5.

86 10 0
                                    

 Aku terpaku sejenak 'Nalla tadi mau bilang sesuatu tapi gadilanjutin sama dia... itu tentang Ravy dan kayaknya dia gasengaja ngomong itu karna dia lagi kesel. Tapi dia mau ngomong apa tadi ya? ah elah Nalla gue laknat lo ya bikin gue kepo setengah mampus
kayak gini' dumel ku dalam hati sambil berjalan menuju kelas

Saat di kelas

"Nal, tadi lo mau ngomong sesuatu kayaknya tentang Ravy. Cie keceplosan ya? sekarang kasih tau gue cepetan. Gue udah kepo terlanjur kepo" tanya ku dengan berbisik ke Nalla

"Apaansi? diem ah. Ntar diomelin sama Bu Nur udah tau Bu Nur killer kan. Mau lo di keluarin dari kelas?" jawab Nalla balik berbisik kepada ku dengan cuek

"Hmm kalo gitu tulis deh Nal tulis aja" ucapku sembari memberikan kertas kepada Nalla

Setelah aku memberikan kertas itu kepada Nalla, aku menghadap ke depan seolah-olah mendengarkan penjelasan dari Bu Nur. Sebenarnya sih, tidak. Ya jika ada sesuatu yang mengganggu fikiran ku, aku pasti tidak bisa fokus ke hal yang lain. Terutama belajar, karna belajar membutuhkan fikiran yang sangat fokus untukku.

Saat aku sedang sibuk dengan fikiranku sendiri..

"Iya, coba Nalla kerjakan nomor 2 ke depan dan setelah itu jelaskan" ucap Bu Nur

"Em ya, coba sekarang Alifia kerjakan nomor 3 ke depan dan setelah itu jelaskan" sambung Bu Nur

" .... " tidak ada jawaban dari ku, ya itu karna aku sedang melamun.

"ALIFIA RASYA" teriak Bu Nur membuat ku sadar dari lamunan ku dan segera bangun dari kursi ku.

Semua mata tertuju pada ku, iya kayak iklan. Tetapi ini sungguhan. Cukup hanya dengan Bu Nur meneriaki kalian, kalian akan langsung menjadi pusat perhatian. Jangan berfikir aku menjadi pusat perhatian hanya di dalam kelas, ini baru permulaan dari Bu Nur untukku. Kalian mau tahu aku tau dari mana? itu terlihat jelas dari senyum Bu Nur yang ditujukan untuk ku. Senyum kemenangan,senyum iblis,senyum ah sudahlah kalian bayangkan saja sendiri. Pasti tahu kan?

"Nak Alifia, kamu darimana saja nak? ibu baru lihat kamu sekarang. Dari tadi liburan ya? ibu yakin kamu gabisa ngerjain soal yang ibu kasih ini. Benar?" dengan senyum kemenangan yang bagitu terlukis indah di wajahnya.

"iya, benar bu" ucapku dengan wajah tertunduk kebawah.

"kalo gitu, sekarang kamu keluar dan menuju lapangan. Tahukan apa yang harus kamu lakukan? Hormat ke tiang bendera sampai jam pelajaran ibu selesai." ia mengakhiri kata-katanya itu dengan senyum iblis diwajahnya dan penekanan saat kata 'ibu selesai' 

"baik bu" ucapku sambil membungkukan badan, dan langsung keluar menuju lapangan sambil melihat jam di jam tangan ku. Menunjukkan pukul 14.15


'ARE YOU KIDDING ME?!' teriakku dalam hati dengan mulut yang menganga.

'ini panas banget... dan gue harus hormat ke tiang bendera ini selama satu seperempat jam?!'  keluh ku dalam hati. 

"hft" aku buang nafas dengan raut wajah lesu.

"OK! semangat fi! semangat semangat semangat!" aku berbicara dengan diriku sendiri.

Aku berjalan dan berhenti di depan tiang bendera dan hormat seperti yang diperintahkan oleh Bu Nur.

30 menit berlalu

yap, aku masih kuat karena cuacanya mendadak mendung. Hahaha sepertinya cuaca lebih menyayangiku dibanding Bu Nur karena cuaca langsung mendung setelah 15 menit aku berdiri disini. 'Hahh, rasanya sejuk banget. Ga nyesel deh dikeluarin dari kelas sekali-kali terus nikmatin udara begini. Sejuk banget aduh parah' ucapku dalam hati sambil membuka dan memejamkan mataku.

30 menit setelahnya

Aku rasa hanya cuaca yang menyayangiku, tidak dengan keadaan. Sepertinya keadaan sangat membenciku, karena tiba-tiba seseorang yang tidak ingin aku temui datang bersama anak geng nya dan duduk tak jauh dari dimana tempat ku berdiri. Iya, raut wajahku berubah drastis dan kalau mereka memperhatikan, seharusnya mereka tahu itu dan pergi. Tetapi ternyata mereka tidak memperhatikan atau bisa ku sebut tidak memperdulikan?

