Will you forgive?

7K 803 112
                                    

-Jun pov-

Aku terdiam. Hanya terpaku memandang sosok yang selama ini menghantui pikiranku dan tanpa kusadari telah mencuri hatiku. Ya, sekarang aku yakin aku menyayanginya. Aku merasakan perasaan lega sekaligus sedih melihat kondisinya sekarang. Aku mengintip dari pintu, menatapnya yang sedang di dekati oleh Soonyoung. Ia terlihat sangat.. sangat mengenaskan. Aku menunduk, tak kuat menatapnya dalam kondisi seperti ini.

Aku masih berdiri di depan pintu, tak berani masuk dan mendekatinya. 'Kurasa aku tak pantas lagi mendekatinya.' Batinku. Aku mendengar Soonyoung memanggil Minghao yang dibalas oleh sapaan lirih darinya. Suaranya sangat lirih, dan cukup pelan. Aku menunggu di ambang pintu.

"Ya tuhan, siapa yang berbuat seperti ini."ucap Soonyoung panik yang membuatku melihat kearah Minghao yang terduduk lemas. Aku yang penasaran langsung masuk untuk mendekat, melihat apa yang terjadi dan pemandangan selanjutnya membuatku hatiku makin sakit.

Ia shirtless, menampakkan tubuhnya yang kurus, namun perhatianku tertuju pada lengannya yang memiliki bekas merah dan beberapa lebam. Bekas itu bekas cambukan dan lebam akibat benda tumpul. Aku memperhatikan badannya dan hampir semuanya memiliki bekas maupun lebam. Kaki dan tangannya terikat, pandangan matanya yang kosong menatap lantai, dan luka diwajahnya, sudah lebih dari cukup membuat hatiku tersiksa.

Soonyoung menepuk punggungku pelan, aku menoleh padanya. "Aku tau kau menyayanginya. Tatapanmu membuktikan semuanya. Pergi, tenangkan dia. Tatapan kosong Minghao itu berisi penuh akan ketakutan. Aku akan menunggu kalian diluar." Aku mengangguk dan Soonyoung meninggalkan kami berdua.

"Minghao.."

-Minghao pov-

'Kau tak pantas ada di dunia ini!' 'Mentang mentang kau kaya, kau pikir kau aman aman saja?' 'Kau tak pernah merasakan sakit kan? Sini aku ajarkan' 'dasar kau lemah. Menyerangku saja kau tak pernah bisa meskipun kakimu tak kuikat.' 'Daripada tak berguna lebih baik ku ikat saja'. Kalimat itu terputar selalu di otakku.

'Kau ini sebenarnya hanya menunggu waktu saja. Iya, waktu ajal akan menjemputmu. Hahaha'. Seburuk itukah aku? Sehina itukah aku? Apakah.. apakah aku memang akan mati dengan keadaan seperti ini? Dengan di cap sebagai si anak lemah?

Aku mendengar suara pintu dibuka. 'Oh apakah hari ini hukumanku datang lebih cepat?'batinku. Lalu terdengar suara 2 orang namja. Entah mengapa ketika mendengar suara salah satu dari mereka, aku merasakan hangat di hatiku. Hingga salah satu dari mereka menemukanku. Dan orang itu mendekatiku. Ternyata dia teman sekolahku, Soonyoung. Aku mengenali suaranya meski tak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena kacamataku rusak.

"M-Myeongho? Ini kau?"panggilnya. "Soonyoung.." "Astaga Myeongho" Dia memelukku dan tak sengaja mengenai bekas cambukanku. Ia pun panik dan aku mendengar langkah kaki. Aku tak tau siapa orang itu namun ia hanya terdiam. Aku dengar Soonyoung berbicara dengannya dan meninggalkan kami berdua

Aku masih memikirkan kata kata yang mengganggu pikiranku itu, hingga tiba tiba orang itu memanggilku. Aku mengadah dan melihat sosok Jun disana. Seketika aku teringat akan perlakuannya padaku.

Aku takut. Aku tak mau tersiksa lagi.

-Author pov-

Minghao menatap Jun dengan ketakutan. Jun hanya diam. Ia masih tak tau bagaimana menenangkan Minghao. Ia menyadari Minghao gemetaran, perlahan ia mendekati Minghao, namun Minghao menunduk dan menjauh. Jun tak mengerti dan masih mendekati Minghao. Jun membuka ikatan di kaki dan tangan Minghao.

"B-Berhenti.. kumohon." Ucap Minghao sambil menjauhi Jun. Jun duduk, menyamakan posisinya dengan Minghao. Makin jelas terlihat Minghao ketakutan hingga gemetaran "Aku.. aku hanya" "Kumohon.. pergi. Sudah cukup. A-aku mengerti rasa sakitnya sekarang" Ucap Minghao sambil menatap apa saja kecuali Jun. "Apa maksudmu?"ucap Jun sambil berusaha memegang tangan Minghao, yang langsung ditepis. Jun menatap mata Minghaon begitu juga sebaliknya. Seketika Jun mengenali mata itu. Mata namja imut di cafe. "J-Jangan.. jangan siksa a-aku. K-kumohon ampun.." "Hey, aku tak akan menyiksamu" ucap Jun memegang tangan Minghao.

Namun Minghao berteriak. Ia terus berteriak meminta ampun pada Jun dan semakin mundur namun tangannya tak dilepaskan oleh Jun. "Minghao.." "LEPASKAN AKU! KUMOHON.. KUMOHON AMPUNI AKU!" Teriak Minghao dengan tatapan ketakutannya sambil menangis. Jun memeluk Minghao erat. "LEPASKAN.. LEPASKAN" "Aku tak akan menyiksamu lagi. Aku.. aku menyesali perbuatanku. Mianhae.." setelah itu terdengar isakan. Ya, Jun menangis. Minghao juga menangis, namun perlahan ia mulai sadar. Ia terdiam dan menyadari dirinya berada di pelukan Jun.

Jun masih menangis. Ia merasa ia benar benar tak pantas lagi untuk mendekati Minghao. Ia merasa Minghao akan menjauhinya setelah ini. Tiba tiba ia merasakan sebuah tangan memeluknya erat. Ia segera melonggarkan pelukannya dan menatap Minghao. Kini mata itu tak lagi menampakkan ketakutan. Mata itu menatapnya dengan sangat tulus. "J-Jun hyung.., I-ini.. ini aku tak bermimpi kan?" Ucapnya pada Jun. Jun hanya diam menatap Minghao. "A-aku merasa bersalah padamu. Aku tau tak seharusnya aku bersikap seperti itu. Maukah kau memaafkanku?"

Minghao hanya tersenyum kecil, lalu mengusap airmata Jun. "Hyung, aku tak pernah marah padamu. A-aku, justru aku merasa aku tak pan--" Jun mencium bibir Minghao. Minghao hanya bisa membulatkan matanya, menyadari apa yang terjadi. Jun melepas tautan mereka, lalu berkata "Kau terlalu baik jika memaafkanku. Jangan bilang kau tak pantas. Justru aku ini yang tak pantas berada didekatmu. Aku yakin aku selalu membuatmu dalam bahaya nantinya." ucap Jun. Ia membuka blazer seragamnya dan memakaikannya pada Minghao. Ketika Jun akan beranjak pergi, Minghao menarik tangan Jun lalu memeluknya erat.

Jun kaget. Ia ingin berbicara ketika Minghao berkata. "J-Junnie hyung, a-aku tak mau lagi kehilanganmu. Aku tak mau kau menjauhiku lagi. Jangan berkata seperti itu hyung." Jun segera memeluk Minghao yang akan mulai menangis "Tapi aku takut kau akan terluka lagi, Minghao." "A-aku tak apa t-terluka, asal k-kau jangan menjauhiku lagi, hyung" Jun terdiam beberapa saat. "Baiklah, akan kupastikan kau baik baik saja berada di dekatku. Kajja kita pergi dari sini."

Lalu mereka berdua segera keluar dari rumah itu, dan mereka berdua bersama Soonyoung yang sedari tadi menunggu di mobil segera menuju ke rumah sakit untuk membersihkan dan memulihkan luka Minghao.

Di sisi lain ternyata ada yang tidak suka melihat kebahagiaan mereka. "Cih, apa bagusnya sih si kacamata itu? Lihat saja. Semua ini belum berakhir, Xu Minghao.."



Hoyy! Chanri is back~
Untuk chapter kali ini too much angst ya kkk~
Tapi banyak momennya juga kan wkwk
So, Vomment as always?^^

*Chanri-ya*

Bully, change everything. [Junhao FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang