Chapter 2

154 15 11
                                    

Chapter 2

Author POV

Tok tok tok...

Tak ada suara.

Tok tok tok...

Lagi lagi tak ada suara.

"Hoi! Bangun! Kapan kau akan bangun Asami!! Sialan, dia yang berjanji denganku dia malah masih molor di tempat tidurnya!" Bentak seseorang di luar pintu kamar Asami.

"Diam!" Terdengar suara yang menyahut dari dalam.

Siapa yang menggedor pintu kamar Asami?

Suara yang tak sopan, kasar, itu adalah kakak Asami, Yasutoki Chikamatsu. Kakak Asami satu-satunya dan sangat menjengkelkan menurut Asami.

"Kalau kau tak keluar, maka aku akan mengambil kunci cadangan kamarmu lalu aku akan menginjak punggungmu seperti yang kulakukan minggu kemarin!" tak lama kakak Asami mengatakan hal itu, Asami yang di dalam kamarnya komat kamit lalu membuka pintunya, kakaknya yang sudah memakai baju kaos biru muda dan celana training hitam itu melipat tangannya dengan mukanya yang sangat kesal.

"Kau kenapa? Jika kau marah kau akan cepat tua! Kau kan, sudah tua!" ledek Asami lalu pergi ke kamar mandi.

"Kurang ajar kau, kau yang mengajak untuk maraton pagi-pagi sekali bersamaku tapi kau yang lelet, ini bukan pagi lagi, lihat jam berapa sekarang?" Yasutoki menunjuk jam dinding, jarum panjang berada di angka tiga dan jarum pendek berada di angka delapan.

"Wekkk, makanya bangunkan aku dari tadi, itu tandanya kau juga telat bangun, kan? Kau juga sama!" dan Asami pun menutup pintu kamar mandinya.

"Hoi, jangan bicara asal-asalan! Jangan menuduh kakakmu ini bangun telat, kau juga kesiangan bangun untuk berangkat sekolah dan selalu aku yang membangunkanmu, berterimakasih lah pada ku. Aku ini penyelamat mu!" Kata Yasutoki dengan nada bangganya, Yasutoki setelah itu merasa jika dia bicara sendirian, memalukan!

Yasutoki Chikamatsu, dia kuliah di Universitas Nagoya jurusan musik. Dia memilih bernyanyi solo dan agak terkenal karena suaranya yang bagus. Dia dan Asami adalah penggemar berat Bruno Mars dari Amerika sana. Jadi, Yasutoki ingin menjadi Bruno Mars tetapi tidak didukung oleh adiknya sendiri. Asami bilang Bruno Mars hanya satu dan tak boleh ditambah, tapi Yasutoki hanya tertawa saat adiknya bilang seperti itu, dia menjawab Bruno Mars itu adalah orang yang memotivasi dirinya untuk menjadi penyanyi. Setelah mendapatkan jawaban dari kakaknya, Asami menampakkan muka polos ditambah terkejut, ekspresi Asami itu membuat Yasutoki tertawa terbahak-bahak.

Lanjut ke cerita

Setelah Asami mandi, mereka berdua menjalankan rutinitas setiap hari minggu, yaitu maraton keliling komplek. Kalian ingat Asami bertemu dengan Aya di Chapter sebelumnya? Rumah mereka dekat.

"Neesan." Panggil Asami.

"Ada apa? Tumben sekali kau memaggilku 'neesan'."

"Aku panggil 'neesan' salah, aku tidak memanggil mu 'neesan' salah. Jadi, apa mau mu sebenarnya NEESAN?!" Tanya Asami dengan menekankan kata 'niisan'.

"Ya sudah. Kau panggil aku neesan saja."

"Baiklah. Neesan, kau bawa uang?" Tanya Asami, seketika mereka berhenti.

"Ada kok, memangnya kenapa?" Tanya Yasutoki balik.

"Berapa kau membawa uang?

"Cukup banyak."

"Aku punya permintaan neesan, kabulkan permintaan adikmu ini."

"Apa itu?"

"Belikan coklat delfi untukku di mini market seberang sana," Asami menunjuk ke arah mini market yang bertuliskan 'Moe Mini Market'.

Tenshi No KoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang