Selesai makan Prilly buru buri pamit pada Ali
" Kak ma kasih ya makan siang ya , Lili balik kelas dulu"
Ali menjawab dengan senyuman
" Tuhan jaga hati ku, jangan sampe terlihat kalo Aku suka padanya," batin Prilly
" Lili, cerita kita belum selesai".
" Kak besok besok aja ya"
" Kalo hari ini kenapa, Lil
" Ali mengambil tangan Prilly dan menggenggamnya" Kak , lepaskan Lili malu diliatin orang Kak" Lili tertunduk malu
" Makanya cepat di jawab"
" Emangnya kakak tanya apa"
" Pernyataan satu tahun yang lalu"" Itu ya, Gini Kak, apa itu, ee... anu" Lili tak mampu mengeluarkan kata kata . Dalam hatinya berkata sesungguhnya Aku sangat mengharapkan engkau selalu bersama ku kak.
"sayang abang sama Lili tak berubah sedikitpun, Abang tak bisa kelain hati. Berusaha untuk itu tapi abang tak mampu" Ali menarik nafas dalam dalam lalu menyambung kalimatnya
" Apapun jawaban Lili abang terima walaupun itu akan menyakitkan"Lili memandang tepat di bola mata Ali, dia mencari kebenaran disana. Tiba tiba
Dia menepuk kedua tangan nya didepan wajah Ali seperti memukul nyamuk" Ais kanget tauu" ucap Ali
" Habis bang Ali serius amat, santai aja ngapa"" Abang takut keduluan orang lain"
" Apa abang pernah liat Lili deket sama cowok, yang ada abang yang sering gonta ganti cewek, Lili benci tau sama abang, Abang selalu bikin hati Lili sakit, abang selalu bikin Lili bertanya tanya apakah abang udah gak sayang Lili lagi, Padahal Lili sayang banget sama abang"Ali berbengong ria mendengar jawaban Prilly.
"Permisi kakak ,Assalaamu alaikum"
" wa alaikum salam"" Lili ," panggil Ali lagi" besok datang ya di acara wisuda"
" Gak bisa kak, Lili mau packing barang, buat pindahan"
" Kemana pindah nya"
" Ntar aja nyambung ceritanya, masuk kelas dulu, da kakak, muach".....................
Lili sendirian di apartemen. Pulang dari menghadiri wisuda mantan bosnya papa langsung ke kantor dan baru pulang larut malam. Lili memutuskan untuk menunggu papanya pulang.
Lili memandang setiap sudut apartemen. Wajahnya tampak sedih, karena ini adalah malam terakhir dia tinggal disini. Malam terakhir dia tinggal bersama papanya diJakarta. Nanti malam Prilly akan kembali ke Batam menghabiskan liburan semester.
Lili menghidupkan televisi di ruang tamu. Tak ada siaran yang menarik perhatiannya.
Prilli berbaring di sofa memandang langit apartemen. Dalam hati berkata " Aku akan sangat rindu tempat ini " tak sadar air matanya mengalir Prilly pun menangis dan akhirnya Prilly tertidur.
Jam satu dini hari Papa Prilly pulang bersama Ali pemilik apartemen,. Diliatnya Prilly tidur di sofa. Rahardian berbicara sejenak dengan Ali dan mempersilahkan Ali beristirahat dikamarnya
" Sayang, bangun" Rahardian membangunkan Prilly yang ketiduran di sofa
" Papa uda pulang" Prilly bertanya dalam keadaan masih ngantuk" Baru aja pulang, kamu kok tidur disini, ayo bangun, pindah ke kamar sayang" sambil berlalu kekamarnya
Tak lama kemudian Ali yang akan ke dapur melewati sofa.
" Pa"
Ali pun mencari sumber suara. Dilihatnya seseorang yang sangat dia kenal sedang tidur di sofa. Ali mendekat
Mendengar langkah kaki mendekat Prilly langsung memeluknya tanpa nembuka mata
" Papa, Lili khangen"
Ali pun senyum senyum sendiri menerima pelukan yang tak terduga. Dia membalas pelukan Prilly dan mengelus kepala Prilli
" Papa, gendong ........" pintanya manja
Gleek Ali menelan ludah, Ke kamar. Ali melihat ke arah kamar om Rahardian. Mungkin om sudah tidur. Gak pa gue bantu angkat.
Ali menggendong Prilly ke kamar yang berinisial khusus cewek. Ini kamarnya kali pikir Ali. Kamarnya tampak rapi dengan pernak pernik serba doraemon.
Di letakkan gadis itu dikasurnya." Papa, ... kiss" Prilly menunjuk pipinya.
Ali tersenyum senang. Diciumnya pipi dan kening Prilly. Ali melirik bibir Prilly "kalo bibirnya boleh gak" tanya Ali dalam hatinya dengan senyum nakalnya"Good nite papa"
" Hem" jawab Ali geli................
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Kelain Hati
FanfictionPrilly Rahardian nama ku, tamat SMU dengan prediket terbaik di kota ku Batam. sekarang aku melanjutkan kuliah di sebuah universitas di Jakarta. Aku di besarkan di keluarga yang biasa biasa saja, papa staf manajer di sebuah perusahaan swasta, mama p...