PART 16

6K 43 0
                                    


"Ooooh kukira suami ku mendadak bisu, dari tadi diam muluk, tanya apa tadi bang"

"Kenapa kamu make baju seperti ini" Ali mengulang pertanyaannya

" Abang gak suka ya," Prilly berkata dengan manja " kalo gak suka Lily ganti ah" siap siap untuk bangkit dari sofa

Dengan sigapnya Ali menarik Prilly sehingga jatuh ke pangkuanya

" Jangan sayang, tapi jawab dulu kenapa kamu pake pakaian seperti, ingin meme cahkan konsentrasiku dengan siluet di balik nya".

" Kenapa ya Aku pake baju tranparan begini," Prilly mengetuk ngetuk dahi seolah berpikir

" Ahh" tiba tiba Prilly mengaduh seperti orang kesakitan

" Ada apa Ly" tanya Ali cemas

"Ada benda keras yang nusuk bokong ku"

Ali tersenyum dan mempererat pelukannya. Benda kenyal yang berbentuk dua buah gunung menempel tepat di mulutnya, Ali tak sanggup lagi menahan hasratnya langsung menggigit payudara Prilly

" Auww; sakiiit" rengek Prilly

" Habisnya ngegemesin, kostum mu ini cocoknya bertarung di ranjang" ucap Ali tertawa senang

" Iya kah, tunggu apa lagi, let's go"

**********

Ali menggerutu duduk ditepian ranjsng dan tertunduk kesal

" Tahan bentar aja gak mau, tahan tahan"

" Sakit"

" Bentaaaar..... aja, kalo udah masuk gak sakit lagi, suer"

" kok abang tau, pernah lakuin sama siapa, cewek mana" Prilly merajuk

" Bukan, bukan , itu kata teman teman abang yang sudah berkeluarga,"dengan sabar Ali memujuk Prilly

" Ayolah sayang kita coba lagi ya, katanya sakit nya cuma sebentar selebihnya kenikmatan dan kebahagiaan untuk kita"

Prilly diam saja, Saat Ali mulai menjalan aksinya kembali dia hanya tersenyum. Ali pun semakin menggila tak satu pun lekukan tubuh Prilly selamat dari lidah dan bibirnya terlebih lagi saat mendengar desahan Prilly

Akhirnya pertahanan Prilly lemah, dia merasa tak mampu lagi melawan Ali, Dia hanya pasrah dengan apa yang dilakukan Ali

Saat junior Ali akan menghampiri pasangannya

" Ah sakit bang" Prilly ingin memberontak tapi dia takut Ali marah lagi, akhirnya meremas remas sepray untuk menahan sakit

" Tahan bentar sayang, ini hampir masuk" Ali melakukannya sangat pelan dan hati hati. Sebenarnya dia gak tega melihat Prilly kesakitan

Bluuush

" Aaah"

" Alhamdulillah, abang berhasil sayang" dengan gerakan perlahan tapi pasti Ali menuju puncak kenikmatan

" Ahhh" Ali terkulai lemas dengan cucuran keringat. Ali tidak menyadari ekspresi Prilly yang sejak tadi menahan sakit, perih sampai menangis

" Kok nangis si sayang, sini sini abang peluk" ali melingkarkan sebelah tangannya dipinggang Prilly dan tangan satu nya menjadi bantal bagi kepala Prilly

Prilly jadi nangis benenaran

" hue eeee , hik hik" membuat Ali kalut

" Cup cup ,......sayang, kalo dengar tetangga nanti di kira apa lagi" Ali mempererat pelukannya dan mencium dahi Prilly, miris hati Ali mendengar tangisan Prilly

" Sayang, maaf kan abang, seharusnya abang sadar Kalo Lily belum siap, kita tak perlu melakukannya dulu..........." panjang kali lebar Ali ngomong tapi tak ada tanggapan dari Prilly. Sedari tadi Prilly sudah berhenti menangis

" Sayang," Ali menepuk bahu Prilly
" Ya ela, dari tadi gue ngomong sendiri dia sudah fly ke alam mimpi,"

**********(

Pagi hari Prilly dan Ali melakukan aktifitas nya seperti biasa, sarapan bareng satu ke kampus satunya ke kantor

"Kamu sakit sayang,"tanya Ali

Prilly hanya menggelengkan kepala.

Ali mendekati Prilly
" Kalo sakit gak usah kuliah dulu, istirahat aja" Ali jadi cemas melihat Prilly diam saja

" Nggak kok, Aku baik baik aja"

" Terus kenapa kamu pake syal begini, kayak orang kedinginan," Ali bertanya

Prilly melepas syalnya

" Liat ini" Prilly nenunjuk lehernya banyak tanda merah

"semua ini gara gara kamu, Aku kan malu kalo diliat teman teman"

Ali tertawa geli , hampir menyemburkan makanan yang ada di mulutnya

"Aliii, kok malah ketawa sih"

" Eh gak da sopannya manggil suami namanya aja, dosa lo"

" Habisnya resek"

" Ya ya, maaf lain kali akan lebih hati hati, bikinnya agak ke bawah dikit biar gak keliatan" canda Ali

" Auk ah, emangnya sadar waktu buat stempel ini, aku berangkat dulu bang, Assalaamualaikum"

"






Tak Pernah Kelain HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang