Sudah seminggu Raka koma di rumah sakit dan sampai sekarang dia belum sadar juga. Semenjak Raka koma aku memutuskan untuk berhenti syuting dan menemaninya di rumah sakit.
“Ka, loe cepet sadar dong!! Gue kangen sama loe. Loe tau gak gue merasa kesepian kalo gak ada loe. Oya, gue juga udah memutuskan untuk break syuting sampai loe sadar. Gue gak peduli sama film baru kita.”aku menghela nafas lalu kembali melanjutkan ucapanku, “Ka, loe tau gak tadi Pak Broto marah banget sama gue karena gue gak mau melanjutkan syuting film forever lovenya. Dan dia udah memutuskan untuk mengganti peran kita berdua sebagai pemeran utama kepada orang lain. Tapi, yaudahlah gue gak peduli soal itu. Gue cuman peduli sama loe. Please dong, Ka buka mata loe.”
Krekk!! Suaru pintu terbuka. Aku langsung menoleh ke belakang. Ternyata Alvin yang datang.
“Kamu yang sabar ya, sayang. Aku yakin sebentar lagi pasti Raka akan bangun dari komanya.”ucap Alvin. Aku menganggukkan kepalaku sembari tersenyum kecil.
“Oya, kamu udah makan belum? Kalo belum kita makan sama-sama, yuk!”ajak Alvin
Aku langsung menggelengkan kepalaku, “Aku lagi gak selera. Aku mau disini aja temenin Raka.”tolakku
“Sayang, nanti kamu bisa sakit loh. Kamu gak boleh nyiksa diri kamu kayak gini. Ayo, kita makan dulu. Aku gak mau kalo nanti kamu sakit.”ucapnya penuh perhatian
“Hufft!!”aku menghembuskan nafasku lalu Alvin mengajakku pergi ke sebuah warung makan yang tidak jauh dari rumah sakit.
Aku memesan nasi dengan ikan lele sementara Alvin memesan nasi dengan ayam goreng. Dan untuk minumannya kami memesan teh manis hangat.Aku benar-benar gak selera makan. Daritadi pikiranku terus memikirkan kondisi Raka. Bahkan makanan yang sudah ada di depanku hanya aku lihat saja tanpa kusentuh.
Raka, cepat sadar dong!! Pintaku dalam hati
“Sayang, kok makanannya cuman ditengok aja. Ayo dong kamu makan. Apa perlu aku suapin?”godanya
“Apaan sih. Aku kan udah bilang tadi aku gak selera makan, Vin.”ujarku manyun
“Yaudah kalo emang kamu gak mau makan aku akan suapin kamu. Aku gak mau kamu sakit.”lalu dia bersiap-siap ingin memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutku tapi aku langsung memalingkan wajahku.
“Aku bisa makan sendiri.”ucapku lalu aku mulai memakan makanan yang sudah dihidangkan dihadapanku.
Selesai makan Alvin mengajakku pergi ke kantor polisi untuk menjenguk Imel. Akibat dari kesalahannya dia dijatuhkan hukuman penjara 2 tahun.
Awalnya aku gak mau tapi setelah kupikir-pikir gak ada salahnya juga menjenguk dia di penjara. Soalnya ada beberapa hal yang ingin aku pertanyakan padanya.
“Kalian ngapain ke sini?”tanya Imel dengan nada ketus
“Udah syukur kami masih mau menjenguk loe di penjara.”ujarku tak kalah ketus dengannya
Tiba-tiba saja suara handphone Alvin berdering.
“Sayang, aku keluar sebentar ya. Aku mau angkat telepon dari mamaku.”pamit Alvin yang kemudian pergi meninggalkan aku bersama Imel
“Mel, loe tuh sahabat gue. Kenapa loe tega berbuat jahat sama gue. Loe udah fitnah gue sebagai penyebab kematian kakak gue dan sekarang loe nyoba untuk bunuh gue. Loe gila ya??”omelku
“Gue iri sama loe, Pris. Hidup loe gak kayak hidup gue yang melarat ditambah dengan nyokap gue yang sakit-sakitan.”ujarnya dengan penuh emosi lalu dia menghela nafas panjang dan mencoba untuk mengontrol emosinya
“Gue gak pernah nyangka, Mel loe tega ngelakuin ini semua hanya karena loe iri sama gue.”ucapku dengan tatapan sedih
“Gak cuman itu aja Pris. Loe udah merebut orang yang sangat gue cintai.”ucapnya dengan nada pelan. Aku langsung mengernyitkan dahiku. Orang yang dia cintai? Siapa? Aku gak merasa merebut siapa-siapa darinya. Pikirku
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By Me
General FictionSatu per satu aku mulai kehilangan orang-orang yang sangat aku cintai. Aku pernah mengusirmu pergi dari hidupku. Tapi, saat ini aku membutuhkanmu. Kamu satu-satunya yang masih tetap berdiri di sampingku. Please stand by me and never leave me alone...