 "hft dasar anak-anak sombong, kenapasih engga ke taman belakang sekolah aja? kenapa harus ke lapangan?' omelku dalam hati.

"Vy, Fia lagi di hukum tuh" samar-samar terdengar suara dari salah satu teman Ravy, yaitu Dion. Ravy melihat kearahku lalu membuang pandangan. 'gausah liat-liat lu ngapainsih'  omel ku dalam hati

"Yah cuacanya cuma mendung-mendung gitu sih Vy, coba kalo panas kan lo bisa beliin dia minuman atau kali aja dia pingsan terus lo bisa gotong gitu kan. Atau kalau hujan lo bisa tiba-tiba bawa jaket tutupin kepalanya dia dari hujan. Cewek kan suka kayak di drama-drama gitu dah. Sayang sih cuacanya gantung, kayak lo sama dia. CIAAAAA" ledek salah satu temannya, yaitu Aji atau dipanggil juga Kalman karena berasal dari Kalimantan.

"CIA CIAAAA CIAAA" ledek Kalman diiringi dengan teman-temannya yang lain.

"YHA YHA" sambung teman-temannya yang lain. Ravy hanya diam dan sesekali nyengir kepada teman-temannya.

'WOI! HELLOO! gue bisa denger kalian kali kalo kalian ngomongin atau ngeledek guenya sekenceng itu. Belom aja lo gue kerjain satu satu. Boleh lah kalian punya geng. Tapi gue punya diri sendiri yang lebih bisa gue andelin lebih dari temen.' omel ku dalam hati dengan muka ku yang sudah memerah menahan amarahku yang sudah memuncak. Yah kalau kalian lihat lebih dekat aku sudah seperti petasan banting anak-anak yang sudah menggembung dan siap meledak hahaha.

Saat ini aku sadar, bahwa aku sangat membenci Ravy. Entah karena alasan apa, tetapi aku sangat membencinya sampai melihat wajahnya saja aku tidak mau. Untunglah sekarang sudah satu jam berlalu, jadi aku tidak harus melihat wajah mereka lebih lama lagi.

kring kring kring

Bel pulang berbunyi, artinya hukumanku pun selesai. 

Bu Nur melewati ku dan akupun membungkuk memberi salam dari jauh kepadanya, dan ia tersenyum kepadaku. Lalu aku duduk beristirahat. Aku tak habis fikir bagaimana bisa guru sebaik Bu Nur saat didalam kelas sudah seperti singa yang sedang bersiaga untuk mencari mangsa. Sangat menyeramkan. 

"Vy, gua abis beli ini nih dikantin masih dingin. Kasih Fia gih, gua yakin dia belom minum. Walaupun engga panas tapi haus pasti kan?" ucap Dion. Yah dia memang lebih baik diantara yang lain. Dan aku mendengarnya sekilas. Ravy mengambil botol itu, melihat ku sekilas dan bangkit dari tempat ia duduk.

Untuk sejenak aku benar-benar melupakan mereka yang ada tak jauh dari tempat ku sekarang duduk dan aku hanya memejamkan mata, menarik nafas panjang dan menikmati betapa sejuknya cuaca sekarang ini. Dan saat-saat seperti ini adalah saat-saat yang sangat aku sukai, karena pada saat cuaca seperti ini aku biasa mendapatkan ide untuk lirik lagu yang aku buat. Iya aku suka membuat lirik-lirik lagu tetapi membuat nada-nadanya? ah sangat sulit, aku tidak bisa hahaha.

Aku sibuk dengan fikiranku sendiri sampai tiba-tiba, 'ah dingin' ada yang menempelkan sesuatu yang dingin ke pipiku. Tanpa aku sadari aku membuka mataku dan didepan mataku ada tangan seseorang memegang em atau lebih tepatnya, memberiku minuman dingin. Dan saat aku mendongakkan wajahku kearah kanan atas, aku melihat wajah seseorang...

Aku terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa, dia..

*
*
*
*
*
*
*

P.S HAAAIII.... Gimana chapter 5 nya?? Kira kira siapa hayo laki-laki itu? SEBELUMNYA AKU MINTA MAAF BANGET KARNA UDAH LAMA GA NGELANJUTIN CERITANYA. Ya walaupun aku tau sih gaada juga dari kalian yang nunggu story aku ini:(( TAPI TETEP AJA AKU GAENAK HEHE. ALESAN AKU BARU UPDATE SEKARANG ADALAH KARNA AKU BARU DAPET IDE LAGII YEYY. Selama ini aku mau banget ngelanjutin cerita ini tapi aku bener bener buntu banget. BUT I HOPE KALIAN SEMUA SUKA SAMA CHAPTER 5 INI YAA. AKU BAKAL BERUSAHA LAGI BUAT BIKIN CERITA YANG LEBIH SERU LAGI. sooo kritik dan saran dari kalian bener bener aku butuhin bangett nihh💕💕

Jangan lupa ya buat COMMENT DAN VOTE NYAA. THANKYOUU💞  

Love,

susumilo✖️✖️

INTO YOU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang