Tak Pernah Kelain Hati

2.3K 54 0
                                    

Matahari pagi bersinar dengan cerahnya, tak ada perbedaan matahari di Batam dan Jakarta, mau beda dari mana, Tuhan menciptakan matahari kan cuma satu, itu yang di Batam dan itu juga yang di Jakarta. Yang beda hanyalah suasana hati yang menghadapinya.

Hati ku saat ini secerah matahari pagi, aku bahagia bertemu kembali dengan orang yang telah mengisi relung hati ku selama ini. Kasih yang belum sempurna di masa SMU, yang belum sempat terucapkan.

Bang Ali adalah teman baik bang Endru. Mereka selalu aktif dalam kegiatan band, basket dan karate. Kabetulan aku salah satu murid junior karate. Kami selalu bertemu disekolah dan saat latihan karate. Dia sering menggoda ku. Bang Ali dan bang Endru adalah idola cewek cewek di sekolah kami berkat ketampanan dan prestasinya. Termasuk aku. Tapi bang Ali "menganggapku adik kecil nya bang Endru yang perlu di manja.

Sejak ungkapan perasaannya di hari perpisahan kakak kelas ku, yaitu perpisahan nya yang akan melanjutkan sekolah di perguruan tinggi hati ku jadi tidak tenang.

Flash back di hari perpisahan itu

"Lili apa kabar" bang Ali menyapa ku
"I'am fine bang Ali ganteng"seperti biasa aku suka canda sama bang Ali
"Abang sendiri, baik kah"
"Sepertinya tidak"
"Haa, bang Ali sakit kah," dengan meletakkan sebelah tangan ku di dahinya "biasa aja"
" Sakitnya tu disini", diambilnya tangan dari dahinya dan di letakkan di dada nya, dia menggenggam tangan ku dan menatap ku penuh arti
Tak seperti biasanya, kali ini sentuhan nya menggetar kan hati. Tak berani ku tatap mata nya. Ku coba menetralkan suasana yang tegang ini
" O ya, apakah bapak merasakan jantung bapak berdetak" canda ku dengan wajah serius seoerti seorang dokter yang sedang bertanya pada pasien nya.
" ya ela ne anak malah bercanda, kalo jantung gak berdetak, aku nya sudah death lah," dan mencupit pipi cubi ku
"Aauu bang Ali sakit, tau" aku neringis
"Gak tau"
" Mau tau rasanya, sini lili cubit pipi bang Ali yang berlesung itu"
"Eit, coba kalo berani, nanti tak cium lo" ancamnya
" iiii bang Ali da mulai ni" selalu dia mengancam ku dengan kata kata itu. Dia tau Aku tsk suka didekati cowok apa lagi sampe dicium
Beberapa detik suasana menjadi hening, tak ada kata yang di ucapkan bang Ali
"Hallo, abang ganteng Alien Syaraf" ku lambaikan tangan didepan wajahnya
Dia menatapku dengan senyuman yang menggetarkan hati
" Papa ku Syarif"
" e iya maaf salah sebut"
" kamu kalo ejek papa ku lagi, ku cium nanti"
" lili cuma becanda lagi bang, ini ada apa sih kok tegang amat wajah bangAli"
"Lili,abang mau jujur sama lili, selama ini kita sangat dekat "
" lili juga tau, bang Ali sayang kan sama lili seperti bang Endru. Aku juga sayang bang Ali sama seperti aku menyayangi bang Endru"
Bang Ali sangat kesal dengan kata kata ku.
" lili sayangi aku seperti kekasih mu, itu lah perasaan yang ku miliki saat ini, perasaan yang lama ku pendam karena takut membuat kamu tidak tidak nyaman bila bersama ku "
Glek, tenggorokan seakan tersumbat sehingga tak mampu berkata kata, darah seakan berhenti mengalir membuat aku tak bisa menggerakkan badan dan nengangkat kepala yang sejak tadi tertunduk
" Lili tak perlu menjawab sekarang, abang sayang lili" bang Ali memeluk ku dan mencium dahi ku. Aku mengutuk diri ku sendiri yang tak mampu mengungkapkan kata kata yang sama kalo aku juga sayang bang Ali, selalu ingin dekat bang Ali
" Jaga diri lili baik baik ya dek, rajin latihan karate," aku hanya menganggukkan kepala dan tersenyum

Flash back end

Hai !!! Baru coba coba
Ada gak ya yang suka dengan cerita aku

Tak Pernah Kelain HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang