13

46 4 0
                                    

Setelah kejadian itu aku tak lagi ingin memikirkan Ravy, sulit? sangat sulit. Tapi aku tak bisa berbuat apapun bukan? ia sudah meminta ku untuk melupakannya walaupun secara tidak langsung dan akupun sudah berjanji kepada diri ku sendiri untuk melupakan Ravy. Ah dan aku juga sudah berjanji kepada teman ku. Aku menjalani kehidupanku seperti biasa, karna aku sudah terbiasa tanpa ada dirinya selama 1 atau 2 tahun belakangan ini. Tak terlalu berbeda, aku sibuk dengan semua tugas ku, aku bahagia walaupun tak ada seseorang yang mendampingi ku ataupun menggantikan posisi Ravy. Namun, tak dapat ku pungkiri bahwa aku terkadang masih memikirkannya. Mungkin lebih tepatnya aku tiba-tiba teringat dirinya. Jika aku melihat suatu hal atau suatu kejadian yang pernah terjadi antara aku dan Ravy, aku secara tak sadar langsung mengingat dan menyebut namanya. Dan jika itu terjadi, butuh waktu 2-3 hari untuk aku dapat melupakannya lagi. Terkadang membutuhkan waktu 1 minggu untuk aku melupakannya.

Memang sangat sulit untuk melupakan seseorang yang sudah mengisi kehidupan mu selama 2 tahun, dengan segala kenangan yang belum pernah kau rasakan sebelumnya, dan melupakan seseorang yang begitu kamu sayangi. Memang sulit, tetapi bukan berarti tidak bisa bukan? jika kita memiliki niat yang besar, semua hal bisa saja kita dapatkan. Termasuk untuk move on, jika kita memiliki niat dan keinginan yang besar untuk melupakan seseorang kita pasti bisa mencapai itu semua.

5 tahun kemudian

Aku sudah sudah menginjak angka 26 tahun ini, aku sudah bekerja sebagai psikolog di salah satu rumah sakit swasta di daerah Jakarta. Namun aku juga membuka konsul diluar jam kerja ku di rumah sakit, seperti datang di suatu cafe agar mereka yang ingin berkonsultasi lebih merasa rileks dan nyaman. Tentunya bukan cafe yang ramai akan pengunjung, ataupun jika menginginkan tempat yang lebih sunyi dapat dirumah ku. Aku sangat menikmati dan menyukai diriku yang sibuk bekerja. Aku berhasil melupakan Ravy? tidak. Aku tidak melupakannya, aku hanya menghilangkan perasaan ku yang lebih dari teman kepada nya. Aku membencinya? tidak. Untuk apa aku membencinya? bahkan jika sekarang ia tiba-tiba saja muncul dihadapan ku, aku akan tetap senang melihatnya.

Saat aku sedang bekerja di rumah sakit dan mendekati jam-jam aku selesai praktek, tiba-tiba salah satu perawat memberikan suatu map kepadaku. Ya, itu adalah map yang berisikan data pasien. Saat aku memanggil nama yang tertera pada map itu, seorang anak kecil datang kepadaku. Ia adalah pemilik dari nama tersebut Ranelina Putri Hermawan. Ia tak datang sendiri, ia bersama seorang perempuan cantik. Sesi konseling ku dengan anak kecil tadi pun berakhir. Sebenarnya tak ada yang salah dengannya, ia hanya seorang yang memiliki kepribadian introvert. Karena, saat aku mengajaknya berbicara untuk beberapa kali ia mulai terlihat hanyut dalam topik yang ku tanyakan kepadanya. Dan ia terlihat antusias saat menjawabnya, ku rasa ia hanya mengalami sedikit kesulitan untuk mulai membuat suatu ikatan pertemanan.

Saat aku membuka pintu untuk pulang, tiba-tiba ada suara seorang pria dari belakang ku.

"Fia?" ujarnya. Refleks aku langsung berbalik untuk melihat siapa yang memanggilku.

Aku terdiam sejenak dan berfikir siapa pria yang ada di depan ku ini, belum selesai ku berfikir pria itu menyebutkan namanya.

"Ravy" . Perkataan itu cukup untuk membuat mata ku terbelalak dan mulut ku yang sedikit terbuka. "Ravy? Ravy yang sma di Eventh Dixos?" tanya ku dengan nada bingung.

"iya ini gua" jawabnya dengan tawa kecil.

"oh.. hai haha" sapa ku canggung.

"lo udah selesai kerja kan? bisa ngobrol bentar?" tanya nya kepada ku.

"udah sih, mau dimana emang?" jawabku.

"cafe deket sini aja, yaudah yuk" ajaknya.

"yaudah ketemuan disana aja ya, gue bawa kendaraan sendiri aja" jawabku yang langsung pergi meninggalkannya. Aku benar-benar masih terkejut akan kemunculan Ravy tiba-tiba, sepertinya aku harus berhati-hati saat berbicara. Karena, saat ini apa yang aku bicarakan benar-benar terjadi. Aku menuju cafe yang dimaksudkan Ravy, saat aku sampai disana ia sudah ada disana. Lebih tepatnya ini seperti toko coklat yang menyediakan tempat duduk dan beberapa minuman. Karena sepertinya ia spesialis coklat, karena itu aku menyebutnya toko coklat yang menyediakan beberapa fasilitas untuk konsumennya. Saat aku sampai Ravy sudah membelikan ku sebuah greentea blanded dan sebuah coklat almond.

INTO YOU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang