Inikah ?

8.5K 295 11
                                    

Sejak keluarga lelaki yang telah meminangku datang, aku selalu berdoa kepada Allah di tengah heningnya malam memohon petunjuk keputusan apa yang hendak aku ambil dan ku berikan kepada keluarga yang baik itu. Sungguh, aku tak mau menyakiti ibundanya yang sangat berharap akan jawaban "iya" dariku. Namun, aku juga tak mau menyakiti teman yang sangat aku sayangi dan sudah ku anggap saudariku sendiri. Jikalau aku bisa mengalah dan memberikan kebahagiaanku hanya agar dia bahagia maka akan ku berikan dengan ikhlas.
Aku tak mau membuat ila bersedih karena aku mengambil sesuatu yang sangat di dambakannya.

Flashback

Malam sudah mulai larut tapi mata ini tak mau menutup. Apakah karena pikiran ini masih ingin berkelana mencari jawaban dari masa depan yang menentukan bukan hanya untukku tapi juga untuk seseorang disana. Aku mulai beranjak dari kasur yang sedari tadi aku tiduri. Kutengok ke samping ternyata ila tak ada di sana. Kuputuskan untuk mencari ila. beranjak dan berjalan menuju ruang tengah.
"Umi, bolehkah ila bertanya?" Suara itu sangat aku kenal.
"Bertanyalah ila. Umi tak pernah melarangmu bertanya." Sekarang giliran suara umi yang bergema di ruangan itu. Aku masih tak berani keluar dari tempatku berlindung di balik tembok yang memisahkan ruang tengah dan dapur. Aku tau sebenarnya ini tak sopan tapi rasa penasaranku yang besar mampu mengalahkan kesopananku.
"Apakah ikhwan yang melamar kifa adalah dia mi?" Tanya ila menatap penuh tanya kepada umi. Yang kulihat dari celah sempit pintu umi hanya diam tak menanggapi pertanyaan ila. Aku pun tambah penasaran. Siapa 'dia' yang dimaksud ila?.
"Apakah umi wajib menjawab pertanyaan kamu ini?" Ila hanya diam kemudian ia berpindah tempat duduk menjadi di samping umi.
"Pertannyaan umi membuatku tau apa jawaban dari pertanyaanku tadi." ila dan umi langsung berpelukan dan kudengar isakkan dari ila walaupun isakan itu terdengar lirih aku tau itu adalah perasaan ila yang sedang terluka. Ya Allah apakah ini jalan yang kau tunjukkan pada hamba agar hamba menolak pemuda itu?

Flashback off

"Kifa, apa yang kau pikirkan? Apakah sesuatu terjadi padamu tadi?" Lamunanku hilang oleh datangnya ila yang menepuk bahuku.
"Tidak ila. Aku hanya bingung dengan jawaban yang akan ku berikan pada keluarga itu." Jawabku jujur. Wajah ila sempat berubah entah apa yang membuatnya berubah namun ku tau pasti itu adalah bentuk kecemasannya tetang pemuda itu.
"Jawablah dengan hatimu, Allah pasti akan menuntunmu menuju jawaban yang terbaik." Ila tersenyum manis menutupi rasa sakit yang ku yakin sangat dalam.
"Ila bolehkah aku meminta tolong padamu?" Ila menoleh kepadaku kemudian duduk di sampingku yang berada di kasur.
"Boleh. Silahkan."
Aku sodorkan sebuah amplop kepada ila. Ila nampaknya bingung dengan surat yang ku berikan padanya tapi ila tetap menerima surat itu.
"Tolong berikan ini kepada ikhwan yang melamarku. Katakanya padanya kalo dia tetap ingin menikah denganku maka segera lamar dan nikahi aku seminggu setelah ia membaca surat ini." bola mata ila melebar tak percaya dengan apa yang aku katakan. Ya, akupun tak percaya. Tapi ini jalan yang Allah tunjukkan kepadaku untuk mengambil keputusan. Sekarang biar dia yang memilih tetap menerimaku atau tak melanjutkan ta'aruf ini.
"Kifa apakah artinya kau akan menerima dia menjadi suamimu? Apakah kau sudah tau bagaimana sifat dan bagaimana dia bekerja?"
"Aku tak takut jika sifat dia buruk, kau lihat aku kan ila. Aku ini adalah wanita yang buruk pula. Jika memang dia menerimaku maka kami memang cocok dengan keburukan kami." Aku menjawab ila dengan tenang berbeda dengan hatiku yang sangat gelisah.
"Ya. Tapi kau jangan khawatir kifa. Ikhwan yang melamarmu adalah ikhwan yang insyaallah baik sifat maupun rupanya." Ila tersenyum kembali.
"Bagaimana kau bisa yakin ila? Bahkan ia tak datang disaat itu." Aku ingin tau seberapa kenal ila dengan ikhwan itu.
"Aku hanya tau jikalau ia adalah ikhwan yang baik karena ila sangat dekat dengan ibunya dan terlihat sangat menyayangi ibunya." Aku tak tahu ila mengetahui lebih dari itu tapu aku tak akan bertanya lagi.
Ya Allah jika memang dia adalah orang yang kau ciptakan untukku. Bukan hanya untuk dunia tapi juga untuk akhirat. Maka mudahkanlah jalan ini.

Asslamualaikum sahabat-sahabatku yang telah meluangkan waktu kalian untuk baca cerita yang masih jauh dari kata sempurna ini. Terima kasih sekali lagi. Aku mohon jika cerita ini mengandung negatif mohon jangan di tiru ya ambil sisi positif dari cerita ini. Karena cerita ini aku buat berharap setelah membaca ini dapat menambah kencintaan kita terhadap ALLAH.

Attack A Fear (Saat Kau Menikahiku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang