Pasal VI

71.5K 5K 68
                                    

Recitals:

Permasalahan antara Para Pihak tidak akan serta merta mengakhiri cerita ini, dan Para Pihak setuju untuk tetap menjalankan kewajiban masing-masing.

---


Keduanya berjalan melewati lorong yang sudah kosong.

"Ke pantry dulu ya, Bang, takutnya Alit masih nunggu," kata Em, membuat Jere menoleh, sambil masih berjalan.

"Alit?"

"Iya, Alit OB. Kalau saya lembur sampe malem banget, biasanya saya minta ditungguin. Serem juga disini sendirian," kata Em lagi, sambil mencoba mengimbangi langkah Jere yang cukup lebar.

"Emang dia pulang jam berapa biasanya?"

"Kadang jam 8 atau setengah 9, Bang. Tapi karena tadi jam 7an saya tahu kalau kerjaan saya bakal bikin saya lama di kantor, saya langsung minta Alit nungguin saya. Biasanya sih saya emang cuma bakal bertahan sampe jam 12,"

"Emang lo pernah pulang semalam ini, sebelumnya?"

"Kalau disini sih belum, Bang. Di tempat yang dulu pernah. Disini kemaren paling lama setengah 11, itu juga berdua Bella, jadi ga minta ditungguin Alit. Sebelum ini juga baru sekali sih minta ditungguin Alit, ini yang kedua," kata Em lagi, sementara Jere mengangguk.

"Eh, Bang Jere tunggu disini aja, saya ke pantry manggil Alit," kata Em, ketika mereka sampai di dekat lift. Jere mengendikkan bahu sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding. Dia tidak membawa tas sama sekali, cuma memegang ponselnya. Em sendiri langsung berlari kecil ke arah pantry, dan melongok ke dalam. Alit memang masih di dalam.

"Mas Alit, ayo balik. Gue udah beres," kata Em, sementara Alit mengangkat kepalanya, yang dari tadi tertunduk menatap ponselnya.

"Astaga Mbak Em, saya pikir bakal sampe subuh," kata Alit sambil berdiri dan meraih tas kecilnya di meja, lalu mengekor Em keluar pantry. Alit tidak lupa mengunci pintu terlebih dahulu.

"Lho? Mbak Em sama Pak Jere?"

Em bisa mendengar Alit berbisik sebelum mereka mulai berjalan.

"Eh, iya, tadi Bang Jere ternyata masih di kantor juga," kata Em, sementara keduanya mulai berjalan ke arah Jere, yang sibuk dengan ponselnya.

"Selamat malam, Pak Jere," kata Alit hormat ketika mereka sampai ke tempat Jere menunggu. Pria itu mengangkat kepalanya dan mengangguk kecil ke arah Alit, lalu berjalan ke arah lift, diikuti keduanya.

Lift berdenting dan membuka, lalu ketiganya masuk ke dalam. Keheningan menyelimuti kotak kecil itu, sementara mesin membawa mereka turun dari lanta 17.

Em tahu Alit pulang-pergi kantor dengan motor, dia tinggal di Bintaro. Karenanya, Alit tetap tinggal di lift ketika dia dan Jere turun di lantai dasar, karena kata Jere, mobilnya memang diparkir di lantai ini tadi.

Yeah, Jere akan mengantar Em pulang malam ini.

"Serius, saya bisa naik taksi, Bang," kata Em ketika mereka berjalan keluar lift.

"Lo udah baca post-it gue di laptop Nanda, kan?" kata Jere, yang sepertinya tadi sudah melihat Em cukup lama di ruangan middle associate.

Em tidak bersuara.

"Gue udah bilang, lo pulang sama gue. Kalo besok lo ga masuk sedangkan disitu ada bukti lo pulang sama gue, dan itu tulisan gue sendiri, gue bisa jadi orang pertama yang jadi tersangka kalo misalnya lo kenapa-napa," kata Jere. Lagi-lagi Em hanya terdiam, dan cuma bisa mengekor di belakang Jere.

Dark Times (Adult Content) [Available On Google Books] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang