Pagi ini di kelas sepi banget. Aku gak tau ntah kenapa Imel tidak datang hari ini. Apa mungkin dia lagi sakit? Ntahlah... dia sama sekali gak ada ngasih kabar apa-apa samaku.
"Ka, Imel beneran gak ada ngasih kabar apa-apa ke loe? Ini tuh aneh banget. Gak biasanya dia kayak gini. Biasanya kalo dia gak sekolah dia pasti ngasih kabar ke gue atau ke loe. Apa dia lagi sakit? Atau mungkin dia masih pergi berlibur dengan keluarganya?"ujarku dengan cemas
"Yaudahlah Pris, loe gak usah khawatir gitu. Gue yakin kok paling dia masih liburan sama keluarganya."ucap Raka yang mencoba menenangkanku tapi ntah kenapa firasatku mengatakan kalo ada sesuatu yang buruk terjadi pada Imel.
"Mmm... Pris tapi sebenarnya ada enaknya juga Imel gak datang."gumam Raka
"Maksud loe? Loe senang kalo dia gak datang? Loe jahat banget sih dia kan pacar loe."ujarku penuh dengan emosi
"Jangan salah paham dulu. Maksud gue tuh kalo gak ada Imel gue kan jadi bisa sebangku sama loe. Loe tau gak sebangku sama mantan loe itu gak enak banget. Soalnya dia belagu banget jadi orang udah gitu sok cool lagi. Heran deh kok bisa sih dulu loe suka sama dia?"ledek Raka
"Sama gue juga heran pernah suka sama dia. Udah ah gak usah bahas tentang dia lagi."ucapku.
Kini aku memfokuskan diriku pada pelajaran Fisika yang diajarkan oleh Pak Robin.
Tidak beberapa lama aku melihat ada tiga siswa dengan membawa kardus di tangan mereka. Dan kini mereka mengarah ke kelas kami. Di kardus yang mereka bawa tertulis kata 'sumbangan' tapi aku gak tau sumbangan untuk siapa? Melihat kedatangan mereka, Pak Robin langsung menghentikan pelajarannya."Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh."ucap salah seorang diantara mereka
"Walaikum salam warahmatullohi wabarokatuh."ucap kami serentak yang membalas salamnya
Aku merasa sepertinya mereka bertiga dari kelas XI-IPS1 karena wajah mereka sangat asing bagiku. Dan mereka gak mungkin anak kelas XII ataupun kelas X karena warna simbol sekolah mereka yang terletak di sebelah kiri berwarna biru yang menunjukkan kelas XI. Untuk kelas X simbol sekolahnya warna merah sedangkan untuk kelas XII simbol sekolahnya warna hijau. Dan di sekolah ini hanya ada 3 kelas saja untuk kelas XI, yaitu XI-IPA1, XI-IPA2 dan XI-IPS1. Kelas XI-IPA1dan XI- IPA2 bersebelahan jadi ya tentu saja aku mengenali orang-orangnya.
Sementara kelas XI- IPS1 berada di ujung sekolah bersebelahan dengan ruangan UKS. Dan aku sangat jarang pergi ke sana.
"Mohon maaf semuanya kegiatan belajar-mengajar kalian menjadi terganggu. Kami dari BKM (Badan Kepengurusan Mushola) Sekolah ingin memberitahukan bahwa ayah dari teman kita yang bernama Imel Cahyati Putri telah meninggal dunia kemarin sore akibat kecelakaan mobil. Untuk itu kami meminta pada teman-teman semua untuk menyumbang seikhlasnya."ucapnya salah seorang diantara mereka bertiga.
Mendengar hal itu seluruh tubuhku menjadi lemas. Aku gak nyangka papa Imel akan pergi secepat ini. Aku yakin saat ini Imel pasti sangat berduka kehilangan sosok ayah yang sangat dia cintai."Terima kasih atas sumbangan yang diberikan. Semoga Allah swt. membalas amal kebaikan kalian semua. Wassalammualaikum warahmatullahi wabarokatuh."ucapnya salah seorang diantara mereka bertiga lalu mereka keluar dari kelas dan Pak Robin kembali melanjutkan pelajarannya.
"Ka, kenapa Imel gak ada kasih kabar kalo papanya meninggal?"tanyaku dengan nada pelan. Raka mengangkat kedua bahunya.
"Yaudah kalo gitu loe sekarang sms dia tanya gimana kabarnya sekarang. Loe tuh pacarnya jadi loe harus perhatian sama dia."ucapku
"Tapi kalo nanti ketahuan sama Pak Robin terus hp gue disita gimana?"tanyanya
"Udah loe tenang aja loe gak bakalan ketahuan soalnya dia lagi sibuk tulis rumus-rumus di papan tulis. Dan satu lagu hp loe disilent kan supaya gak ketahuan."ucapku lalu dia mengambil hp nya dari saku celananya. "Ya ampun, Pris gue lupa dari kemarin hp gue mati dan gue belum sempat nge-casnya."ucapnya sambil menepuk jidatnya. Mendengar ucapannya tentu saja membuatku emosi. Hampir saja aku ingin teriak memarahinya tapi untungnya aku langsung ingat kalo saat ini jam pelajaran Fisika masih berlangsung di dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By Me
General FictionSatu per satu aku mulai kehilangan orang-orang yang sangat aku cintai. Aku pernah mengusirmu pergi dari hidupku. Tapi, saat ini aku membutuhkanmu. Kamu satu-satunya yang masih tetap berdiri di sampingku. Please stand by me and never leave me alone...