PART 15.

1.6K 39 1
                                    


Hari ini tak ada jadwal kantor tambahan. Ali ingin secepatnya sampe di rumah.

" Sayang, abang mau pulang ne, siap siap di rumah ya" Ali bicara melalui hand phonnya pada Prilly

Terdengar jawaban di seberang handphon Ali

" Bang, Lily pulang telat ya, lagi kangen kangenan sama teman teman"

" iya deh tapi jangan lama lama telatnya"

" Thank yu my darling" jawab Prilly senang

" Bentar darling , udah tanya ke mama lum tugas ranjang untuk ku" tanya Ali

" Udah bang, tapi mama bilang tanya Ali aja apa maunya diranjang, dan gak boleh nolak, da ya bang nanti di rumah kita sambung lagi, babay" Prilly memutuskan sambungan phonnya

" Yes ,,,mama pintar menghadapi istriku yang memang masih kekanak kanakan, siap siap jadi pelatih ranjang, sang pelatih harus fit lahir dan batin" Ali cengengesan sendiri

Ali sampai diapartemen ketika hari menjelang magrib, masih sepi, Prilly belum pulang. Ali bersiap siap mandi dan sholat sendirian.

Jam delapan Prilly baru pulang. Dia menenteng bungkusan santapan malam.
Setelah meletakkan makanan dimeja makan Prilly langsung menuju kamar mencari Ali.

" Bang Ali, ...... assalaamu alaikum" panggil Prilly

Ali diam tanpa ekspresi, tak menjawab panggilan Prilly

" Bah, "Prilly coba mengagetkan Ali, tapi Ali tetap diam dengan wajah juteknya

" Bang" Prilly menarik narik lengan Ali

Ali hanya menoleh sesaat pada Prilly yang duduk disebelahnya kemudian kembali mandang kedepan

"Bang Ali sakit ?" Prilly meraba dahi Ali dengan punggung tangannya
" biasa aja, gak panas,,,,,,,bang Ali marah ya"

" Iya" bentak Ali singkat

Prilly kaget di bentak demikian.

" ma maaf " Prilly menggeser duduknya menjauh dari Ali dengan menahan air mata yang hampir jatuh

Prilly berusaha menenangkan hatinya yang sakit karena bentakan Ali
" Bang kita makan yuk" ajak Prilly

" Nggak nafsu" jaeab Ali lagi

Prilly bangkit dari duduknya dan berlari keluar kamar. Dihempaskan nya pintu kamar sekuat yang dia mampu.

Sekarang Ali yang kaget mendengar hempasan pintu.

" yah jadi dia yang marah" Ali keluar mencari Prilly di semua area apartemen sambil memanggil manggil Prilly

" Ya Tuhan tunjukkan dimana Prilly saat ini, aku menyesal sudah membentaknya, maaf kan abang Ly, Lily abang minta maaf sayang" Ali frustasi mencari Prilly diapun terduduk lesu disofa ruang tamu

Tiba tiba Prilly datang membawa 2 stel kostum karate

" Nih, ganti baju mu dengan ini" Prilly menyerahkan satu stel pada Ali lengkap dengan sabuk hitamnya, prilly menatap tajam pada Ali

" Ly, ada apa ini, maaf kan abang"

" Stop, malam ini penentuan hubungan kita, kita bertarung sampe tak ada lagi kekuatan yang tersisa" dengan lantangnya Prilly mengatakan itu

" Sayang abang mengalah, ampuni abang, abang gak mau Lily terluka, abang gak tega bertarung dengan Lily"
Ali menghiba pada Prilly untuk membatalkan pertarungan ini

" Tidak bisa, anggap aku bukan siapa siapa, lampiaskan kemarahan mu pada ku"

" Tidak";jawab Ali tegas

" Kalo kamu tidak mau bertarung kamu akan ku tinggalkan" perkataaan Prilly berhasil membuat Ali terkejut dan menyetujui untuk bertarung

" Baik lah, abang setuju. Tapi dengan syarat"

" Apa"

" Kalo abang menang, Lily gak boleh nakal ya, harus nurut kata abang"

"It's okey, kalo kamu kalah bang"

":Ya sebaliknya, ikut kata Prilly"

" Fine, kita singkirkan dulu meja, kursi dan benda benda lainnya" Prilly berkata dengan tegas nengajak Ali membuat arena pertarungan

" Nasib nasib, mama bukan nya bermesraan malah diajak berantem oleh istri ku" batin Ali dan menggeleng geleng kan kepala

Prilly tau apa yang dipikirkan Ali. Prilly tersenyum sembunyi sembunyi takut sandiwaranya ketauan

" Nah, sekarang kita ganti baju"

Ali akan pergi ke kamarnya untuk mengganti kostum, tapi langkahnya terhenti melihat Prilly menanggalkan pakaiannya dengan gerakan erotis, kini yang tinggal hanya pakaian dalamnya saja, pemandangan yang sungguh menggairahkan, aku berdecak kagum memandang tubuh sintal dan padat, Ali menelan ludah yang hampir memeleh, matanya tak berkedip jakunnya turun naik sampai akhirnya

" Hai, liat apa lo" bentak Prilly

" Eh iya" Ali berlari menuju kamar untuk ganti baju" oh my god izin kan aku memeluk tubuh sintalnya, izin kan aku mengecup bibir ranumnya, bukan menyakitinya"batin Ali dalam kegalauan

Lama Prilly menunggu Ali tak juga keluar kamar. Prilly menyusul ke kamar, Prilly hanya berdiri didepan pintu dan berteriak.

" Aliando bin Syarif ku tunggu kamu di kamar ku, dalam waktu lima menit kamu tidak muncul, kamu tak kan pernah melihat aku disini lagi" ancam Prilly tersenyum geli

Ali mendengar itu terkejut, dengan langkah lesu Ali menuju kamar Prilly.
Diketuknya kamar Prilly berulang kali tapi tak ada jawaban. Ali memutar gagang pintu dan mendorongnya perlahan lahan.

"Gelap, kenapa Lily suruh Aku ke sini ya"
Ali masuk dan mencari knop lampu

Ketika lampu dinyalakan,

" Selamat malam suami ku" Sapa Prilly

Ali hanya diam kebingungan menghadapi situasi yang mendadak berubah

" Kamu sungguh gagah dengan kostum itu. Aku jadi ingat kita dulu, dengan kostum yang sama kita belajar bersama

Ali masih terdiam sambil mengamati pakaian yang dipakai Prilly. Pakaian tipis sehingga memperlihatkan apa yang ada di baliknya

"Sini sayang, Kamu kan belum makan, mau aku suapi?"

Ali tetap diam dan memandang bola mata Prilly

" Biasa aja kale mandangnya, buka mulutnya, a a a am" Prilly menyuapi Ali seperti menyuapi anak kecil

" Abang harus makan biar bertenaga saat bertarung, mau berapa ronde Lily ladeni" ucap Prilly

" Tapi pakaian mu kenapa seperti ini" tanya Ali

*************

Whay, kenapa Prilly make lyngerhi😊😊😊😊




Tak Pernah Kelain HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang