Our dark memories (2)

9.2K 1.1K 48
                                    

Note : yang bacaannya "baba" dibaca papa yaa. Happy reading^^

-author pov-

Nampak seorang anak lelaki turun dari mobil mewahnya. Ia mengenakan seragam dengan rapi tanpa cela sedikitpun. Ia membenarkan sedikit kacamatanya lalu berbalik menghadap mobilnya. "Jadilah anak baik, Hao. Baba yakin kau pasti mendapat banyak teman."ucap pria yg berada di dalam mobil, diaambut anggukan dari anak itu. Ia memasuki sekolah dengan langkahnya yang lesu. 'Baba, Hao janji Hao akan jadi anak baik, tapi soal teman.." dan anak itupun menghela nafas panjang. Ia berjalan sambil menahan seribu tatapan yang menuju kearahnya.

'Sst, lihat itu si orang kaya itu.' 'Enak ya jadi dia, minta apapun pasti dibelikan.' 'Lihat sepatu dan tasnya. Pasti mahal sekali. Jika kita merusaknya maka habislah kita.' 'Kau benar. Ia pasti akan meminta ganti rugi 2x lipat.' Begitulah. Setiap harinya Xu Minghao menahan semua cibiran orang orang disekitarnya karena keluarganya yang kaya. Kadang ia menyesal dilahirkan di keluarga kaya. Ia ingat ketika pertama masuk sekolah, ia dijaga oleh beberapa bodyguard dan membuat seluruh orang takut mendekatinya.

Awalnya masih ada beberapa anak yang mau mendekatinya. Tapi suatu hari ketika ia bermain dengan temannya, salah seorang anak tak sengaja mendorongnya dan membuat Minghao terjatuh. Ketika itu pula bodyguard Minghao langsung memarahi anak itu dan memukul tangannya. Minghao sudah berusaha mencoba menghentikan bodyguardnya, namun tak berhasil. Hingga ibu anak itu menjemput anaknya dan memarahi Minghao yang ia kira hanya diam. "Semuanya! Jauhkan anak kalian dari anak ini jika kalian ingin anak kalian selamat! Orang orang kaya memang tak berhati!"lalu ibu itu pergi meninggalkan Minghao dan bodyguardnya.

Semenjak hari itu Minghao mulai dijauhi. Perlahan namun pasti semua teman temannya menjauhinya. Bahkan tak ada seorang pun yang mau duduk dengannya. Jika ada tugas kelompok, pasti ia tak dapat pasangan dan akhirnya ia sendirian yang mengerjakan tugas itu. Lalu ada seorang anak perempuan bernama Huang Feng Jia. Ialah orang yang berani mendekati Minghao meski sudah diperingatkan oleh teman sekelasnya. Awalnya Minghao ragu, namun melihat ketulusan Fengjia, ia pun mulai berteman dengan Fengjia.

Hari hari Minghao jadi lebih indah berkat Fengjia. Tiap harinya mereka selalu berdua, karna Fengjia lah Minghao merasa dunianya sedikit lebih berwarna. Minghao pun menceritakan soal Fengjia ke mama dan Babanya. Mama Minghao senang mengetahui hal itu, Babanya memberi respon seadanya. Minghao senang orangtuanya nampak senang ketika mengetahui tentang teman barunya.

Minghao dan Fengjia pun makin dekat. Seperti saat ini mereka tengah berada di taman dekat rumah Minghao, mereka bermain dengan bebas dan penuh tawa. Namun ada seseorang yang memperhatikan mereka. Ya, itulah mata mata yang diutus Babanya Minghao. Ternyata Babanya Minghao diam diam tak setuju Minghao berteman dengan Fengjia. Alasannya? Karena Babanya Fengjia merupakan seorang buruh. Sepele memang, namun bagi Babanya Minghao itu sangat penting.

Perlahan namun pasti orang suruhan Babanya Minghao mulai menerror rumah Fengjia. Awalnya mereka bisa menahan semuanya, namun orang suruhan Baba Minghao mulai bertindak keterlaluan. Mereka mulai menghancurkan dagangan milik Babanya Fengjia, lalu melempari rumah mereka dengan batu setiap harinya. Tak jarang batu itu mengenai tubuh Fengjia dan Babanya. Semenjak itu Fengjia mulai menjauhi Minghao.

Minghao merasa sedih Fengjia menjauhinya, ia tak tau alasan Fengjia menjauhinya. Asal ia mau bertanya, Fengjia pasti langsung menjauhinya. Namun suatu hari Minghao menyadari luka lebam di tangan Fengjia. "I-ini.. kenapa?"tanya Minghao. Fengjia hanya diam, tak berniat untuk menjawab. "Jawab aku Jia.., ini kenapa..?" Minghao menatap mata Fengjia dan Fengjia pun mulai menangis. Minghao yang melihat Fengjia menangis segera memberikan sapu tangannya, namun ia menolak.

"K-kau.., kau mau tau kenapa? Apa kau yakin kau tak tau semua ini Xu Minghao?"ucap Fengjia sinis. "Apa maksudmu, Jia?" "Ini semua berkat orang suruhan keluargamu. Jangan kira aku tak tau selama ini kau bermuka dua padaku, Hao. Awalnya kukira kau anak yang baik, tapu ternyata aku salah. Terimakasih sudah mau menemaniku yang miskin ini."ucap Fengjia. "Aku benar benar tak.." "Dan tak usah khawatir. Aku akan pindah jauh darisini. Dan mulai besok kau tak akan melihatku lagi Minghao."Fengjia pun meninggalkan Minghao sendirian. Ia sangat terpukul mengetahui selama ini sahabatnya terluka oleh ulah keluarganya.

Ia pulang kerumah dan mengurung dirinya dikamar. Ia sangat sedih ia kehilangan teman lagi. Mama Minghao yang tak mengetahui kejadian sebenarnya hanya bisa menatap sedih anaknya yang kembali menjadi pemurung. Sang Baba tak memberikan respon apapun. Seolah olah ia tak membuat kesalahan sama sekali. Fengjia benar benar pindah, meninggalkan Minghao sendirian bersama luka hati yang ia rasakan.

Semenjak kepindahan Fengjia, Minghao menjadi makin dijauhi. Ia tak lagi berniat mencari teman dan bersosialisasi disekolahnya. Ia tak mau kejadian yang sama terulang lagi. Ia berpikir lebih baik ia sendirian daripada membuat orang lain terluka. Dan inilah Xu Minghao, bocah kaya yang bisa memiliki semuanya, namun akan selalu merasakan kesepian dan akan terus menahan semua luka hatinya sendiran.

안녕!! Chanri hiyerr✋✋
Jangan salahkan chanri ya, chanri juga gatau kenapa chanri buat jadi gini. Huwaaa kasian minghao😭😭
Oiya, chanri fast update nih^^ mumpung libur, dan kayanya bakalan agak susah update kalo hari sekolah, jadi sabar menanti ceritanya yaa^^
Anyways, Vomment as always^^

*Chanri-ya*

Bully, change everything. [Junhao FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang