tidak beberapa lama dokter yang merawatnya keluar dari ICU didampingi dengan seorang suster.
"Bagaimana dok keadaannya?"tanyaku dengan cemas
"Apa Anda anggota keluarganya?"tanya dokter itu balik
"Bukan dok. Saya temannya."jawabku lalu dokter itu menganggukkan kepalanya
"Keadaannya cukup serius. Benturan di kepalanya membuatnya koma. Saya tidak tau kapan dia akan sadar. Anda doakan saja semoga teman Anda cepat sadar dari komanya."ucap dokter itu lalu berjalan meninggalkan aku dan Alvin yang masih berdiri terpaku di depan ruang ICU sementara suster yang tadi mendampinginya pun ikut berjalan di belakang dokter itu.
Aku menyandarkan kepalaku di bahu Alvin sementara Alvin langsung merangkul pinggangku dari samping. Kini tangisanku pecah. Aku gak sanggup melihat Raka terbaring koma seperti ini. Ini membuatku teringat sama kak Citra. Dulu kak Citra juga pernah menyelamatkanku dan karena menyelamatkanku dia menjadi koma selama beberapa bulan. Dan kini giliran Raka yang menyelamatkanku dan membuatnya terbaring koma di rumah sakit. Aku benar-benar merasa bersalah padanya. Kalo saja tadi dia tidak menyelamatkanku pasti saat ini juga dia tidak akan terbaring koma di rumah sakit.
* * * *

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang