Author POV
Satu minggu berlalu setelah kejadian Alena tidak ingin makan .
Jaxon akan mempercepat kepindahannya bersama saudaranya ke Forks hari ini .
Ia sangat takut jika Alena tidak dapat melupakan kakaknya dan kondisinya menkadi tidak baik .
Mereka akan pergi siang ini . Jaxon juga sangat khawatir pada Alena jika suatu hari Alena terluka karena ulah para vampir .
Jaxon naik ke kamar Alena . sementara di dalam Alena masih suka berdiam diri di depan jendela kamarnya dengan pandangan kosongnya . setidaknya sekarang Alena sudah lebih baik dari sebelumnya , badannya sudah tidak terlalu kurus tapi ia masih jarang keluar kamar .
"Masuk ." suara lembut dari dalan membuat Jaxon segera masuk .
"Kita akan pergi sekarang ." ucap Jaxon seraya menghampiri Alena dan memegang pundaknya .
"Kemana ? Forks ?"
"Iya . aku akan membantu mu berkemas ."
"Berarti aku akan meninggalkan kakak di sini sendiri ?"
Lagi-lagi itu . hal itu yang membuat hati Jaxon kembali sakit bila melihat wajah takdirnya itu saat membicarakan kakaknya .
"Kakak mu tidak sendiri . banyak yang menemaninya . ada orangtua mu di sana ."
"Dan tidak akan ada yang datang ke makamnya lagi ?"
"Tentu saja ada . kita akan datang ke sini jika kau merindukannya ."
"Maaf ."
"Untuk apa ?"
"Aku sering mengunci diri ku di kamar dan tidak pernah menemui kalian juga satu hal maaf karena selalu membuat mu repot saat menyuruh ku makan ."
"Tak apa . aku mengerti keadaan mu ini bukan hal mudah bukan ?" Alena hanya mengangguk .
"Kita akan membuka hidup baru di Forks ." senyum mengembang di wajah Alena . sudah lama Jaxon tidak melihat senyum itu .
Mereka mulai mengemasi barang mereka .
***
Sekarang sudah waktunya pergi . mereka sudah siap . kali ini Alena bersama Jaxon .
Di perjalanan Jaxon tidak pernah melepas genggaman tangannya dari Alena .
Sesekali mereka mengobrol , tertawa dan Jaxon selalu menakuti Alena kalau dia menginginkan darah saat ini juga . melihat tatapan lapar Jaxon , Alena jadi takut sendiri . ekspresi yang di tunjukan Alena benar-benar membuat Jaxon tertawa .
"Sungguh aku tidak bohong aku menginginkan darah sekarang juga ." ucap Jaxon seraya melirik Alena .
"Jangan coba-coba dengan ku atau aku akan teriak !" ancam Jaxon .
"Berani mengancam ya sekarang ?"
"Apa ? Aku tidak takut !"
Jaxon menghentikan mobilnya secara tiba-tiba .
"Kau ingin membunuh ku ?!" bentak Alena .
"Kau bilang kau tidak takut pada ku , baiklah itu mau mu ." Jaxon mengumpulkan rambut Alena ke sisi kanan tatapannya tertuju pada leher jenjang dan mulus milik Alena .
"A-apa yang akan kau lakukan ?" tanya Alena takut .
"Kau tidak takut pada ku bukan ? Jadi ..."
"Aaaaaaaaa........" Alena berteriak saat wajah Jaxon semakin dekat dengan lehernya .
"Hahahahaha ." tawa Jaxon pecah seketika mendengar teriakan Alena .
"Tidak lucu Jax !"
"Bukannya kau tidak takut ? Kenapa kau berteriak ?"
"Ah aku benci pada mu ! Aku akan turun di sini !"
"Sayangnya pintu sudah ku kunci ."
Dan yang bisa di lakukan Alena sekarang adalah memukuli Jaxon sepuasnya .
Setelah pertengkaran yang cukup panjang Alena , Jaxon dan yang lain tiba di Forks .
"Jadi ini tempatnya ?" tanya Alena .
"Tentu . kau suka ?" jawab Jaxon seraya merangkul Alena .
"Di sini lebih nyaman sepertinya dari rumah kita sebelumnya ."
"Di sini juga kita akan membuka hidup baru ."
"Maksud mu ?"
"Kita akan menikah ."
Alena POV
Apa ? Menikah ? Astaga bahkan usia ku saja baru 20 tahun sangat muda tapi aku sudah menikah ? .
Katakan ini mimpi ! Aku masih terbelalak kaget dengan apa yang Jaxon ucapkan .
Tiba-tiba Jaxon mengeluarkan kotak berwarna hitam ia membukanya dan berlutut di depan ku .
"Alena Athena Valerie suatu kehormatan besar jika aku dapat menjadikan mu sebagi istri ku . Menemani mu saat sakit , susah , senang , sengsara . selalu berada di sisi mu saat kau membutuhkan mu , menjaga mu seumur hidup ku selamanya tidak akan membiarkan mu terluka . So , will you marry me ?" Jaxon mengucapkan itu dengan tulus . aku berusaha mencari kebohongan di matanya tapi tidak ku temukan Jaxon mengucapkannya dengan tulus .
"Jax .. y-ya I will ." jawab ku seraya berusaha menahan air mata yang akan keluar .
Jaxon memasangkan cincin di jari manis kiri ku dan seketika air mata ku tumpah aku segera berhambur ke pelukan Jaxon .
Sumpah aku sangat bahagia kali ini aku sangat menyayanginya dan mencintainya .
"Jax kau seriuskan ?" tanya ku di sela pelukan ku .
"Tentu saja aku serius . semuanya sudah ku siapkan jauh-jauh hari kita akan melakukan pemberkatan di kerajaan ."
"Kerajaan ? Benarkah ?" aku melepaskan pelukan Jaxon dan menatapnya tak percaya .
"Iya . kau akan menjadi pendamping ku . Raja Jaxon Mcenzie bersama Ratu Alena Athena Mcenzie ."
"Ratu Alena Athena Mcenzie . aku suka gelar itu ."
"Satu minggu lagi kita akan menikah ."
"Satu minggu ?"
"Iya satu minggu ."
"Tidak terlalu cepat ?"
"Tidak sayang semuanya sudah ku siapkan jauh-jauh hari ."
"Kau pasti lelah menyiapkan semuanya bukan ?"
"Tentu saja aku lelah oleh karena itu aku meminta bayaran ."
"Bayaran ? Apa itu ?"
Jaxon mendekat ke telinga ku dan berbisik .
"Aku ingin kau membayar ku dengan tubuh cantik mu ."
Seketika pipi ku merah merona karena malu . Astaga Jaxon ! Kau benar-benar .
Intinya hari ini aku sangat bahagia bisa menjadi tunangan dari Jaxon Mcenzie dan dalam jangka waktu satu minggu lagi nama ku akan berubah menjadi Alena Athena Mcenzie .
_____________________________
Cieeee Alena di lamar sama Jaxon .
Namanya bakalan berubah tuh dalam waktu satu minggu "Alena Athena Mcenzie ."
Jangan lupa voment ya ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [Book 1]
Vampire"Dia milik ku , dia takdir ku dan akan selamanya begitu !" - Jaxon Mcenzie . "Apa ?! aku takdir seorang vampir ? bagaimana jika ia membunuh ku ? Astaga ! Ini mimpi buruk ! siapapun tolong bangunkan aku !" - Alena Athena Valerie . Dua makhluk yang be...