Di ruangan Direktur Ali merenung, Masa masa bersama Endru yang selalu ditemani adik perempuannya. Akhirnya Ali jadi akrab dengan adik nya Endru yaitu Prilly. Mereka sering bersama. Kalo Endru ada kegiatan Osis, Endru memintaku mengantar Prilly pulang.
Mengantar Prilly latihan atau latihan karate bersama. Kebersamaan itu menumbuhkan rasa sayang di hati Ali. Tapi Prilly menganggap Ali seperti abangPerasaan Ali untuk Prilly masih seperti yang dulu, ketika masih SMU di Batam.
Ali pindah ke Jakarta karena papanya ingin Ali memimpin perusahaan Syarief sambil kuliah di Jakarta.Dihari terakhir bersama Prilly diBatam, Ali menyatakan perasaannya pada Prilly. Tapi Prilly belum menjawab cintanya.
Saat itu jawaban Prilly tak penting bagi Ali , bisa mengatakan perasaannya pada Prilly sudah membuatnya senang.Ali mengenal sifat Prilly. Prilly laksana merpati, mudah di dekati tapi sulit di raih. Dia baik pada semua orang. Tapi bisa lebih buas kalo dia disakiti. Ali tak bisa menebak kebaikan Prilly selama ini padanya, apakah karena temen atau demen. Karena itu lah Ali tak berani menunggu jawaban hati Prilly. Takut kecewa.
Di Jakarta Ali bertemu kembali dengan Prilly. Dia masih seperti yang dulu tetap cantik, imut, mandiri, terkadang usil.
Ali sengaja gonta ganti pasangan di depan Prilly untuk melihat reaksi Prilly, nyatanya dia biasa saja. Tak keliatan cemburu .Cuma bawelnya nambah."Selamat pagi anak muda" suara om Rahardian membuyarkan lamunan ku
" Om, pagi om"
" Ada yang bisa om bantu anak muda?"
" Galau" jawabnya singkat
" Karena cewek kah?" Pancing Rahardian
" E...e..." Ali menggaruk garuk tengkung
Nya yang tak gatal" Gak mau curhat sama om?!!"
"Eee ...anu om, Ali kan suka seseorang , tapi kayaknya tu cewek tak berperasaan deh ke Ali. Kalo ketemu Ali bawaannya ngomel muluk. Dia mau mendekat, tapi kalo didekati dia malah menjauh,..................." curhat Ali panjang lebar tanpa malu malu lagi
Rahardian menahan tawa
" om, malah ngeledek, malas ah curhat sama om"
" Bukan, bukan itu maksud om " tawanya pun lepas " kisah mu mirip kisah om dulu, untuk mendapatkan cinta orang yang sekarang ini istri om"
Ali pindah duduk di sofa berhadapan dengan om Rahardian
" Terus, apa yang om lakukan"
" Berjuang dan terus berjuang, cari tau apa yang dia suka dan apa yang dia benci, berusaha jadi orang yang selalu diharapkan oleh nya, omong omong dia udah tau kalo kamu cinta dia"
" Dia itu dulu adik teman Ali. Ali pernah ungkapkan itu dulu masa SMU. Tapi gak ada jawaban, lalu Ali tinggal kan dia dan hijrah ke sini sama Papa dan Mama. Disini Ali ketemu dia, masih seperti dulu. Cuek, kayak gak butuh orang lain gitu. Jadi Ali takut mau ungkapin"
" Astagfirullo halazim, Syarif. Ternyata anak mu ini menurunkan sifat mu, menyerah sebelum mencoba."
" Apa papa ku penakut, om"
" Kalo masalah cewek, tapi kalo kerjaan papa mu jago nya," kata om Rahardian dengan mengacungkan jempol
"Om, ajari Ali sholat".
Rahardian menjawab dengan senyum
"Ali serius om, Ali ingin jadi imam yang baik"
"Ok, dengan senang hati, semoga kamu bisa jadi imam yang baik, dan semoga usahamu di Ridhoi Allah subhana huwataala, amiin"
" Amiin, amiin ya Allah"
" Papa mu besok akan ke sini Li, tunjukkan pada kedua orang tua mu bahwa kamu mampu jadi pemimpin, ok boy"
"Pasti om, semua ini berkat bimbingan om yang baik dan sabar.:
"Ya , ya itu berarti tugas om di sini selesai, om akan kembali tugas di tempat lama, itu perintah bos om " Rahardian berkata dengan suara pelan dan sedih
" Om akan kembali ke Batam, tapi sepertinya om kurang senang, kalo om masih ingin di sini, Ali bisa kok minta ke papa pertahankankan om disini"
...........
Disambung lain kali aje ye
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Kelain Hati
FanfictionPrilly Rahardian nama ku, tamat SMU dengan prediket terbaik di kota ku Batam. sekarang aku melanjutkan kuliah di sebuah universitas di Jakarta. Aku di besarkan di keluarga yang biasa biasa saja, papa staf manajer di sebuah perusahaan swasta, mama p...