Author POV
Sepasang suami istri yang tengah duduk di taman belakang rumahnya seraya tersenyum melihat anaknya bermain dengan riangnya bersama paman-pamannya .
Sore ini mereka piknik di belakang rumah mereka . Alena sibuk menyiapkan makanan bersama Luna sementara Jaxon dan Harry menyiapkan peralatan yang belum tersedia .
"Sepertinya Lexia sangat menyukai Willy dan Jasper kak ." komentar Luna .
"Lexia bilang mereka paman kesayangannya ."
"Oh ya Lexia cukup berbakat dalam bidang sihir . kemarin saat latihan cukup besar peningkatannya ."
"Benar apa kata mu . semua makanan sudah siap ?"
"Sudah ."
"Kalau begitu kau panggil yang lain ." Luna pergi memanggil yang lain .
"Lexia sayang kemari cepat kita makan ." teriak Alena memanggil anaknya .
"Yes mom ." balas Lexia .
"Mau makan apa sayang ?"
"Omelet saja minumnya satu cup darah ."
"Ini . sepertinya kau lelah sayang ."
"Iya mom tadi paman Jasper mengejar ku sampai aku harus sembunyi di pohon sana ." Lexia menunjuk pohon yang ia maksud .
"Bermainlah selayaknya anak perempuan sayang ." sela Jaxon seraya mengusap kepala anaknya .
"Tapi Lexia tidak suka dad ." jawab Lexia seraya mengunyah omeletnya .
"Biarkan saja apa maunya Jax yang penting ia nyaman ." Alena .
"Lexia , besok kita ada tes beladiri kau harus bangun pukul enam pagi kita akan ke bukit ." sela Jasper .
"Siap . apa ini materi yang lama ?"
"Bukan . kau sudah lulus di materi yang lama ."
"Jangan lupa juga kita akan prakter besok siang . masih ingat dengan materi yang paman berikan sebelumnya ? itu yang akan kita praktekan . ini untuk menentukan kau lulus atau tidak dalam memainkan peralatan perang ." tambah Willy .
"Tapi paman kalau aku tidak lulus bagaimana ?"
"Kau harus mengulang prakteknya ."
"Oke Lexia kamu bisa ." Lexia menyemangati diri sendiri .
"Dan sorenya kau akan kembali berlatih sihir bersama ku . kau hampir lulus sayang kita akan ke puncak untuk mengambil air sihir kau harus meminumnya agar kemampuan mu semakin kuat ." sahut Luna .
"Dengar mom ? aku hampir lulus di pelajaran sihir ." Lexia bangga dengan prestasinya .
"Mom bangga sayang ." Alena mengelus rambut emas Lexia
"Kau tidak lelah ? besok kau sangat sibuk dari sebelum matahari terbit hingga matahari tenggelam ." Jaxon khawatir pada putrinya karena melihat jadwal putrinya yang sangat padat .
"Tidak dad aku tidak lelah . lagi pula aku ingin seperti ini atas permintaan ku sendiri ."
"Tapi kau ini seorang putri untuk apa kau belajar bela diri dan sebagainya jika kau akan selalu di lindungi oleh pengawal ."
"Justru karena itu . apa seorang putri akan selalu ada dalam lindungan pasukannya ? tidak dad ada saatnya di mana aku akan lepas dari pasukan . aku tidak ingin menjadi seorang putri yang hanya berlindung di balik pasukannya , menyuruh ini itu pada pelayan , duduk dengan wajah angkuh dan sombong di singgasananya sementara dalam diri ku ? aku rapuh dan tidak bisa apa-apa . aku hanya ingin menjadi seorang putri yang merakyat dan tangguh bukan menjadi seorang putri kerajaan yang ingin di hormati dan sombong . bahkan jika ada pertempuran tidak akan pernah ada seorang pun yang bisa menghalangi ku untuk tidak ikut bertempur aku akan ikut bersama pasukan ku . manamungkin aku berdiri di balik pasukan dan merasa aman karena di lindungi sementara rakyat ku ketakutan . jadi itulah alasan ku kenapa aku ingin seperti ini aku hanya mencoba menerawang menuju masa depan dad tidak ada salahnya bukan jika aku melakukan persiapan dari sekarang ? ." Ya , itulah Lexia selalu berambisi menjadi putri yang kuat demi melindungi rakyatnya .
"Baiklah . tapi ingat jangan sampai pertahanan tubuh mu menurun hingga berakibat buruk pada mu ."
"Pasti dad . mom makan ku sudah selesai . aku bermain di dekat bunga itu ya ." Lexia bangkit dan berlari kecil menuju bunga yang ia maksud .
***
Hari semakin sore dan sekarang hanya ada Jaxon , Alena dan Lexia di taman belakang rumah .
Alena duduk di bangku taman dan Jaxon menghampirinya lalu melingkarkan tangannya di leher Alena .
"Kita punya seorang putri yang kuat Jax ." ucap Alena .
"Tentu saja . bahkan jika aku berdebat dengannya tadi pasti aku kalah . dia sama keras kepalanya dengan mu ." Jaxon mengecup bibir Alena , saat kecupan itu akan berubah menjadi lumatan Lexia membalik tubuhnya dan menghampiri mom nya .
"Mom , Lexia ingin tanya ." suara khas anak kecil itu keluar dari mulut Lexia .
"Bertanya apa sayang ?" Alena berjongkok menyeimbangkan tinggi tubuhnya dengan Lexia .
"Bunga itu apa namanya ?" tanya Lexia seraya menunjuk bunga yang ia maksud .
"Itu namanya mawar merah ."
"Aku ingin sepertinya . cantik , lembut tapi memiliki sisi berani dengan adanya duri pada batangnya ."
"Kau sudah seperti itu sayang ." sela Jaxon .
"Baiklah sekarang kita akhiri acara bermain mu . ini hampir malam besok juga kau harus bangun sebelum matahari terbit bukan ? lebih baik kau mandi lalu istirahat ." Lexia hanya mengangguk . Alena menggendongnya masuk ke dalam .
"Di saat kepahitan yang dulu ku rasakan berubah menjadi kebahagiaan seperti ini . memiliki seorang suami dan anak yang sangat ku cintai . Jaxon Mcenzie dan Lexia Agatha Mcenzie ." ~Alena Athena Mcenzie~ .
_____________________________
The End
Akhirnya beres juga . maaf ya kalau ceritanya gk menarik maklum ak msh amatiran .
Tapi jangan lupa vomentnya ya guys ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [Book 1]
Vampire"Dia milik ku , dia takdir ku dan akan selamanya begitu !" - Jaxon Mcenzie . "Apa ?! aku takdir seorang vampir ? bagaimana jika ia membunuh ku ? Astaga ! Ini mimpi buruk ! siapapun tolong bangunkan aku !" - Alena Athena Valerie . Dua makhluk yang be...