Sejak kejadian hujan itu aku dan Alvin kembali akrab. Bahkan dia sering menemaniku ke lokasi syuting.
Hal ini membuat banyak wartawan yang selalu bertanya-tanya pada kami tentang hubungan kami. Apakah kami pacaran atau tidak. Ini membuat kami lelah karena mereka selalu memburu kami untuk mendapatkan kejelasan mengenai hubungan kami.
Tapi, aku gak mau pusing memikirkannya. Menurutku biarkan saja wartawan itu membuat berita tentangku dan Alvin sesuka hatinya. Aku yakin berita ini hanya sebentar dan akan lenyap begitu saja.
Daripada aku pusing memikirkan berita ini mendingan aku bersantai di rumah. Aku mengambil sebuah novel yang berjudul 'Remember When' karya dari Winna Efendi. Lalu aku duduk di sofa ruang tamu sambil membaca novel tersebut.
"Loe liat nih hampir semua surat kabar dan majalah isinya berita tentang hubungan loe sama Alvin."bentak Raka yang tiba-tiba saja datang dan langsung mencampakkan beberapa surat kabar dan majalah di meja ruang tamuku membuatku terkejut.
Lalu aku memutuskan untuk menutup novelku dan menaruhnya di atas meja. Kini pandanganku fokus padanya.
"Ya terus?"tanyaku gak mengerti dengan maksud ucapannya.
Emang kenapa kalo semua surat kabar dan majalah isinya tentang hubunganku dan Alvin. Bukankah itu bagus karena bisa mendongkrak popularitasku ya meskipun sebenarnya aku gak bermaksud untuk mencari sensasi yang dapat mendongkrak popularitasku.
"Pokoknya loe harus jelasin ke wartawan kalo loe gak ada hubungan apa-apa sama Alvin."perintahnya dengan tegas
"Emang kenapa sih? Udahlah Ka gak usah terlalu dipikirkan. Gue yakin kok gak lama lagi berita tentang gue dan Alvin bakalan lenyap begitu aja. Gue males ngurusin hal yang menurut gue gak penting seperti sekarang ini."ujarku dengan santai lalu Raka duduk di sebelahku dengan jemari bertaut dan wajahnya tampak frustasi.
"Loe sebenarnya kenapa sih, Ka?"tanyaku. Raka mengalihkan pandangannya ke arahku tapi hanya sebentar setelah itu pandangannya kembali lurus ke depan
"Gue gak suka loe kembali dekat dengannya."ucapnya lirih
"Kenapa?"aku kembali bertanya padanya
"Gue cuman takut dia akan melukai perasaan loe lagi."ucapnya dengan memberikanku tatapan mata sendu. Aku gak nyangka Raka sangat peduli padaku. Dia bahkan takut aku akan terluka lagi karena Alvin.
"Pris, loe maukan nuruti permintaan gue untuk ngejauhi Alvin. Gue cuman gak mau melihat loe terluka lagi."ucapnya masih dengan tatapan sendu.
Ntah kenapa aku justru menganggukkan kepalaku begitu saja. Lalu Raka merangkulku dengan erat dan tersenyum bahagia padaku.
"Loe janji ya jangan pernah dekat-dekat lagi sama dia."ucap Raka yang masih merangkulku dan aku kembali menganggukkan kepalaku sebagai jawaban iya.
* * * *"Hai, Pris!"sapa Alvin yang mendatangiku ke lokasi syuting
"Ngapain loe ke sini?"tanyaku jutek.
"Loe kenapa? Kok jutek banget sama gue? Perasaan semalam kita masih baik-baik aja."dia mengernyitkan dahinya sebagai tanda heran dengan sikapku yang tiba-tiba saja jutek padanya
"Udah deh mulai sekarang loe jangan pernah dekat-dekat lagi sama gue!"perintahku dengan tegas.
Sebenarnya aku gak tega bersikap jutek padanya tapi aku udah janji pada Raka kalo aku akan menjauhinya.
"Hai, Pris!"sapa Raka yang datang menghampiriku lalu dia merangkul pundakku dan membawaku pergi menjauh dari Alvin. Sepertinya dia benar-benar gak ingin aku dan Alvin kembali dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By Me
General FictionSatu per satu aku mulai kehilangan orang-orang yang sangat aku cintai. Aku pernah mengusirmu pergi dari hidupku. Tapi, saat ini aku membutuhkanmu. Kamu satu-satunya yang masih tetap berdiri di sampingku. Please stand by me and never leave me alone...