~prolog~

553 6 0
                                    

"Ma, seperti apa dunia kita ini? Indahkah? Kenapa aku tidak pernah di izinkan keluar, ma?" Tanya seorang gadis kecil

"Untuk saat ini memang tidak, tapi nanti saat kamu dewasa" jawab seorang perempuan yang cantik. Ibunda.

"Benarkah yang dikatakan itu, pah!? Kapan aku dewasa nanti yaaa?" Ujar gadis itu senang sambil melihat langit

"Mika, kamu tenang saja. Suatu saat, kamu pasti akan keluar dan melihat betapa indahnya duniamu ini" kata seorang lelaki. Ayah. Yang dikenal raja William

~

Yahh.. itulah salah satu kenangan masa kecilku.. kenangan indah yang membuatku tidak ingin melihat duniaku yang begitu buruk ini. Kenangan yang membuatku membenci dunia ini karena telah merenggut kedua orang tua ku. Mereka mati tepat dihadapanku. Di bunuh tepatnya. Alasannya? Entah. Mungkin karena cemburu dengan ayah yang seorang raja? Atau mungkin tidak menyukai kehadiran ibuku? Intinya seharusnya aku telah mati bersama mereka. Tapi aku malah lari. Dan akhirnya, aku membenci diriku yang penakut ini.

"Hei, Mika.."

"..."

"putri Mika.!"

"Ah!? Ada apa Ivana?"

"Putri melamun lagi, sudah berapa kali kubilang, jangan suka melamun"

"Maaf"

"Jadwal putri hari ini hanya mengecek dokumen kerajaan" kata Ivana, pelayan pribadiku sembari membolak-balikkan sebuah kertas

"Benarkah? Bagaimana dengan latihan?" Tanyaku

"Cukup bagus, jadi Putri tidak perlu lagi latihan berpedang, berkuda, dan bela diri"

"Ooh..." , semenjak orang tua ku meninggal, aku telah diajarkan banyak hal termasuk cara berperang karena takut aku akan mati terbunuh tepatnya dibunuh. Dan sejak saat itu, aku telah diangkat menjadi ratu penguasa Silvandia berdasarkan ramalan batu Ermer.

Tempat yang ingin kami tuju telah terlihat, Ivana membuka pintu dan akupun dapat melihat 4 tumpukan dokumen diatas mejaku. Ughh. Inilah yang tidak kusukai, duduk dan membaca sampai bosan dan pegal.

"Baiklah, putri, permisi" kata Vana keluar yang sekaligus mengawali penderitaanku.

Aku menatap mejaku dengan tatapan kosong. Sudah sewajarnya penguasa Silvandia mengerjakan hal seperti ini, tapi ini sangat membosankan untuk anak berumur 12 tahun!

"Hai" sapa sebuah suara

Aku mengangkat kepalaku. Gadis itu lagi. Gadis berambut putih silver sama sepertiku. Entah dari mana dia datang. Mungkin dari negeri-antah-barantah.

"Hai" balasku bosan

"Main yuk! Atau kita cerita-cerita gitu?" Ia melihat tumpukan kertas dihadapanku "Kamu nggak bosan apa melihat kertas itu?" Lanjutnya lagi

Aku menghela napas. "Sebelum itu, siapa nama mu? Aku tidak tahu harus memanggilmu apa"

"Mine" jawabnya cepat

"Baiklah Mine, saat ini aku sibuk. Jadi jangan ganggu" ucapku kesal. Aku bertemu dengannya seminggu yang lalu. Mine selalu menghilang dan muncul tiba-tiba. Sepertinya hanya aku yang bisa melihatnya atau mungkin dia adalah ilusi dari imajinasiku? Entah. Yang jelas dia sama dengan ku. Selalu merasa 'kesepian'. Dan walau gadis itu menjengkelkan, aku tetap senang dia ada disini.

~

Akhirnya memeriksa dokumen telah selesai. Mine pergi lagi setelah selesai bercerita dan bernyanyi selama 3 jam penuh. Ugh. Badanku encok rasanya. Sebuah amplop putih kupegang sambil menyusuri koridor taman. Aku penasaran dengan isinya dan membukanya.

Amplop itu berisi surat pernyataan perdamaian antara 4 kerajaan besar. Mmh... maksudnya kerajaan Silvandia(utara), Wedsteindia(selatan), Blackhorndia(barat), dan Harsweiddia(timur) ingin melakukan perjanjian perdamaian dengan syarat....

Glek!

Aku mematung saat membaca kata 'syarat' dalam surat itu.

'Masing-masing kerajaan harus mengutus keluarga kerajaan untuk bersekolah di Thuskia Academy pada tahun ajaran baru baru ini'

...

Steak kesukaanku terpampang dihadapanku. Aku mulai mengunyahnya dengan pikiran yang melayang-layang. Banyak pertanyaan yang muncul dikepalaku dan salah satunya ialah, siapa yang akan kuutus? Tepatnya, siapa keluargaku yang akan kuutus? Semua keluargaku terlihat membenciku dan mereka membantah kenyataan bahwa akulah yang terpilih batu Ermer untuk menjadi penerus kerajaan. Hanya karena aku bukan anak laki-laki dan... karena ibunda bukanlah seorang dari kalangan bangsawan. Hanya itu..!

Aku terus berpikir. Jika hanya Silvandia yang tidak mengindahkan syarat itu, kira-kira apa yang akan terjadi..!?

Mungkin akan terjadi perang? Atau pemberontakan? Atau.. atau... uugghh..!!

Yahh.. yang jelas aku telah membulatkan tekad dan membuat keputusan. Walau keputusanku ini terdengar konyol tapi sepertinya ini adalah pilihan terbaik yang kupunya. Yah, inilah yang terbaik.

~

Ini adalah sebuah dunia yang entah kenapa terbagi menjadi 4 kerajaan besar. Di sana memiliki ciri khasnya masing-masing. Ada elf, vampir, werewolf (manusia serigala), dan manusia. Walau kebanyakan yang terlihat hanyalah manusia dan elf.

Seperti itulah duniaku

~>
~>

Hy readers...! Gimana? Gimana? Ini adalah novel ke-2 ku..! Yeeyy! *pletak
Jadi, rencananya novel ini akan di rilis seminggu sechapter, jadi sabaarr yaa...(?) Tapi itu kalo author kagak sibuk ( ̄▽ ̄)

My Beautiful KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang